Credit Union, The New Spiritual Company
Posted: Senin, 25 November 2013 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Credit Union
0
Beberapa hari lalu, saya mendapat kiriman buku dari guru saya, Mas Yuswohady. Buku terbaru yang beliau editori. Buku berjudul 'Great
Spirit, Grand Strategy' (Gramedia
Pustaka Utama, 2013)ini ditulis oleh Arief Yahya, Direktur
Utama Telkom. Buku ini berisi platform strategi yang menjadi landasan Pak AY
(begitu ia biasa dipanggil di internal Telkom) dalam memanajemeni Telkom.
Dalam buku tersebut, Pak AY menuangkan betul betul butir-butir pemikiran
manajemennya. Salah satu butir pemikiran yang saya sukai adalah mengenai peran
spiritualism dalam membangun sebuah organisasi. Saya menjadi sangat terinspirasi oleh nilai-nilai dalam buku ini untuk bisa diterapkan di dunia credit union Indonesia.
Faktor paling esensial penopang kesuksesan
organisasi adalah karakter mulia dari orang-orang di dalam organisasi tersebut. Artinya, character building adalah pekerjaan pertama dan paling
utama bagi setiap pemimpin, apakah itu pemimpin perusahaan ataupun negara.
Pertanyaannya
kemudian, karakter seperti apa yang harus credit union bangun? Nah, jika dikomparasikan dengan buku ini, maka saya melihat bahwa
Indonesia memiliki keunikan yang tak banyak di miliki oleh negara lain, yaitu
bahwa bangsa ini adalah bangsa religius. Sekitar 240 juta rakyat Indonesia
adalah orang-orang yang memiliki keyakinan kokoh dan patuh menjalankan ibadah
kepada Tuhan, menurut ajaran agama mereka masing-masing, apakah itu Islam, Kristen, Katolik, Hindu
atau Budha.
Karena itu, mestinya credit union berprinsip bahwa karakter yang dibangun di dalam credit union haruslah
dilandasi dan bersumber pada nilai-nilai spiritual yang agung dan mulia. Untuk
dapat membangun budaya perusahaan yang kokoh maka setiap credit union haruslah
menempatkan nilai-nilai spiritual pada posisi sentral dan menjadi roh
keberlangsungan credit union tersebut.
Saya berkeyakinan, apabila nilai-nilai spiritual melandasi tugas dan pekerjaan
setiap karyawan, maka ini akan menjadi sebuah power yang luar biasa. Ketika
setiap karyawan memiliki keyakinan bahwa setiap pekerjaan yang mereka lakukan
bernilai ibadah kepada Tuhan, maka pasti mereka akan mempersembahkan yang
terbaik kepada perusahaan. Ketika karyawan menyikapi pekerjaan-pekerjaannya di
kantor sebagai perwujudan ibadah kepada Tuhan, maka tentu saja hasil akhir
pekerjaan mereka akan luar biasa dan out-standing.
Ketika
sebuah credit union bisa menyatukan atau menyelaraskan dua misi karyawannya: pertama,
misi profesional memajukan credit union sebagai entitas bisnis; dan kedua misi personal-spiritual
beribadah kepada-Nya; maka bisa dipastikan credit union tersebut akan mampu
tumbuh luar biasa, tak hanya menjadi good company tapi juga great company.
Spiritualitas
Ketika spiritualitas menjadi “roh” terwujudnya kinerja luar biasa, maka setiap credit union haruslah membangunnya. Pertanyaannya, bagaimana membangun spiritualitas credit union?
Ketika spiritualitas menjadi “roh” terwujudnya kinerja luar biasa, maka setiap credit union haruslah membangunnya. Pertanyaannya, bagaimana membangun spiritualitas credit union?
Lagi-lagi saya terinspirasi oleh nilai-nilai dalam buku ini, bahwa cara terampuh dalam membangun spiritualitas organisasi tak lain adalah membangun karakter
manusia yang berbasis spiritual. Yaitu karakter yang mengacu dan berlandaskan
nilai-nilai luhur universal yang terkandung dalam ajaran agama-agama, baik
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan sebagainya. Karena nilai-nilai
kebaikan yang luhur ini bersifat universal, maka ia ada di semua agama dan tak
bertentangan satu sama lain.
Jika sebuah
credit union terbangun oleh manusia-manusia yang berkarakter mulia, dan karakter
itu bersumber pada nilai-nilai universal agama, maka karakter mulia itu akan
bermuara pada terwujudnya kinerja credit union yang luar biasa. Jadi dengan
menumbuh-suburkan manusia-manusia berkarakter spiritual, maka akan terwujud
kinerja bisnis yang luar biasa. Dalam buku ini disebutkan bahwa di Telkom, hal ini dikenal dengan ungkapan: “From Character to Commerce”.
So, setiap credit union haruslah mengemban misi spiritual untuk membawa kemanfaatan
kepada segenap umat manusia dalam rangka ibadah dan pengabdian kepada Tuhan.
Jika segenap manusianya meyakini bahwa misi spiritual credit union tersebut
selaras (align) dengan misi spiritual manusia secara individual, maka dengan
sendirinya insan credit union akan menyikapi pekerjaan yang mereka lakukan sebagai
bentuk ibadah dan pengabdian kepada Tuhan.
1000% saya
sependapat dengan buku ini, bahwa spirit kecintaaan kepada Tuhan yang tertanam di
hati-sanubari manusia, memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Spirit kecintaan
kepada Tuhan akan melahirkan militansi manusia-manusia credit union untuk mewujudkan mahakarya bagi
anggota, negara, dan umat manusia. Semua itu hanya terwujud jika setiap
manusia credit union memiliki karakter spiritual.
Semoga!