Beda Itu Masalah, Masalah Itu Penting...

Posted: Kamis, 12 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Setiap perbedaan menjadikan pribadi kita sebagai persembahan terindah bagi karya kita dalam rencana Tuhan...

There's a place in your heart
And I know that it is love
And this place could be
Much brighter than tomorrow
And is you really try
You'll find there's, no need to cry
In this place you'll feel, there's no hurt or sorrow, there are ways to get there
If you care enough for the living
Make a better place...

Heal the world
Make it a better place, for you and for me, and the entire human race
There are people dying
If you care enough, for the living
Make a better place, for you and for me...

...



Beberapa waktu lalu, lagu Heal the World-nya Michael Jackson ini menjadi sangat 'meledak', terutama setelah meninggalnya The King of Pop itu. Menjadi sesauatu yang istimewa ketika kita nantinya mampu menjadi pribadi yang 'menyembuhkan' bagi dunia di sekitar kita.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah sejauhmana kita menjadi pribadi yang mampu promote your-self? Ini penting, karena tanpa kita mampu mempromosikan diri kita, maka menjadi sebuah keniscayaan kita mampu menjadi 'obat' bagi dunia di sekitar kita.

Kesempatan ini akan saya bagikan cerita-cerita hidup yang mampu menginspirasi perjalanan kita sehari-hari...

Leading Change...

Posted: Selasa, 10 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Why Transformation Efforts Fail?
Sepertinya pertanyaan ini lebih tepat saya sampaikan daripada sekadar menanyakan kabar sahabat sekalian. Karena saya selalu yakin sahabat sekalian berada dalam kondisi yang kondusif untuk terus bertumbuh.

Para pemimpin yang berhasil mentransformasikan bisnisnya dengan melakukan delapan tahap dengan benar dan mereka melakukannya langkah demi langkah secara berurutan, adalah mereka yang sebenarnya mengenal dengan baik apa yang menjadi keunggulannya sebagai seorang leader.

Pelajaran yang paling umum untuk diambil dari kasus-kasus pengalaman yang sukses adalah bahwa proses perubahan berjalan melalui berbagai fase, yang jika ditotalkan biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang. Melangkahi salah satu tahap hanya menciptakan ilusi mengenai kecepatan dan tidak akan pernah menciptakan hasil yang maksimal apalagi memuaskan.

Pelajaran kedua yang paling umum adalah kesalahan kritis dalam salah satu fase dapat menciptakan dampak yang buruk. Mungkin karena kita memiliki sedikit pengalaman dalam memperbaharui organisasi, walaupun orang-orang yang paling mampu pun seringkali melakukan kesalahan, atau sekurang-kurangnya satu kesalahan besar.

Become a Boss

Posted: Senin, 09 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Tes awal kepemimpinan kita terjadi pada saat kita mendapatkan tugas untuk mengatur orang lain. Hampir semua manajer baru mengalami kegagalan pada tes ini dikarenakan banyak pengertian yang salah mengenai arti memimpin. Walaupun bagi individu yang paling berbakat sekalipun, proses menjadi seorang pemimpin merupakan suatu proses yang sulit, sebuah proses pengembangan diri secara terus menerus.

Organisasi mengalami kerugian finansial yang cukup besar, ketika seseorang yang dipromosikan, karena performa individu yang baik sekali dan berkualifikasi tapi tidak mampu beradaptasi dalam mengambil tanggung jawab manajemen. Kegagalan demi kegagalan tidaklah mengejutkan, mengingat transisi yang harus dialami merupakan transisi yang sulit. Rasanya terlalu besar bagi siapapun juga untuk menanganinya. Dan apapun juga jenis pengalaman para pemimpin, yang pasti pengalama-pengalaman mereka tidak seperti ada hubungannya dengan kepemimpinan.

Namun yang cukup mengejutkan adalah begitu sedikit perhatian yang diberikan mengenai pengalaman-pengalaman para manajer baru dan tantangan-tantangan yang mereka hadapi. Untuk menolong para manajer baru melewati ujian pertama mereka, kita perlu membantu mereka untuk mengerti apa sesungguhnya arti memimpin. Kebanyakan dari mereka memandang dirinya sebagai manajer dan sekaligus pemimpin; mereka menggunakan kepemimpinan dalam kata-kata; dan mereka pasti merasakan beban besar dari kepemimpinan.

Business Plan

Posted: Minggu, 08 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Bulan-bulan ini biasanya menjadi bulan yang menyibukkan bagi Anda para pelaku usaha. Time to make business plan... Ya, waktunya menyusun business plan selain tentunya evaluasi dan monitoring yang sudah include di dalamnya...

Business Plan (Rencana Bisnis) adalah dokumen tertulis yang mendeskripsikan bisnis yang kita ingin mulai dan bagaimana mengupayakan agar bisnis itu menguntungkan. Rencana Bisnis biasanya dimulai dengan pernyataan yang menguraikan secara singkat maksud dan tujuan bisnis, dan selanjutnya bagaimana cara pemilik bisnis akan mewujudkan tujuan itu, termasuk strategi pemasaran terperinci.

Rencana Bisnis yang lengkap juga mengandung analisa balik-modal, proyeksi rugi-laba, dan analisa arus kas yang dirancang untuk memperlihatkan bahwa jika bisnis berkembang sesuai harapan, ia akan menghasilkan uang.

Apakah perlu membuat Rencana Bisnis sekalipun kita tidak akan meminjam uang? Tentu saja.

Rencana Bisnis bukanlah sekedar pajangan di etalase untuk menarik investor potensial atau sekedar memasarkan bisnis kita ke pemberi kredit potensial. Rencana Bisnis yang bagus seharusnya menjual kita, pemilik potensial, tentang kelangsungan hidup keuangan dan kesehatan dari ide bisnis kita.

Menciptakan Rencana Bisnis akan 'memaksa' kita untuk memikirkan hal-hal penting sebelum kita memulai bisnis kita, - misalnya bagaimana kita akan mengumpulkan uang dan apa strategi pemasaran dan biaya awal yang kita proyeksikan - dan akan menolong kita memastikan apakah ide kita itu ampuh.

Kalau kita menulis Rencana Bisnis, lengkap dengan analisa balik-modal, perkiraan rugi-laba, dan proyeksi arus kas, kita dapat mengolah ide kita dan memperbaikinya sebelum kita memulai bisnis. Di sisi lain, kita bisa secara jujur melihat angka-angka bisnis kita dan mungkin menemukan bahwa keuntungan yang diharapkan tidak bisa terwujud.

Dalam hal ini, salah satu maksud terpenting dari penulisan Rencana Bisnis adalah untuk memberitahui kita agar tidak membuka bisnis yang buruk.

Kesuksesan Eksekusi Strategi

Posted: Kamis, 05 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Beberapa waktu lalu, tepatnya Februari 2008, ada sebuah hasil survei intelijen dengan responden hampir 140 manajer dan eksekutif puncak di Indonesia. Survei ini dilakukan untuk semua jenis bisnis. Hal yang menarik dari survei ini adalah keterlibatan teman-teman saya dari credit union di Kalimantan Barat dan Jawa Timur sebagai bagian dari responden. Temuannya: ada lima faktor penyebab kegagalan implementasi strategi. Pertama, komunikasi yang tidak jelas menyangkut akuntabilitas dan tanggung jawab. Kedua, pertukaran informasi yang kurang baik antar-individu ataupun antar-unit yang bertanggung jawab atas implementasi strategi. Ketiga, strategi itu sendiri memang tidak jelas. Keempat, ketidakmampuan mengelola perubahan secara efektif atau menyelesaikan resistensi internal. Dan terakhir, kurangnya rasa memiliki (sense of ownership) atau keterlibatan staf kunci dalam menyusun strategi dan implementasinya. Yang tidak kalah menarik, kelima hal tersebut juga dialami para manajer dan eksekutif di Amerika Serikat – hanya urutannya yang berbeda – sebagaimana dilaporkan oleh Prof. Herbiniak dari Wharton Business School.

Berdasarkan riset tersebut, maka ada 10 tip yang dapat kita gunakan untuk mengurangi hambatan di atas agar strategi dapat diimplementasikan seperti yang direncanakan.

Prospek Profesi Anda

Posted: Kamis, 05 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
1

Setiap profesi memiliki masa keemasannya sendiri-sendiri. Mulai dari si Mamat yang jadi tukang semir sepatu sampai ilmuwan mesin roket dan dokter bedah plastik. Tidak seperti siklus yang kerap terjadi di dunia fashion, beberapa profesi mempunyai pola berbeda dan seringkali konstan. Sejumlah profesi tampaknya juga tidak bisa berkembang, dimodifikasi, atau didaur ulang menjadi profesi yang lebih baik. Dengan kata lain, profesi yang Anda geluti saat ini belum tentu ‘aman’ di masa depan.

Apa maksudnya?
Artinya, pekerjaan-pekerjaan yang ‘hot’ saat ini mungkin tidak begitu menggiurkan lagi di masa mendatang, 10-20 tahun lagi misalnya. Coba bayangkan pada masa sekitar tahun 70-an atau 80-an, bahkan sebelum era milenium baru, siapa yang bisa menduga bahwa hampir setiap rumah tangga akan memiliki PC alias personal computer sendiri? Pasti beberapa dari kita sudah menyadari apa yang terjadi pada beberapa profesi di zaman dulu. Tapi apa yang mungkin terjadi pada industri-industri tertentu di masa datang? Tidak ada yang tahu dengan pasti. Tetapi setidaknya Anda bisa mengikuti tips-tips di bawah ini untuk sedikit membuka pandangan Anda tentang masa lalu, masa kini dan bagaimana nasib karir Anda di masa depan.

Crazy-tivity to Improve Competitiveness

Posted: Senin, 02 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Dalam persaingan bisnis, manajemen dituntut untuk selalu kreatif dalam melakukan inovasi. Namun, banyak inovasi yang akhirnya kandas dan justru inovasi atau kreativitas dari ide gila, yang sukses.

Richard Branson, CEO Virgin Group, yakni perusahaan yang pertumbuhannya lebih cepat daripada Microsoft, Google dan Amazon.com, telah membuktikannya. Banyak ide brilian sekaligus 'gila', yang berhasil ia realisasikan. Ia merupakan salah satu orang terkaya dunia (versi majalah Forbes) tahun 2008, dimana kekayaannya diperkirakan mencapai US$ 2.4 triliun. Branson merupakan satu-satunya orang di dunia yang telah berhasil membangun perusahaan senilai US$ 7 miliar di 7 sektor usaha yang berbeda. Ia tergolong sukses membuat mimpi menjadi kenyataan.

Seperti ditulis dalam buku Richard Branson: A Crazy Global Entrepreneur, bahwa Virgin Group merupakan salah satu merek gaya hidup ternama, terpercaya, dan dinikmati oleh jutaan orang di dunia. Salah satu usahanya adalah perintis layanan pariwisata ke luar angkasa.

Apple, juga merupakan perusahaan yang berkembang dengan basis inovasi. Sejak tahun 1976, dengan desain dan konsep bisnis yang baru, Apple terus melakukan perbaikan dan menciptakan penemuan baru. Hasilnya, Apple mampu menjual lebih dari 100 juta iPod dan lebih dari 3 miliar iTunes. Ketika banyak industri rekaman bertumbangan, Apple justru mampu menjangkau pendengar dari generasi baru, dan layanan yang diberikan tidak hanya musik, tetapi juga ramalan cuaca via iPod, acara-acara radio, televisi, film, dan lain-lain. Ditahun 2008, kapitalisasi pasar Apple mencapai angka 105 miliar dollar. Angka tersebut di atas Dell Computer dan sedikit di bawah Intel.

Mesin pencari Google, merupakan salah satu perusahaan yang terus melakukan perbaikan inovasi. Dengan kemampuan teknologi dan bakat-bakat cemerlang di bidang teknologi informasi, Google mampu mengorganisasi informasi di dunia, dan membuatnya bisa diterima dan dapat dimanfaatkan secara universal. Dengan terus melakukan inovasi dan menambah fitur atau fasilitas pencarian, Google telah memudahkan kita untuk mendapatkan informasi sesuai dengan yang kita inginkan, secara cepat, dan mudah. Di markas Google di Mountain View, disana terpampang papan tulis berukuran besar, isinya rincian strategi bisnis Google yang berasal dari ribuan ide yang dihasilkan oleh karyawan-karyawan Google.

Spiritual Leadership

Posted: Minggu, 01 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Beberapa tahun terakhir ini telah berkembang dengan sangat marak berbagai program seminar atau lokakarya berbasis spiritual. Salah satunya adalah program ESQ dari Arie Ginanjar yang telah diikuti oleh lebih dari 200.000 peserta, baik eksekutif maupun masyarakat umum. Saya sendiri, sejak tahun 2007 melalui Starpluscu, telah memperkenalkan program Holistik Leadership, dimana salah satu komponennya adalah spiritual leadership.

Lantas, apa yang dimaksud dengan spiritual leadership? Menurut hemat saya, spiritual leadership adalah konsep kepemimpinan yang mengandalkan kepada potensi kecerdasan manusia tertinggi dan yang paling mulia. Yaitu kecerdasan spiritual. Manusia, sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, memiliki empat komponen kecerdasan. Pertama, Kecerdasan Fisik (PQ). Kedua, Kecerdasan Intelektual (IQ), ketiga, Kecerdasan Emosional (EQ), dan yang terakhir adalah Kecerdasan Spiritual (SQ). Menurut Stephen Covey, kecerdasan fisik diperlukan manusia untuk dapat hidup secara biologis (to live), kecerdasan intelektual dibutuhkan untuk terus belajar (to learn), sehingga dari waktu ke waktu manusia dapat memperbaiki kehidupan dan kualitas hidupnya. Kecerdasan emosional diperlukan untuk menciptakan kepedulian dan mencintai (to love) apapun, sehingga dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh kasih sayang. Sedangkan kecerdasan spiritual, diperlukan untuk membuat hidup maniusia lebih bermakna karena mampu meninggalkan 'warisan' (to leave a legacy) yang bermanfaat bagi kehidupan jauh melampaui kehidupannya sendiri di dunia. Kecerdasan spiritual dilandasi oleh kesadaran rohaniah. Yaitu, kesadaran bahwa kehidupan bukan hanya merupakan kehidupan fisik, yang bersifat materi yang harus berakhir dengan kematian. Kesadaran rohaniah adalah kesadaran bahwa kehidupan manusia juga bersifat non materi yang tidak tersentuh oleh kematian. Kehidupan roh akan berlanjut meskipun jasad kita sudah hancur dan bersatu dengan tanah. Kesadaran rohaniah merupakan fondasi dari kecerdasan spiritual.

Setiap manusia ingin menggapai sukses dalam kehidupan. Sukses dapat didefinisikan sebagai diperolehnya kebahagiaan dan terwujudnya tujuan yang mulia. Kita memerlukan pendekatan spiritual untuk mencapai sukses ini. Deepack Chopra, seorang guru spiritual asal India yang bermukim di Amerika, menawarkan tujuh kaedah spiritual yang dapat dipakai sebagai pedoman hidup untuk mencapai sukses.

Tujuh kaedah spiritual disusun berdasarkan pengamatan bagaimana alam berproses dan bekerja. Melalui pemahaman dan latihan praktek mengasah tujuh kaedah spiritual tersebut, manusia akan mampu menempatkan dirinya secara harmonis dengan alam dan mampu menciptakan segala sesuatu dengan penuh kegembiraan, cinta kasih dan bebas dari was-was dan khawatir.