Crazy-tivity to Improve Competitiveness
Posted: Senin, 02 November 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Management
0
Dalam persaingan bisnis, manajemen dituntut untuk selalu kreatif dalam melakukan inovasi. Namun, banyak inovasi yang akhirnya kandas dan justru inovasi atau kreativitas dari ide gila, yang sukses.
Richard Branson, CEO Virgin Group, yakni perusahaan yang pertumbuhannya lebih cepat daripada Microsoft, Google dan Amazon.com, telah membuktikannya. Banyak ide brilian sekaligus 'gila', yang berhasil ia realisasikan. Ia merupakan salah satu orang terkaya dunia (versi majalah Forbes) tahun 2008, dimana kekayaannya diperkirakan mencapai US$ 2.4 triliun. Branson merupakan satu-satunya orang di dunia yang telah berhasil membangun perusahaan senilai US$ 7 miliar di 7 sektor usaha yang berbeda. Ia tergolong sukses membuat mimpi menjadi kenyataan.
Seperti ditulis dalam buku Richard Branson: A Crazy Global Entrepreneur, bahwa Virgin Group merupakan salah satu merek gaya hidup ternama, terpercaya, dan dinikmati oleh jutaan orang di dunia. Salah satu usahanya adalah perintis layanan pariwisata ke luar angkasa.
Apple, juga merupakan perusahaan yang berkembang dengan basis inovasi. Sejak tahun 1976, dengan desain dan konsep bisnis yang baru, Apple terus melakukan perbaikan dan menciptakan penemuan baru. Hasilnya, Apple mampu menjual lebih dari 100 juta iPod dan lebih dari 3 miliar iTunes. Ketika banyak industri rekaman bertumbangan, Apple justru mampu menjangkau pendengar dari generasi baru, dan layanan yang diberikan tidak hanya musik, tetapi juga ramalan cuaca via iPod, acara-acara radio, televisi, film, dan lain-lain. Ditahun 2008, kapitalisasi pasar Apple mencapai angka 105 miliar dollar. Angka tersebut di atas Dell Computer dan sedikit di bawah Intel.
Mesin pencari Google, merupakan salah satu perusahaan yang terus melakukan perbaikan inovasi. Dengan kemampuan teknologi dan bakat-bakat cemerlang di bidang teknologi informasi, Google mampu mengorganisasi informasi di dunia, dan membuatnya bisa diterima dan dapat dimanfaatkan secara universal. Dengan terus melakukan inovasi dan menambah fitur atau fasilitas pencarian, Google telah memudahkan kita untuk mendapatkan informasi sesuai dengan yang kita inginkan, secara cepat, dan mudah. Di markas Google di Mountain View, disana terpampang papan tulis berukuran besar, isinya rincian strategi bisnis Google yang berasal dari ribuan ide yang dihasilkan oleh karyawan-karyawan Google.
Inovasi: Motor Penggerak Bisnis
Cara terbaik dan palikng solid untuk keluar dari krisis, di tengah-tengah pasar yang terus berubah adalah dengan melakukan eksperimen dan beradaptasi. Bisnis bagai berselancar di atas arus gelombang yang kondisinya naik turun dan berubah-ubah. Melakukan perubahan dan perbaikan, merupakan sesuatu yang alami dari suatu bisnis.
Namun, kadang-kadang inovasi terlihat seperti suatu tambahan, sesuatu yang istimewa dan bahkan sesuatu yang terpisah dari aktivitas reguler perusahaan, sehingga tidak semua orang dalam perusahaan menyadari potensi inovasi tersebut dan bahkan ada yang cenderung apatis atau pesimistis.
Inovasi yang kreatif, tidak hanya sekadar berubah untuk perubahan. Inovasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan, dan harus memperjelas batas atau perbedaan dengan pesaing. Seringkali kita membutuhkan 'ide gila' untuk membuat perbedaan dengan pesaing. Ide gila untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang mungkin sekilas tampak sepele. Hal sepele pun, bisa menjadi pembeda yang bisa memengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan untuk menggunakan produk kita atau produk pesaing. Inovasi tidak selalu harus menghasilkan sesuatu yang baru atau yang paling besar, melainkan harus menghasilkan sesuatu yang terbaik. Inovasi bisa saja menghasilkan added value, produk baru, layanan baru, metode dan cara baru yang lebih sederhana, efisien, dan sebagainya.
Jika budaya inovasi yang kreatif dapat ditumbuhkan, maka bisnis akan terus bergerak maju. Kadang kita terjebak pada probabilitas keberhasilannya, sehingga seolah kita menjadi ragu untuk mengimplementasikan ide gila tersebut. Setiap keputusan, apakah mempertahankan kondisi yang sudah ada maupun menerapkan ide inovasi baru, pasti masing-masing mempunyai risiko. Tetapi yang terpenting adalah komitmen untuk melakukan inovasi dan strategi untuk mengendalikan faktor-faktor yang menjadi risiko jkika inovasi baru tersebut diterapkan.
Execution of Innovation
Agar inovasi 'ide gila' mampu memperjelas pembeda antara perusahaan kita dengan pesaing, maka pertama kita harus memetakan posisi kita dalam kuadran network-centric innovation landscape. Hal ini perlu, karena inovasi yang dilakukan bukan semata-mata inovasi satu perusahaan saja, tetapi keberhasilan inovasi juga bergantung pada keterkaitan dengan entitas bisnis lainnya dalam suatu network. Untuk perusahaan besar yang memiliki banyak portofolio seperti P&G, DuPont, GE, IBM, dan Unilever, lebih baik melakukan analisa posisi per strategic business unit (SBU). Contoh, GE Healthcare mempunyai karakteristik produk dan bisnis yang sangat berbeda dengan GE Money.
Kedua, kita menganalisa kontribusi setiap entitas bisnis dalam network tersebut untuk mensukseskan inovasi. Kemudian, ketiga, kita perlu merancang model yang paling relevan dengan ide inovasi tersebut, termasuk mengidentifikasi risiko yang terkait dengan inovasi tersebut. Setelah itu, manajemen perlu menetapkan peran dan leader yang akan mengawasi dan mengendalikan implementasi tersebut.
Tidak hanya inovasi ide gila (crazytivity) saja yang diperlukan tetapi kita juga perlu strategi yang efektif untuk mengeksekusi crazytivity tersebut menjadi kenyataan agar perusahaan memiliki daya saing yang lebih baik dibanding dengan pesaing.
Richard Branson, CEO Virgin Group, yakni perusahaan yang pertumbuhannya lebih cepat daripada Microsoft, Google dan Amazon.com, telah membuktikannya. Banyak ide brilian sekaligus 'gila', yang berhasil ia realisasikan. Ia merupakan salah satu orang terkaya dunia (versi majalah Forbes) tahun 2008, dimana kekayaannya diperkirakan mencapai US$ 2.4 triliun. Branson merupakan satu-satunya orang di dunia yang telah berhasil membangun perusahaan senilai US$ 7 miliar di 7 sektor usaha yang berbeda. Ia tergolong sukses membuat mimpi menjadi kenyataan.
Seperti ditulis dalam buku Richard Branson: A Crazy Global Entrepreneur, bahwa Virgin Group merupakan salah satu merek gaya hidup ternama, terpercaya, dan dinikmati oleh jutaan orang di dunia. Salah satu usahanya adalah perintis layanan pariwisata ke luar angkasa.
Apple, juga merupakan perusahaan yang berkembang dengan basis inovasi. Sejak tahun 1976, dengan desain dan konsep bisnis yang baru, Apple terus melakukan perbaikan dan menciptakan penemuan baru. Hasilnya, Apple mampu menjual lebih dari 100 juta iPod dan lebih dari 3 miliar iTunes. Ketika banyak industri rekaman bertumbangan, Apple justru mampu menjangkau pendengar dari generasi baru, dan layanan yang diberikan tidak hanya musik, tetapi juga ramalan cuaca via iPod, acara-acara radio, televisi, film, dan lain-lain. Ditahun 2008, kapitalisasi pasar Apple mencapai angka 105 miliar dollar. Angka tersebut di atas Dell Computer dan sedikit di bawah Intel.
Mesin pencari Google, merupakan salah satu perusahaan yang terus melakukan perbaikan inovasi. Dengan kemampuan teknologi dan bakat-bakat cemerlang di bidang teknologi informasi, Google mampu mengorganisasi informasi di dunia, dan membuatnya bisa diterima dan dapat dimanfaatkan secara universal. Dengan terus melakukan inovasi dan menambah fitur atau fasilitas pencarian, Google telah memudahkan kita untuk mendapatkan informasi sesuai dengan yang kita inginkan, secara cepat, dan mudah. Di markas Google di Mountain View, disana terpampang papan tulis berukuran besar, isinya rincian strategi bisnis Google yang berasal dari ribuan ide yang dihasilkan oleh karyawan-karyawan Google.
Inovasi: Motor Penggerak Bisnis
Cara terbaik dan palikng solid untuk keluar dari krisis, di tengah-tengah pasar yang terus berubah adalah dengan melakukan eksperimen dan beradaptasi. Bisnis bagai berselancar di atas arus gelombang yang kondisinya naik turun dan berubah-ubah. Melakukan perubahan dan perbaikan, merupakan sesuatu yang alami dari suatu bisnis.
Namun, kadang-kadang inovasi terlihat seperti suatu tambahan, sesuatu yang istimewa dan bahkan sesuatu yang terpisah dari aktivitas reguler perusahaan, sehingga tidak semua orang dalam perusahaan menyadari potensi inovasi tersebut dan bahkan ada yang cenderung apatis atau pesimistis.
Inovasi yang kreatif, tidak hanya sekadar berubah untuk perubahan. Inovasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan, dan harus memperjelas batas atau perbedaan dengan pesaing. Seringkali kita membutuhkan 'ide gila' untuk membuat perbedaan dengan pesaing. Ide gila untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang mungkin sekilas tampak sepele. Hal sepele pun, bisa menjadi pembeda yang bisa memengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan untuk menggunakan produk kita atau produk pesaing. Inovasi tidak selalu harus menghasilkan sesuatu yang baru atau yang paling besar, melainkan harus menghasilkan sesuatu yang terbaik. Inovasi bisa saja menghasilkan added value, produk baru, layanan baru, metode dan cara baru yang lebih sederhana, efisien, dan sebagainya.
Jika budaya inovasi yang kreatif dapat ditumbuhkan, maka bisnis akan terus bergerak maju. Kadang kita terjebak pada probabilitas keberhasilannya, sehingga seolah kita menjadi ragu untuk mengimplementasikan ide gila tersebut. Setiap keputusan, apakah mempertahankan kondisi yang sudah ada maupun menerapkan ide inovasi baru, pasti masing-masing mempunyai risiko. Tetapi yang terpenting adalah komitmen untuk melakukan inovasi dan strategi untuk mengendalikan faktor-faktor yang menjadi risiko jkika inovasi baru tersebut diterapkan.
Execution of Innovation
Agar inovasi 'ide gila' mampu memperjelas pembeda antara perusahaan kita dengan pesaing, maka pertama kita harus memetakan posisi kita dalam kuadran network-centric innovation landscape. Hal ini perlu, karena inovasi yang dilakukan bukan semata-mata inovasi satu perusahaan saja, tetapi keberhasilan inovasi juga bergantung pada keterkaitan dengan entitas bisnis lainnya dalam suatu network. Untuk perusahaan besar yang memiliki banyak portofolio seperti P&G, DuPont, GE, IBM, dan Unilever, lebih baik melakukan analisa posisi per strategic business unit (SBU). Contoh, GE Healthcare mempunyai karakteristik produk dan bisnis yang sangat berbeda dengan GE Money.
Kedua, kita menganalisa kontribusi setiap entitas bisnis dalam network tersebut untuk mensukseskan inovasi. Kemudian, ketiga, kita perlu merancang model yang paling relevan dengan ide inovasi tersebut, termasuk mengidentifikasi risiko yang terkait dengan inovasi tersebut. Setelah itu, manajemen perlu menetapkan peran dan leader yang akan mengawasi dan mengendalikan implementasi tersebut.
Tidak hanya inovasi ide gila (crazytivity) saja yang diperlukan tetapi kita juga perlu strategi yang efektif untuk mengeksekusi crazytivity tersebut menjadi kenyataan agar perusahaan memiliki daya saing yang lebih baik dibanding dengan pesaing.