Mari Belajar dari Semut!
Posted: Selasa, 05 Mei 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Life
Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari yang kecil, dan mulailah dari sekarang. Maka kesuksesan akan selalu datang dan indah pada waktunya. Banyak hal yang membuat kita mampu belajar dan memampukan diri kita menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain. Tapi yang lebih penting, jadilah pribadi yang menyenangkan untuk diri kita terlebih dahulu.
Istimewa sekali ketika saya bisa memberikan tulisan saya yang ke-100 ini dengan sebuah pelajaran yang berharga bagi kita semua. Mudah-mudahan bisa menginspirasi hidup dan karya kita.
Diri dan karya kita tidak selalu menyenangkan dan diterima dengan baik oleh orang lain. Dan kita tidak perlu menyenangkan semua orang hanya untuk mendapatkan kesempatan menjadi yang terbaik di antara mereka, dan diterima sebagai pribadi yang lebih diantara mereka. Kita cukup memberikan yang terbaik dari apa yang kita mampu dan bisa berikan.
Begitu banyak kesulitan dan tantangan dalam hidup, dan inilah yang kadangkala menjadi faktor kenapa kita sulit membahagiakan orang lain. Tapi ada begitu banyak kesempatan pula bagi kita untuk tetap membahagiakan hidup kita dengan karya-karya kita.
Saya mengajak sahabat sekalian untuk belajar dari komunitas semut. Semoga menginspirasi.
Pelajaran 1. Semut tidak pernah menyerah.
Pernahkah kita mencoba menghentikan jalannya sederetan semut? Apakah mereka pernah berhenti total dan menunggu sampai rintangan berlalu? Tidak sama sekali. Mereka akan mencoba ke kiri dan ke kanan. Mereka juga berusaha mengitari rintangan agar dapat menyeberang, bahkan mendaki sekali pun.
Pelajaran 2. Semut selalu memikirkan musim dingin sepanjang musim panas.
Kebiasaan kerja keras dan pemikiran untuk terus bekerja sebelum halangan datang merupakan ciri khas dari bangsa semut. Pada musim panas, ketika binatang lainnya menikmati hangatnya sinar matahari, bangsa semut telah mempersiapkan diri untuk menghadapi musim dingin yang terburuk sekalipun.
Pelajaran 3. Semut memikirkan musim panas pada saat musim dingin.
Bangsa semut membenci musim dingin karena kerjaan mereka terhambat, namun mereka adalah bangsa yang berpikir positif karena mempunyai keyakinan bahwa musim dingin juga akan segera berlalu.
Pelajaran 4. Daya penciuman yang tajam terhadap setiap kesempatan.
Ada pepatah 'ada gula ada semut'. Semut mencari kesempatan lebih dulu dibandingkan dengan binatang lain. Penciuman yang tajam membuat mereka selalu mendapatkan kesempatan yang pertama dan lebih baik.
Pelajaran 5. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya hasil panen pada musim panas.
Bangsa semut tidak pernah berdiskusi seberapa banyak hasil yang harus mereka kumpulkan, mereka terus mengumpulkan bahkan pada hari terakhir musim panas.
So, belajarlah dari semut! Sikap pantang menyerah sampai tercapainya tujuan adalah hal yang membedakan mereka dengan binatang yang lain. Sikap pantang menyerah adalah salah satu sikap luar biasa yang akan membedakan kita sebagai pecundang atau pemenang ...
Untuk menjadi juara sejati, kita perlu adanya kompetisi, entah sehat maupun tidak. Tanpa lawan kita tidak akan pernah menjadi juara. Dengan lawan, akan terlihat kualitas dan pembeda diri kita. Apakah kita seorang juara atau hanya sebatas pelengkap sebuah kesempatan saja.
Istimewa sekali ketika saya bisa memberikan tulisan saya yang ke-100 ini dengan sebuah pelajaran yang berharga bagi kita semua. Mudah-mudahan bisa menginspirasi hidup dan karya kita.
Diri dan karya kita tidak selalu menyenangkan dan diterima dengan baik oleh orang lain. Dan kita tidak perlu menyenangkan semua orang hanya untuk mendapatkan kesempatan menjadi yang terbaik di antara mereka, dan diterima sebagai pribadi yang lebih diantara mereka. Kita cukup memberikan yang terbaik dari apa yang kita mampu dan bisa berikan.
Begitu banyak kesulitan dan tantangan dalam hidup, dan inilah yang kadangkala menjadi faktor kenapa kita sulit membahagiakan orang lain. Tapi ada begitu banyak kesempatan pula bagi kita untuk tetap membahagiakan hidup kita dengan karya-karya kita.
Saya mengajak sahabat sekalian untuk belajar dari komunitas semut. Semoga menginspirasi.
Pelajaran 1. Semut tidak pernah menyerah.
Pernahkah kita mencoba menghentikan jalannya sederetan semut? Apakah mereka pernah berhenti total dan menunggu sampai rintangan berlalu? Tidak sama sekali. Mereka akan mencoba ke kiri dan ke kanan. Mereka juga berusaha mengitari rintangan agar dapat menyeberang, bahkan mendaki sekali pun.
Pelajaran 2. Semut selalu memikirkan musim dingin sepanjang musim panas.
Kebiasaan kerja keras dan pemikiran untuk terus bekerja sebelum halangan datang merupakan ciri khas dari bangsa semut. Pada musim panas, ketika binatang lainnya menikmati hangatnya sinar matahari, bangsa semut telah mempersiapkan diri untuk menghadapi musim dingin yang terburuk sekalipun.
Pelajaran 3. Semut memikirkan musim panas pada saat musim dingin.
Bangsa semut membenci musim dingin karena kerjaan mereka terhambat, namun mereka adalah bangsa yang berpikir positif karena mempunyai keyakinan bahwa musim dingin juga akan segera berlalu.
Pelajaran 4. Daya penciuman yang tajam terhadap setiap kesempatan.
Ada pepatah 'ada gula ada semut'. Semut mencari kesempatan lebih dulu dibandingkan dengan binatang lain. Penciuman yang tajam membuat mereka selalu mendapatkan kesempatan yang pertama dan lebih baik.
Pelajaran 5. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya hasil panen pada musim panas.
Bangsa semut tidak pernah berdiskusi seberapa banyak hasil yang harus mereka kumpulkan, mereka terus mengumpulkan bahkan pada hari terakhir musim panas.
So, belajarlah dari semut! Sikap pantang menyerah sampai tercapainya tujuan adalah hal yang membedakan mereka dengan binatang yang lain. Sikap pantang menyerah adalah salah satu sikap luar biasa yang akan membedakan kita sebagai pecundang atau pemenang ...
Untuk menjadi juara sejati, kita perlu adanya kompetisi, entah sehat maupun tidak. Tanpa lawan kita tidak akan pernah menjadi juara. Dengan lawan, akan terlihat kualitas dan pembeda diri kita. Apakah kita seorang juara atau hanya sebatas pelengkap sebuah kesempatan saja.
Ulasan yang menarik, Nang.. Teruskan! Menulis, menulis dan menulis.... He he he.