Kebaikan Kecil
Posted: Kamis, 14 November 2013 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Life
0
Malam
minggu, Rangga dan Rossa (adik kelas satu fakultas yang baru sebulan
dipacarinya) bergandengan di halte bus, menunggu taksi yang bakal membawa
mereka ke sebuah konser music yang diadakan di pinggir kota Denpasar. Hujan
deras sejak setengah jam lalu, menambah romantis kencan mereka.
Ketika
tiba-tiba, seorang gadis berlari kesetanan, hendak menyeberang jalan, menuju
halte di seberang kampus. Rangga kenal si gadis, Rahmadiana, yang berjuluk
‘Ratu Katrok’. Gaya berdandan Rahma
memang ndeso.
Tak
gampang menyeberang di tengah hujan deras dan angin kencang. Tapi, Rahma nekat,
hingga pakaiannya basah dan buku-bukunya kuyup. Sejenak Rahma jadi ‘tontonan’,
sebelum ‘diselamatkan’ Rangga, yang memintanya masuk ke dalam taksi.
“Dasar
nekat. Apa sih yang mau kamu kejar?” sergah Rangga.
Sambil
menggigil, air mata Rahma menetes.
“Sabar,
Ga,” Rossa mengingatkan.
Tak
ada jawaban medok ala Jawa keluar dari mulut Rahma, logat yang sering ditirukan
teman-teman Rangga untuk mengejek si katrok.
Ia mengeluarkan ponsel dan menyodorkan sms yang baru saja diterimanya. “Dik,
Bapak kecelakaan. Kami semua menunggumu, di rumah. Segera!” Rossa membaca sms
itu berulang-ulang.
Rangga
sadar, kata-kata tak lagi bermakna. Bersama Rossa, dia mengantar Rahma ke rumah
duka. Ya, rumah duka, sebab saat mereka tiba, bapak Rahma sudah tiada. Setelah
itu, bertahun-tahun Rangga-Rossa (kini sudah menikah dan punya tiga anak)
menjadi sahabat Rahma. Gadis kuper itu tumbuh menjadi perempuan cantik dan
cerdas. Kuliahnya lancar, bahkan sempat terpilih sebagai mahasiswi teladan di
kampus. Sebuah perjalanan yang menakjubkan.
Baru-baru
ini, setelah lebih dari 10 tahun tak bersua, Rahma mengundang Rangga-Rossa ke
sebuah acara di ballroom sebuah hotel
berbintang lima di sekitaran Kuta, Bali. Tak dinyana, itulah dari pendapukan
Rahma sebagai presdir sebuah perusahaan otomotif terkemuka. Rangga dan Rossa
yang cuma ‘orang biasa’, jadi salah tingkah ketika Rahma meminta mereka naik ke
atas panggung.
Di
depan khalayak, Rahma bercerita tentang peristiwa di depan kampus dulu. Begitu
detail, tak satu adegan pun terlupakan. “Kebaikan mereka membuat saya menyadari
pentingnya peran sahabat, saat nasib tidak bersahabat. Mereka benar-benar
malaikat.” Ballroom senyap sejenak.
Rangga-Rossa tak menyangka, ‘kebaikan kecil’ mereka ‘berpengaruh besar’
terhadap jalan hidup Rahmadiana.
Kini
Rangga-Rossa percaya, kebaikan akan tetap dikenang sebagai kebaikan. Tak peduli
besar atau kecil. Do you agree?