Antara Cara dengan Alasan

Posted: Kamis, 09 Juli 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

The winner sees answer for every problem. The loser sees problem in every answer.

Dalam setiap episode kehidupan yang kita jalani, pastilah ada masa dimana kita menghadapi berbagai halangan dan rintangan, besar maupun kecil, ringan maupun berat untuk bertumbuh. Hal tersebut sebenarnya adalah hal yang sangat lumrah terjadi. Bahkan, dalam setiap perjuangan yang kita lalui, pada saat kita sedang berencana untuk mewujudkan semua impian, jalan terjal pastilah akan kita lewati. Tak ada satupun hal yang semudah kita kira, bahkan meskipun semua sudah kita rencanakan dengan sangat sempurna. Hambatan, kesulitan, gangguan, kekeliruan, ketidakberhasilan, bahkan tidak sedikit yang berujung pada kegagalan, mau tidak mau harus kita terima.

Lantas, harus bagaimanakah kita bersikap dalam menghadapi semua hal tersebut? Hanya ada dua pilihan yang bisa kita ambil. Dua pilihan yang akan menghasilkan dua hal yang bisa jadi sangat bertolak belakang.



1. Berpikir menjadi orang sukses
Orang seperti ini akan selalu memiliki kelebihan satu cara dalam setiap rintangan yang menghadang. Orang sukses selalu kelebihan satu cara!

2. Berpikir menjadi orang gagal
Orang seperti ini akan selalu memiliki kelebihan satu alasan dalam setiap tantangan yang menerjang. Orang gagal selalu kelebihan satu alasan!

Kedua sikap tersebut mempunyai dampak yang sangat berbeda. Sebab, meski mungkin problematika yang dihadapi sama, tetapi penyikapan yang dipilih akan membawa perbedaan dalam bersikap dan bertindak. Perbedaan ini akan terlihat dari sikap mental dalam menghadapi setiap masalah. Bagi yang bermentak sebagai pemenang pastilah akan jauh lebih siap daripada mereka yang bermental kalah.

Mereka yang bermental kalah (miskin) atau yang berjiwa the loser akan selalu mempunyai dalih dan seribu satu alasan mengapa ia gagal dalam mewujudkank impiannya. Parahnya, dalih itu bisa datang silih berganti seolah tiada habisnya. Satu masalah selalu disikapi dengan satu atau bahkan lebih alasan tanpa ada solusi yang ditawarkan. Satu problem yang muncul akan dijawab dengan seribu satu alasan yang hanya akan membawa diri pada problem lain yang seolah tidak akan pernah terselesaikan. Seorang bermental kalah dan berjiwa kerdil akan selalu menemukan alasan mengapa dirinya bisa gagal. Dan parahnya, hampir semua dalih yang dikemukakan - bahkan dengan alasan yang sangat masuk akal - menunjuk pada pihak atau kondisi di luar dirinya. Inilah mental pecundang! Jelas, mental seperti ini adalah mental yang akan mengantar seseorang terjerumus ke jurang kegagalan lebih dalam.

Sebaliknya, orang yang berjiwa pemenang dan bermental kaya, saat menghadapi tantangan, halangan, rintangan, bahkan kegagalan, mereka akan melihat ke dalam diri terlebih dulu. Mereka selalu mengutamakan introspeksi dan evaluasi diri dengan mencari penyebab dari dalam diri. Seseorang yang berjiwa the winner akan menilai segala sesuatu dengan selalu mencari kekurangan dan kesalahan dari sumber penyebab apa yang terjadi. Mereka akan selalu mengutamakan introspeksi dan evaluasi diri dengan mencari penyebab dari dalam diri. Seseorang yang berjiwa the winner akan menilai segala sesuatu dengan selalu mencari kekurangan dan kesalah dari sumber penyebab apa yang terjadi. Mereka dengan senang hati akan selalu berusaha mencari dan kemudian memperbaiki penyebab timbulnya masalah dan kegagalan. Dengan begitu, mereka selalu muncul dengan solusi-solusi terbaik untuk mengatasi semua halangan dan rintangan. Hebatnya, orang dengan jiwa pemenang ini seolah-olah bisa mengatasi semua masalah yang dihadapi, bahkan dalam kondisi apapun. Sebab, mereka selalu muncul dengan semangat mencari solusi. Inilah yang membuat orang sukses akan semakin sukses karena ia selalu mempunyai kelebihan satu aatu bahkan lebih cara untuk mencapai sukses sebenarnya.

Seorang pemenang selalu melihat jawaban di setiap masalah. Sedangkan seorang pecundang selalu meliihat masalah di setiap jawaban. Tentu, ini adalah sebuah pilihan sikap yang menentukan akan menjadi bagaimana kita nanti. Jika yang kita biasakan adalah memiliki satu alasan di setiap rintangan, pastilah kita akan semakin tenggelam dalam kesulitan. Sebaliknya, jika kita selalu memiliki satu cara untuk mencari solusi di setiap halangan, pastilah kita akan muncul sebagai seorang pemenang.

Maka, mari kita pastikan agar diri kita menjadi insan yang selalu kelebihan satu cara, bukan kelebihan satu alasan!

0 komentar: