Principle 4. Love Is Sharing

Posted: Senin, 20 Juni 2011 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Ini adalah hari kelima saya menulis seri tulisan Credit Union Marketing Is Love Marketing, sebuah konsep mengenai pemasaran melalui CU. Melalui konsep ini saya ingin mangatakan bahwa strategi pemasaran Anda di CU akan sukses kalau Anda terus menebar cinta kepada pelanggan di CU. Seperti telah saya uraikan sebelumnya, konsep ini mengandung 8 prinsip cinta yaitu: memberi (giving), ngobrol (conversation), mendengar (listening), berbagi (sharing), peduli (caring), empati (empathy), kepercayaan (trust), pertemanan (friendship). Hari ini giliran saya mengulas prinsip yang keempat yaitu: ‘Love Is Sharing’.

Ketika kita punya sesuatu, dan sesuatu itu kita kangkangi, kita monopoli, dan tak sudi berbagi, maka itu sesungguhnya adalah ‘puncak dari keegoisan’ kita. Cinta tak pernah egois. Cinta tak pernah mementingkan diri sendiri. Cinta yang tulus selalu fokus pada siapapun yang kita cintai: apakah pacar, istri/suami, anak-anak kita, juga tentu Tuhan. Cinta adalah ‘memberi’. Cinta adalah ‘berbagi’. Mother Theresa menjadi ikon cinta-kasih, karena ia mendedikasikan dirinya untuk orang lain. Mother Theresa menebar cinta dengan ‘membagikan’ hidupnya untuk kaum papa.



Great Place to Share
Karena saya punya prinsip ‘love is sharing’, maka kiat ampuh saya membangun brand di CU adalah tidak pelit untuk berbagi. Berbagi apa? Karena saya bukanlah konglomerat yang punya banyak duit, maka saya tak mampu bagi-bagi duit kepada para sahabat-sahabat saya, malah kadangkala saya yang meminta tolong pada mereka soal duit. Hehehe… Saya hanya punya banyak ilmu (yes… ilmu marketing) karena saya banyak membaca dan sangat mencintai ilmu marketing. Apapun ilmu marketing yang saya dapatkan (dari membaca, dari ngobrol dengan teman, dari mengamati, dari berpikir dan menganalisa) saya selalu membaginya ke sahabat-sahabat saya di Twitter maupun Facebook.

Inilah rutinitas yang saya lakukan hampir setiap hari: berselancar di jagad internet atau menelusuri orang-orang hebat yang saya follow; lalu saya temukan konten-konten yang menarik dan relevan dengan follower saya; kemudian saya bikin link dan di-shorten pakai bit.ly; lalu ditwit dan dalam sekejap seluruh follower saya bisa membaca konten yang saya share. Ketika konten itu di-retweet oleh salah satu follower, maka dalam sekejap follower dari follower saya akan bisa membacanya. Inilah hebatnya Twitter: ‘Twitterland is a great place to share’. Ini juga yang saya inginkan dan impikan: ‘CU-land is a great place to share’.

Hampir setiap hari, selalu saja ada sahabat yang bertanya atau minta pendapat saya mengenai berbagai hal mengenai marketing. Tak jarang teman-teman yang sedang menyusun skripsi bertanya melalui Twitter atau Facebook mengenai buku-buku referensi untuk topik skirpsi yang mereka ambil atau minta waktu untuk mendiskusikannya. Sejauh mampu memenuhi, dengan spirit melayani saya akan memenuhinya.

Seperti halnya Mother Theresa, berbagi ilmu adalah ‘manifestasi cinta’ saya pada pelanggan. Berbagi ilmu adalah cara saya ‘menebar cinta’ kepada para pelanggan.

Sebuah kebahagian luar biasa jika para sahabat sekaligus pelanggan saya mendapat kemanfaatan dari ilmu yang saya bagi. Saya trenyuh setiap kali membaca twit atau posting di blog saya yang bilang: “Thx Mas Anang, artikelnya sungguh menginspirasi saya” atau “tulisan Mas Anang membuka wawasan saya, saya akan coba mempraktekkannya”, bahkan ada yang sampai berkata, “matur nuwun, Mas Anang… tulisan Anda sangat bernilai, saya sudah dan terus meng-copy, print-out, dan kliping tulisan-tulisan tersebut”. Ah, benar-benar menyentuh.


Spread Love

Tapi jangan salah, saya tidak sendiri. Banyak para tweeps (tokoh) hebat yang dengan ketulusan hati berbagi untuk menebar cinta kepada follower-nya. Ada Goenawan Mohamad (@gm_gm) dengan kultwit mengenai kebudayaan yang mengusik kesadaran dan kepedulian kita. Ada ibu Fahira Idris (@fahiraidris) dengan ‘inspirational quotes’ yang mencerahkan pikiran kita. Ada Poltak Hotradero (@hotradero) dengan twit-twit yang membuka wawasan dan memperkaya khasanah pengetahuan kita. Ada mas Safir Senduk (@safirsenduk) dengan tips-tips keuangan yang simpel dan praktis. Mereka semua menebar cinta kepada para follower dengan cara yang sangat elegan, yaitu berbagi ilmu, melalui Twitter.

Beberapa akun Twitter juga secara cerdas memosisikan diri sebagai medium untuk sharing dengan menggunakan platform ‘co-creation’. Contohnya adalah Infolalulintas.com (@infoll) yang menggerakkan partisipasi masyarakat untuk berbagi informasi mengenai kemacetan lalu-lintas di Jakarta melalui medium Twitter. Jalin Merapi (@jalinmerapi) menjadi wadah bagi siapapun untuk berbagi kepedulian terhadap bencana Gunung Merapi yang terjadi beberapa bulan lalu. Ada juga Fiksi Mini (@fiksimini) yang menjadi ajang bagi para penyair dan cerpenis untuk berbagi dan mengekspresikan karya-karya mereka berupa ‘cerita mini’ tak lebih dari 140 karakter.

Bersama beberapa teman Twitter, saya menginisiasi sebuah komunitas pembelajar di Twitter yang diberi nama komunitas LifeTimeLearnerCU (@LTLearnerCU). Misi komunitas yang sangat cair ini adalah untuk mendorong siapapun yang bergabung untuk berbagi ilmu mengenai marketing, entrepreneurship, social media, dan ‘creativity’, yang semuanya berujung pada pengembangan CU. Di dalam komunitas ini seluruh anggota secara ‘voluntary’ aktif memberikan kultwit (kuliah Twitter), livetwit, saling me-‘retweet’, dan memberikan ‘mention’ mengenai konten tertentu. Hasilnya, semua orang ‘belajar’, semua orang ‘menerima manfaat’, dan ujung-ujungnya semua orang ‘bertumbuh’. Begitu pula yang saya dan beberapa teman Facebook bentuk, Credit Union Community. Wadah komunikasi, dan ‘sharing’ berbagai macam informasi, ilmu, bahkan hanya sekadar keluhan, saran, atau kritik dari sahabat-sahabat yang tidak harus mengenal CU, tapi mau berbagi bersama CU.

Komunitas berbagi ini dibentuk karena keyakinan bahwa: ‘Sharing makes you learning. Sharing makes you growing. Sharing makes you loving. It’s the power of sharing.’ So, share… and spread love.

Anda setuju? Terima kasih.

0 komentar: