Saya Punya Ide...
Posted: Senin, 04 November 2013 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Management
0
Joni duduk termenung di salah
satu sudut ruang kantornya. Dalam benaknya berseliweran sejumlah gagasan
tentang bagaimana melakukan terobosan dalam pekerjaan, perusahaan, serta
karier dan kehidupannya sendiri. Sebenarnya ia kerap ‘meluncurkan’ ide-idenya kepada
pimpinan, tetapi sayangnya jarang diterima atau bahkan ditanggapi.
Apa
sebenarnya pokok permasalahannya? Apakah idenya jelek? Tidak juga. Banyak ide
yang bagus dan brilian, namun justru tidak dilakukan dengan benar. Kalau sudah
begitu, ide yang bagus tadi menjadi terbuang percuma. Sungguh sayang… Ide yang
hanya terpendam di kepala tidaklah berguna.
Sejatinya
mempunyai ide itu bagus, sedangkan menawarkan atau mengutarakan kepada pihak
lainlah yang menjadi tantangannya. Tak bisa dimungkiri, banyak orang takut
mengemukakan ide yang dipikirkannya. Bayangan akan penolakan sudah lebih dulu
muncul dan telah menggurita di sana sini. Akibatnya, mereka takut kalau ide
yang dianggap brilian itu justru ditolak mentah-mentah oleh orang lain.
Padahal, mempunyai pikiran yang positif itu teramat penting. Berpikir positif
akan membuka kesempatan untuk mengutarakan atau menawarkan ide-ide yang kita
temukan. Ide adalah produk yang berasal dari inspirasi, kreativitas, dan kerja
keras Anda sendiri.
Memang,
tidak ada formula khusus untuk mem-pitching-kan ide Anda. Tetapi,
penting sekali untuk diingat bahwa proses dan persiapannya membutuhkan waktu
yang lebih panjang daripada waktu yang diperlukan untuk mempresentasikan ide
tersebut.
Tip-tip berikut mungkin bisa membantu untuk mengeluarkan ide-ide yang
tengah terkubur di dalam pikiran Anda. Sehingga, Anda dapat mempresentasikan
dengan efektif dan semoga dapat diterima dengan baik oleh pihak lain.
#Testing…
Testing. Ada baiknya sebelum
mengutarakan ide kepada orang yang dimaksud, Anda bisa mendiskusikannya
terlebih dulu dengan orang yang bisa dipercaya penuh. Orang ini bisa jadi
adalah mentor, guru, atau pembimbing Anda. Pendapat dan saran mereka bisa
sangat berguna dan penting untuk dipertimbangkan, sebelum Anda menumpahkan ide
tersebut kepada sasaran sesungguhnya. Carilah orang yang bisa dipercaya penuh
agar ide Anda tidak bocor ke mana-mana, yang di sisi lain Anda tetap bisa
mendapat input sebanyak mungkin. Usahakan untuk terus menerus memoles ide
tersebut hingga menjadi semakin sempurna.
#Tentukan
Sasaran. Sebelum mengutarakan atau
melakukan pitching ide Anda, pikirkan dulu masak-masak dan tentukan
siapa orang yang tepat untuk menjadi sasaran Anda sesungguhnya. Bos Anda
mungkin adalah sang pengambil keputusan, tetapi ia mungkin bukanlah orang yang
tepat untuk mendengarkan semua ide tersebut. Bisa jadi Anda harus pitching
ke direktur, pimpinan dari departemen lain, atau bahkan seseorang dari
perusahaan lain. Hal yang paling penting dalam melakukan pitching ide
adalah menemukan seseorang yang mempunya kekuatan dan kuasa untuk
mengimplementasikan ide Anda itu.
Apabila
Anda sudah menentukan sasaran, lanjutkan dengan usaha untuk mengetahui
informasi mengenai sasaran tersebut, seperti soal kepribadian, karakter, atau
gaya bisnisnya. Gaya pitching Anda nanti harus disesuaikan dengan semua
informasi tadi. Nah, pada waktu melakukan pitching, tugas Anda adalah
menarik dia ke pihak Anda dengan membuat dia mengerti bahwa ide itu adalah
brilian dan bisa diterapkan. Paling penting lagi adalah membuatnya mengerti
mengapa ia harus terlibat dalam menerapkan ide tersebut.
#Latihan
dan Persiapan. Ide yang ada di kepala
Anda adalah alasan utama mengapa Anda mau melakukan dan memperjuangkan semua ini. Bentuk, asah, dan terus sempurnakan ide tersebut, sehingga Anda bisa membuat
kesimpulan dari semuanya dalam satu kalimat sederhana – tidak peduli seberapa
besar atau serumit apa ide Anda tersebut. Ya betul, Anda harus bisa menjelaskan
keseluruhan ide dalam satu kalimat sederhana.
Banyak
orang memberikan respon yang cukup baik terhadap serita yang dibarengi dengan
latar belakang contoh konkret. Kuatkanlah ide Anda dengan memberikan
contoh-cntoh itu. Jangan takut menghadapi segala tantangan yang menghalangi
demi terwujudnya ide tersebut menjadi nyata. Maka, pikirkan juga mengenai
tantangan dana atau keuangan dalam merealisasikan ide tersebut. Pikirkan seakan-akan
itu adalah inti dari semuanya. Semakin besar tantangan yang ada, semakin sulit
pula perjuangan Anda. Pastikan Anda siap untuk menjawab semuanya pada saat
melakukan pitching nanti.
Transformasi
adalah faktor yang paling penting dalam membuat suatu cerita yang memuaskan dan
meyakinkan. Bagaimana situasi bisa berubah, bila dibandingkan dengan keadaan
semula? Pada awal saat melakukan pitching ide, Anda harus bisa
menjelaskan apa masalah yang ada, faktor-faktor apa saja yang tidak memuaskan,
dan lain sebagainya. Kemudian, pada bagian akhir, Anda bisa menyelesaikan atau
mengatasi masalah dan membuat keadaan menjadi lebih baik.
Melakukan
pitching ide bukanlah sesuatu yang mudah. Pada bagian akhir dari pitching,
orang yang menjadi sasaran tidak boleh dibiarkan dalam keadaan bingung. Andai
ia bingung, bagaimana ide tersebut bisa berfungsi atau membuat situasi menjadi
lebih baik? Kebingungan dia sesungguhnya bagian dari kegagalan Anda. Presentasi
Anda sebaiknya dilakukan dengan ‘ringan’ dan jangan melibatkan perhitungan
matematis yang rumit terlebih dulu. Simpan semua yang rumit-rumit itu untuk
menjawab segala pertanyaan yang muncul nanti. Atau, persiapkan dalam bentuk hard
copy untuk dipelajari oleh target sasaran lebih lanjut.
#Sesuai
Waktu. Idealnya Anda harus
mempersiapkan pitching dalam beberapa versi tergantung situasinya.
Setelah mengetahui dan memiliki sasaran, waktu, dan bahan yang tepat untuk
memulai pitching, bersiaplah pula untuk melakukan pitching dalam
beberapa versi berikut:
Pertama,
pitching 5 detik. Pada versi ini, Anda benar-benar hanya mempunyai waktu
untuk menjelaskan keseluruhan ide dalam ‘satu kalimat sederhana’ dengan
menarik. Percaya atau tidak, para ahli mengatakan, ide apapun, serumit apapun,
selalu tetap bisa disimpulkan dalam satu kalimat sederhana.
Kedua,
pitching 30 detik. Pada tahap ini Anda mempunyai kesempatan untuk
menjelaskan ide layaknya sebuah abstrak dalam skripsi. Mulailah dengan lima
detik pembukaan dan dilanjutkan dengan dua atau tiga poin stretagis yang bisa
mendukung kalimat pembuka tadi dan membuatnya menjadi lebih hidup dan atraktif
(elevator pitch).
Ketiga,
pitching 5 menit. Ini adalah versi penuh dari keseluruhan ide yang sudah
dijelaskan pada poin-poin di atas tadi. Jadi harap diingat, menjelaskan lebih
dari lima menit akan membuat orang lain menjadi lelah, ngantuk, atau tertidur.
#Post-Pitch.
Setelah melakukan pitching,
sekarang saatnya menjawab serangkaian pertanyaan dengan jawaban yang sebelumnya
sudah dipersiapkan. Lebih penting lagi, persiapkanlah dua macam respons untuk
menghadapi dua macam tanggapan yang kemungkinan muncul dari sasaran Anda
tersebut, yaitu bila ia setuju dengan ide tersebut atau tidak.
Bila
ide Anda ternyata disetujui, maka sediakan langsung data, baik hasil riset,
laporan atau informasi apapun yang sekiranya diperlukan untuk menjalankan ide
tersebut. Bisa saja informasi itu menyangkut dana, sumber daya manusia, dan
lain-lain. Sebaliknya, jika ditolak, Anda juga harus tahu mengapa pitching atau
ide Anda tidak diterima. Informasi dan pengalaman yang didapat sangatlah
penting untuk persiapan pitching Anda berikutnya.
‘Banyak orang mungkin hanya melihat ide-ide yang berhasil di dunia ini. Tapi, sadarlah juga, berapa banyak ide yang gagal untuk membuat satu ide yang berhasil.’
Think Big Start Small...