Kuasai dan Kalahkan Rasa Takut!
Posted: Selasa, 05 Mei 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Life
0
Ini adalah tulisan saya di blog yang ke-99. Luar biasa, akhirnya setahap lagi saya bisa menyelesaikan target saya untuk menulis 100 tulisan sebelum akhir Mei 2009. Angka 99 memang selalu menjadi angka favorit bagi sebagian besar orang. Kenapa? Kesempurnaan, katanya. Tapi kadang, kesempurnaan tersebut justru menjadi awal hambatan kita untuk melangkah. Kita kadang menunggu sempurna untuk berbuat sesuatu, sekecil apapun itu.
Saya juga memulai blog ini dengan keragu-raguan dan mungkin juga ketakutan. Ketakutan akan siapa yang membaca, ketakutan akan kegunaan blog ini, ketakutan akan pertanggungjawaban isi tulisan saya, dan masih banyak lagi ketakutan. Tapi, ketika saya menikmati ketakutan itu dengan tetap menulis, ternyata tanpa disadari saya telah mengalahkan ketakutan saya sendiri.
Kini ijinkan saya mengulas sedikit tentang rasa takut yang kadang datang dan menjadi suatu perasaan yang berlebihan di hati kita. Rasa takut muncul karena berbagai alasan, antara lain:
Tak Kenal
Biasanya kita takut karena kita tak kenal. Seperti juga kata pepatah: tak kenal maka tak sayang. Tetapi, mungkin lebih tepat kalau kita katakan, "Takut karena tak kenal". Banyak orang yang tidak mau berubah atau menolak untuk berubah karena mereka takut akan apa yang mereka hadapi di depan mereka. Mereka lebih memilih untuk menjalani hidup yang selama ini mereka sudah kenal. Mereka takut pada masa depan yang masih belum jelas. Padahal mungkin saja masa depan mereka bahkan menjadi lebih baik dari yang ada sekarang. Karena itulah banyak orang yang sudah puas dengan hidup saat ini. Kita selalu menikmati zona nyaman kita terlalu lama. Lebih aneh, kita menginginkan untuk adanya perbaikan dari kondisi kita sekarang, namun kita tidak mau melepaskan 'kenikmatan' yang kita rasakan sekarang. Ingat, perubahan tidak selalu baik, tapi untuk menjadi lebih baik, kita harus berubah.
Pengalaman Buruk
Salah satu alasan lain dari ketakutan adalah pengalaman buruk. Kegagalan bisa menjadi pengalaman buruk yang membuat seseorang takut untuk mencoba lagi. Padahal orang sukses bukanlah orang yang super, atau orang yang tidak pernah gagal. Masih ingat rumus kesuksesan? Kesuksesan = 99% kegagalan + 1% keberuntungan. Mereka yang sukses adalah orang biasa yang justru berani mengalami kegagalan dalam jumlah yang lebih banyak dari orang biasa. Dari berbagai kegagalan inilah mereka belajar untuk menjadi sukses. Keberanian untuk bangkit dari kegagalan membuat mereka menjadi sosok yang luar biasa.
Ingin Sempurna
Ada juga orang yang takut mencoba karena ia ingin segala sesuatunya sempurna: persiapan sempurna, perlengkapan sempurna, informasi lengkap, dan hasil yang sempurna pula. Padahal di dunia ini sulit sekali mencari yang sempurna, bahkan bisa dikatakan
tak ada yang sempurna. Jadi, jika menunggu sampai waktu yang paling tepat untuk bertindak melakukan perubahan, kita tidak akan pernah memulai.
Sebagai ilustrasi, kadang kita mengharapkan orang yang kita cintai dan sayangi adalah sosok yang sempurna. Maka yang muncul kemudian adalah penyesalan, kemarahan, ketidaknyamanan akan ketidaksempurnaan. Kita terlalu berharap bahwa orang yang kita cintai adalah orang yang sempurna. Ingat, kita tidak akan pernah mendapatkan orang yang sempurna untuk kita cintai, tapi kita akan mendapatkan orang biasa (tidak sempurna) untuk bisa kita cintai dengan cara yang sempurna.
Rasa takut yang berlebihan seringkali mengakibatkan munculnya perasaan negatif dalam hati kita. Dan ini akan memengaruhi cara kita berkomunikasi, cara kita berelasi dan sebagainya. Bahkan, rasa takut yang tak dikelola dengan baik menimbulkan dampak negatif yang bisa jadi kita sesali seumur hidup.
Penyesalan tersebut muncul karena keputusan-keputusan negatif yang dilahirkan karena ketidaknyamanan diri kita sebagai dampak dari rasa takut yang berkepanjangan dan berlebihan.
Tidak Mau Mencoba
Rasa takut membuat kita tidak mau mencoba. Untuk meningkatkan diri dari SD ke SMP saja kita harus ikut ujian. Jika kita tidak mau mengelola rasa takut gagal dalam ujian, pastilah kita tidak akan ikut ujian dan kita tak akan pernah merasakan bagaimana belajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tidak Mau Berubah
Rasa takut membuat kita tidak mau berubah. Kita sudah merasa sangat nyaman dengan kondisi sekarang sehingga kita tidak mau lagi berubah. Jika kita tidak mau berubah kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik,
suasana yang lebih menyenangkan.
Kehilangan Percaya Diri
Dampak lain dari rasa takut adalah kehilangan percaya diri untuk melakukan sesuatu. Jika kita sudah tidak percaya pada diri sendiri, bagaimana orang lain mau memercayai
kita. Akibatnya kitapun sulit untuk maju, sulit untuk mengubah diri, sulit untuk mengembangkan diri.
Putus Asa
Dampak yang palin mengerikan dari rasa takut adalah kesedihan, ketakutan yang menumpuk sehingga kita menjadi stress dan ujungnya adalah depresi dan putus asa. Jika kita sudah putus asa, maka hidup kita tidak ada lagi nilainya. Keputusasaan membuat kita berhenti berusaha. Keputusasaan membuat kita berhenti berkarya.
Apalah artinya hidup ini jika kita sudah berhenti berkarya?
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mengelola rasa takut?
Ada banyak cara untuk mengelola rasa takut agar rasa takut ini bisa memacu kita untuk justru lebih berprestasi.
Akui Rasa Takut
Jika kita takut, tidak perlu ditutupi. Sebaliknya, kita perlu mengakui bahwa kita memiliki rasa takut. Dengan mengakui rasa takut kita bisa menganalisa dari mana datangnya rasa takut tersebut, sehingga kita bisa mencari strategi yang paling tepat untuk mengelola rasa takut.
Kenali Sumbernya
Langkah selanjutnya setelah kita mengakui adanya rasa takut adalah mencari sumber rasa takut tersebut: apakah karena kita tidak memiliki cukup informasi untuk bertindak atau apakah rasa takut ini datangnya dari pengalaman buruk? Jika rasa takut datang dari informasi yang minim, kita bisa mencari tahu dengan bertanya pada orang-orang yang tepat ataupun belajar untuk mempertajam keterampilan yang dibutuhkan untuk bertindak mengubah nasib. Seandainya rasa takut datangnya dari pengalaman buruk. Kita bisa belajar dari pengalaman tersebut, dan mencoba cara baru yang berbeda, agar bisa mendapatkan hasil yang berbeda pula.
Cari Dukungan
Rasa takut juga bisa diatasi dengan mencari dukungan orang lain. Jika kita belum pernah terjun kesuatu bidang yang ingin kita coba, kita bisa belajar dari orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang tersebut. Belajar dari kesalahan dan kegagalan mereka agar kita tidak perlu mengalami kegagalan dan kesalahan yang sama. Kita juga bisa mencari dukungan dari orang-orang yang sudah punya keterampilan atau pengetahuan yang lebih tinggi di bidang yang akan kita tekuni tersebut. Kita bisa juga mengajak mereka bekerja sama.
Ada sebuah ilustrasi yang menarik bagi kita.
Pak Ramli seoarang pemilik toko ban awalnya adalah orang tak berada. Ia mau belajar dari seorang penambal ban dan bekerja sebagai asistennya dengan bayaran yang minim, tetapi ia tidak mengeluh, karena tujuannya adalah untuk belajar seluk beluk bisnis
tambal ban. Ketika ia sudah punya usaha tambal ban sendiri, ia juga masih mau belajar di toko jual-beli ban dengan bayaran yang minim. Hal ini dilakukannya sampai akhirnya ia mampu memiliki usaha jual-beli ban sendiri.
Nah, apakah Anda ingin berubah? Rasa takut apa yang sedang Anda hadapi? Akui rasa takut tersebut. Kenali sumbernya, cari dukungan dan mulailah bertindak untuk mengatasi rasa takut dan meraih mimpi Anda.
Sukses untuk kita semua.
Saya juga memulai blog ini dengan keragu-raguan dan mungkin juga ketakutan. Ketakutan akan siapa yang membaca, ketakutan akan kegunaan blog ini, ketakutan akan pertanggungjawaban isi tulisan saya, dan masih banyak lagi ketakutan. Tapi, ketika saya menikmati ketakutan itu dengan tetap menulis, ternyata tanpa disadari saya telah mengalahkan ketakutan saya sendiri.
Kini ijinkan saya mengulas sedikit tentang rasa takut yang kadang datang dan menjadi suatu perasaan yang berlebihan di hati kita. Rasa takut muncul karena berbagai alasan, antara lain:
Tak Kenal
Biasanya kita takut karena kita tak kenal. Seperti juga kata pepatah: tak kenal maka tak sayang. Tetapi, mungkin lebih tepat kalau kita katakan, "Takut karena tak kenal". Banyak orang yang tidak mau berubah atau menolak untuk berubah karena mereka takut akan apa yang mereka hadapi di depan mereka. Mereka lebih memilih untuk menjalani hidup yang selama ini mereka sudah kenal. Mereka takut pada masa depan yang masih belum jelas. Padahal mungkin saja masa depan mereka bahkan menjadi lebih baik dari yang ada sekarang. Karena itulah banyak orang yang sudah puas dengan hidup saat ini. Kita selalu menikmati zona nyaman kita terlalu lama. Lebih aneh, kita menginginkan untuk adanya perbaikan dari kondisi kita sekarang, namun kita tidak mau melepaskan 'kenikmatan' yang kita rasakan sekarang. Ingat, perubahan tidak selalu baik, tapi untuk menjadi lebih baik, kita harus berubah.
Pengalaman Buruk
Salah satu alasan lain dari ketakutan adalah pengalaman buruk. Kegagalan bisa menjadi pengalaman buruk yang membuat seseorang takut untuk mencoba lagi. Padahal orang sukses bukanlah orang yang super, atau orang yang tidak pernah gagal. Masih ingat rumus kesuksesan? Kesuksesan = 99% kegagalan + 1% keberuntungan. Mereka yang sukses adalah orang biasa yang justru berani mengalami kegagalan dalam jumlah yang lebih banyak dari orang biasa. Dari berbagai kegagalan inilah mereka belajar untuk menjadi sukses. Keberanian untuk bangkit dari kegagalan membuat mereka menjadi sosok yang luar biasa.
Ingin Sempurna
Ada juga orang yang takut mencoba karena ia ingin segala sesuatunya sempurna: persiapan sempurna, perlengkapan sempurna, informasi lengkap, dan hasil yang sempurna pula. Padahal di dunia ini sulit sekali mencari yang sempurna, bahkan bisa dikatakan
tak ada yang sempurna. Jadi, jika menunggu sampai waktu yang paling tepat untuk bertindak melakukan perubahan, kita tidak akan pernah memulai.
Sebagai ilustrasi, kadang kita mengharapkan orang yang kita cintai dan sayangi adalah sosok yang sempurna. Maka yang muncul kemudian adalah penyesalan, kemarahan, ketidaknyamanan akan ketidaksempurnaan. Kita terlalu berharap bahwa orang yang kita cintai adalah orang yang sempurna. Ingat, kita tidak akan pernah mendapatkan orang yang sempurna untuk kita cintai, tapi kita akan mendapatkan orang biasa (tidak sempurna) untuk bisa kita cintai dengan cara yang sempurna.
Rasa takut yang berlebihan seringkali mengakibatkan munculnya perasaan negatif dalam hati kita. Dan ini akan memengaruhi cara kita berkomunikasi, cara kita berelasi dan sebagainya. Bahkan, rasa takut yang tak dikelola dengan baik menimbulkan dampak negatif yang bisa jadi kita sesali seumur hidup.
Penyesalan tersebut muncul karena keputusan-keputusan negatif yang dilahirkan karena ketidaknyamanan diri kita sebagai dampak dari rasa takut yang berkepanjangan dan berlebihan.
Tidak Mau Mencoba
Rasa takut membuat kita tidak mau mencoba. Untuk meningkatkan diri dari SD ke SMP saja kita harus ikut ujian. Jika kita tidak mau mengelola rasa takut gagal dalam ujian, pastilah kita tidak akan ikut ujian dan kita tak akan pernah merasakan bagaimana belajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tidak Mau Berubah
Rasa takut membuat kita tidak mau berubah. Kita sudah merasa sangat nyaman dengan kondisi sekarang sehingga kita tidak mau lagi berubah. Jika kita tidak mau berubah kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kualitas hidup yang lebih baik,
suasana yang lebih menyenangkan.
Kehilangan Percaya Diri
Dampak lain dari rasa takut adalah kehilangan percaya diri untuk melakukan sesuatu. Jika kita sudah tidak percaya pada diri sendiri, bagaimana orang lain mau memercayai
kita. Akibatnya kitapun sulit untuk maju, sulit untuk mengubah diri, sulit untuk mengembangkan diri.
Putus Asa
Dampak yang palin mengerikan dari rasa takut adalah kesedihan, ketakutan yang menumpuk sehingga kita menjadi stress dan ujungnya adalah depresi dan putus asa. Jika kita sudah putus asa, maka hidup kita tidak ada lagi nilainya. Keputusasaan membuat kita berhenti berusaha. Keputusasaan membuat kita berhenti berkarya.
Apalah artinya hidup ini jika kita sudah berhenti berkarya?
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mengelola rasa takut?
Ada banyak cara untuk mengelola rasa takut agar rasa takut ini bisa memacu kita untuk justru lebih berprestasi.
Akui Rasa Takut
Jika kita takut, tidak perlu ditutupi. Sebaliknya, kita perlu mengakui bahwa kita memiliki rasa takut. Dengan mengakui rasa takut kita bisa menganalisa dari mana datangnya rasa takut tersebut, sehingga kita bisa mencari strategi yang paling tepat untuk mengelola rasa takut.
Kenali Sumbernya
Langkah selanjutnya setelah kita mengakui adanya rasa takut adalah mencari sumber rasa takut tersebut: apakah karena kita tidak memiliki cukup informasi untuk bertindak atau apakah rasa takut ini datangnya dari pengalaman buruk? Jika rasa takut datang dari informasi yang minim, kita bisa mencari tahu dengan bertanya pada orang-orang yang tepat ataupun belajar untuk mempertajam keterampilan yang dibutuhkan untuk bertindak mengubah nasib. Seandainya rasa takut datangnya dari pengalaman buruk. Kita bisa belajar dari pengalaman tersebut, dan mencoba cara baru yang berbeda, agar bisa mendapatkan hasil yang berbeda pula.
Cari Dukungan
Rasa takut juga bisa diatasi dengan mencari dukungan orang lain. Jika kita belum pernah terjun kesuatu bidang yang ingin kita coba, kita bisa belajar dari orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang tersebut. Belajar dari kesalahan dan kegagalan mereka agar kita tidak perlu mengalami kegagalan dan kesalahan yang sama. Kita juga bisa mencari dukungan dari orang-orang yang sudah punya keterampilan atau pengetahuan yang lebih tinggi di bidang yang akan kita tekuni tersebut. Kita bisa juga mengajak mereka bekerja sama.
Ada sebuah ilustrasi yang menarik bagi kita.
Pak Ramli seoarang pemilik toko ban awalnya adalah orang tak berada. Ia mau belajar dari seorang penambal ban dan bekerja sebagai asistennya dengan bayaran yang minim, tetapi ia tidak mengeluh, karena tujuannya adalah untuk belajar seluk beluk bisnis
tambal ban. Ketika ia sudah punya usaha tambal ban sendiri, ia juga masih mau belajar di toko jual-beli ban dengan bayaran yang minim. Hal ini dilakukannya sampai akhirnya ia mampu memiliki usaha jual-beli ban sendiri.
Nah, apakah Anda ingin berubah? Rasa takut apa yang sedang Anda hadapi? Akui rasa takut tersebut. Kenali sumbernya, cari dukungan dan mulailah bertindak untuk mengatasi rasa takut dan meraih mimpi Anda.
Sukses untuk kita semua.