MPA = Mimpi-Percaya-Aksi

Posted: Rabu, 09 Mei 2012 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Beberapa hari terakhir ini, secara kebetulan saya ketemu dengan tiga orang hebat. Mereka adalah Djito Kasilo, mbak Ainun Chomsun, dan Badroni Yuzirman. Mereka orang-orang hebat karena melalui gagasan dan karyanya telah mengubah dunia. “Change the world!

Dengan Djito Kasilo saya ketemu beberapa malam lalu, nongkrong ngobrol ngalor-ngidul di La Piazza sampai mal tutup. Kami bertiga dengan satu teman lain, vokalis sebuah grup progressive rock, memang punya tradisi “malam Sabtuan” beberapa bulan sekali di tempat ini ngelantur ngomongin macam-macam hal mulai dari Rendra hingga Kafka; The Beatles hingga Miles Davis; Newton hingga Hawking; Darwin hingga Freud; sampai kuliner mana yang enak di Boulevard Kelapa Gading (yup, isu politik: Nazaruddin, Anas, naik BBM tidak masuk dalam radar obrolan kami).



#Lirik Karakter
Bagi saya Djito hebat karena ia menggagas marinyanyi.com, sebuah situs yang inspiring dan menyentuh hati kita semua. Setiap hari dia mencipta satu lagu anak-anak, di-upload di situs tersebut, lalu membebaskan siapapun untuk mengunduhnya. “Hak cipta lagu ini milik Tuhan,” selorohnya. Siapapun bisa mengunduhnya: anak-anak kampung, guru-guru TK, ibu-ibu rumah tangga. Bahkan siapapun bisa memesan lagu ke Ayah (panggilan Djito) secara gratis melalui situs marinyanyi.com.

Aksi Djito dilandasi keprihatinannya mendapati anak-anak sekarang lebih suka menyanyi “Cinta Satu Malam” ketimbang “Pelangi” atau “Bintang Kecil”. Melalui situs itu Djito punya mimpi dan misi luar biasa untuk membentuk karakter bangsa melalui lirik-lirik lagu yang menginspirasi dan menggugah anak-anak. “Pembentukan karakter itu penting, dan itu harus dilakukan sejak anak-anak. Salah satunya dengan lagu yang berisi pesan-pesan yang baik,” ujarnya.

#Spirit Berbagi
Saya ketemu mbak Ainun Chomsun dalam sebuah seminar di Bandung beberapa waktu lalu. Seperti Djito Kasilo, mbak Ainun adalah ibu hebat karena menggagas Akademi Berbagi, sebuah komunitas yang mengusung misi mulia mengobarkan semangat berbagi pengetahuan, wawasan, dan pengalaman.
Bentuknya kelas-kelas pendek yang diajar oleh para pakar voluntir yang dibesut secara voluntir di berbagai kota di tanah air. Kelasnya berpindah-pindah sesuai dengan ketersediaan ruang kelas yang disediakan oleh para donatur ruangan. Siapapun bisa ikut kelas-kelas ini, gratis.

Ide di balik Akademi Berbagi luar biasa, karena di tengah kapitalisme, materialisme, egoisme yang sudah merasuki keseharian kita, komunitas ini menawarkan solusi alternatif yang cespleng. Akademi Berbagi menyuarakan spirit of giving. Ia menumbuh-suburkan spirit of learning. Ia menyebarluaskan pengetahuan yang bermanfaat. Ia memberdayakan potensi-potensi anak negeri untuk membangun pendidikan demi kemajuan Indonesia. Wow, luar biasa indah!

#Entrepreneur Mulia
Terakhir, saya ketemu Badroni Yuzirman di kampus UI saat saya mengikuti guru saya bicara di komunitas Tangan Di Atas (TDA) Depok beberapa minggu lalu. Mas Roni juga hebat karena merintis sebuah komunitas para entrepreneur, TDA. Komunitas ini menghimpun orang-orang yang mau dan sudah menjadi entrepreneur. TDA memiliki misi luar biasa yaitu mencetak ribuan entrepeneur mulia (entrepreneur yang berbagi dan memberi, bukan yang selfish). Di dalam komunitas ini mereka saling berbagi, saling mendukung, memecahkan persoalan bersama, dan bersinergi satu sama lain.

Beragam kegiatan produktif dilakukan oleh TDA mulai dari seminar, workshop, pameran, milis, business coach, hingga kelompok diskusi Mastermind. Semua kegiatan itu dijalankan untuk memfasilitasi dan mengantarkan anggota menjadi entrepreneur yang sukses. Hebatnya, semua aktivitas itu dilakukan dengan spirit kekeluargaan, kebersamaan, tolong-menolong, trust. Hebatnya lagi, semua kegiatan itu dilakukan secara mandiri tanpa suntikan dana Inpres atau APBN yang membutuhkan persetujuan Banggar.

#MPA
Ada hal yang sama dari ketiga orang hebat teman saya tersebut. Pertama, mereka punya mimpi. Mimpi untuk melakukan pembaruan; mimpi untuk menghasilkan solusi bagi kemandegan yang ada di lingkungannya (true, mereka adalah social entrepreneur); mimpi untuk berkontribusi dan menghasilkan kebermanfaatan bagi masyarakat. Mimpi untuk mengubah dunia.

Kedua, mereka percaya sepenuhnya bahwa mimpi itu bisa diwujudkan. Banyak orang yang bisa bermimpi besar, tapi tak banyak yang berpikir lebih jauh bahwa mimpi itu harus diwujudkan. Dan lebih tak banyak lagi yang punya keyakinan bahwa mimpi itu bisa diwujudkan. Kepercayaan (belief) bisa mewujudkan mimpi adalah modal luar biasa yang dimiliki orang-orang hebat. Itu sebabnya saya suka lagu R. Kelly, “I Believe I Can Fly” sebagai penyemangat dalam berkarya.

Ketiga, mereka tidak tinggal diam. Mimpi dan kepercayaan di atas menjadi energi luar biasa bagi mereka untuk melakukan aksi (action). Mimpi dan kepercayaan menjadi kompas sekaligus bara api yang terus menyemangati aksi untuk menghasilkan karya-karya fenomenal. Dengan aksi, sebuah mimpi akan bisa menemukan kebermanfaatannya bagi orang banyak.

MPA = Mimpi-Percaya-Aksi

Bagaimana Sahabat?
Think Big Start Small...

0 komentar: