Kerja Belum Selesai!

Posted: Kamis, 14 Mei 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Saat sukses sudah didapat, kita kadang terlalu puas dan lupa mencanangkan meraih kesuksesan lain yang lebih besar untuk dicapai...

Tulisan ini lagi-lagi terinspirasi oleh salah satu puisi karya Chairil Anwar.

'Sudah banyak yang dilakukan, tapi masih banyak yang hasus dikerjakan.' Ungkapan tersebut barangkali sangat pas untuk menggambarkan bahwa setiap saat selalu akan muncul tantantan dan target baru yang harus dicapai untuk mencapai sukses yang didambakan. Satu pekerjaan selesai, akan muncul pekerjaan lain yang harus juga dirampungkan.

Sayangnya, kadang tanpa disadari, saat sebuah target sudah tercapai, kita lupa menyusun target baru. Saat sukses sudah didapat, kita kadang terlalu puas dan lupa mencanangkan meraih kesuksesan lain yang lebih besar untuk dicapai. Dan, jika tidak segera diubah, biasanya ini akan menggiring kita pada posisi stagnan alias jalan di tempat.



Dalam sebuah diskusi, seorang pengusaha pernah mengeluhkan kondisi yang terjadi dalam usaha yang dijalankannya. Pada saat itu, ia merasa sudah aman dengan kondisi dimana usahanya berjalan dengan sangat lancar karena mendapat order besar dan tetap dari sebuah perusahaan besar. Intinya, ia menyebut bahwa usaha tersebut bisa menghidupi banyak karyawan di perusahaannya karena order tetap yang diberikan kliennya mampu menghasilkan pendapatan yang cukup besar. Rutinitas inilah yang membuat perusahaannya berjalan dengan baik. Sampai di sini, sang pengusaha menjadi merasa bahwa segalanya akan berjalan mulus. Karena itu, ia hanya berusaha selalu menjaga hubungan baik dengan perusahaan pemberi order. Apa yang dibutuhkan klien, akan segera ia penuhi. Yang pasti, ia memperlakukan sang klien benar-benar sebagai raja yang harus dilayani demi menjaga keutuhan relasi yang - tentunya - akan menjaga kelanggengan usahanya. Sampai di sini, tak ada yang salah dengan kondisi yang terjadi.

Tapi, sang pengusaha ini rupanya mungkin lupa dengan satu hal yang bersifat kodrati, yaitu hukum perubahan. Karena sibuk melayani klien yang sudah eksis, ia tak sempat - tepatnya melupakan - mencari klien lain yang bisa menjadi sumber pemasukan bagi usahanya. Kalaupun ada klien yang lain, pelayanan yang diberikan belumlah semaksimal yang diberikan kepada klien besar tadi. Akibatnya fatal! Saat ada peraturan baru di perusahaan besar pemberi order akibat pergantian manajemen, order yang bersifat rutin dan mampu menjadi penopang usaha utama tersebut harus lepas dari tangan. Sang pengusaha kelimpungan. Ia pun terpaksa melakukan rasionalisasi karyawan karena krisis finansial akibat sang pemberi order besar tak lagi menjadi sumber pemasukan yang bisa diandalkan. Tapi, di sinilah - menurutnya - pelajaran terbesar yang kini justru membuat usahanya makin berkembang. Sang pengusaha kini tak pernah lagi menggantungkan order dari satu perusahaan. Baginya, jika ada satu order besar, itu hanyalah satu pekerjaan besar yang harus diselesaikan. Tapi, masih banyak order lain yang harus dicari dan dikerjakan dari berbagai sumber lain yang ada di luar sana.

Pengalaman yang dialami sang pengusaha barangkali pernah kita alami. Kita merasa puas - bahkan merasa kerja sudah selesai - dengan mendapat klien atau penghasilan sesuai target. Kadang, kita merasa sudah senang dengan keberhasilan mencapai apa yang didambakan. Padahal sejatinya, selalu ada hukum perubahan yang membuat kita harus selalu berjuang untuk menyesuaikan dengan keadaan.

Coba lihat kondisi saat ini. Banyak perusahaan besar yang memotong anggaran. Bahkan, tak jarang yang kemudian melakukan perampingan perusahaan. Akibatnya, pengangguran terjadi dimana-mana. Kita kembali harus berada di masa penuh perjuangan untuk sekadar bisa tetap hidup. Ini kembali mengingatkan kita pada krisis ekonomi tahun 1998 silam. Saat kita sudah kembali menggeliat dan mampu bangun kembali dari keterpurukan akibat krisis tahun 1998, kini muncul tantangan baru ang harus membuat kita selalu dituntut berjuang dan berkarya tiada henti.

Nah, inilah yang membuat kita sebaiknya selalu mencanangkan bahwa: 'Kerja belum selesai!' Bahkan, meski kita sedang berada di atas, berada di top of the top, harus kita ingat selalu bahwa roda bisnis selalu berjalan. Kadang kita berada di atas, kadang pula harus berada di bawah karena adanya hukum perubahan. Apalagi, jika muncul persaingan ketat di industri yang kita jalankan. Tengok, bagaimana Garuda Indonesia kini harus beradu kekuatan pelayanan dengan Lion Air atau Air Asia yang berbiaya murah. Padahal, kita tahu persis zaman dulu Garuda Indonesia nyaris tak bisa digoyang sebagai maskapai nomor satu di Indonesia. Lihat juga misalnya, produk mie instan Indomie yang dulu sangat berjaya. Kini, mereka mendapat tantangan berat dari pendatang baru Mie Sedaap.

Jika kita selalu mengingat bahwa ada hukum perubahan, maka kita seharusnya perlu mengingat beberapa hal ini.
Tidak ada kepuasan yang bersifat mutlak.
Kepuasan bersifat relatif. Apa yang hari ini terasa memuaskan, jika bertemu dengan pembanding yang setara atau lebih baik, kadang bisa segera berubah menjadi kekecewaan. Karena itu, kesiapan mental berupa kekayaan jiwa dalam menyikapi perubahan haruslah terus dikedepankan. Jika kita sadar bahwa kepuasan yang kita raih ini mungkin akan berubah esok hari, maka kita akan terus terdorong untuk memperbaiki kualitas layanan usaha.

Perjuangan tak akan pernah usai.
Perjuangan sejatinya hanya akan berhenti saat maut menjemput. Karena itu, kesadaran bahwa selalu ada perubahan akan membuat kita mau terus berjuang meraih segala impian. Dan, jika satu impian sudah berhasil diwujudkan, segera dilanjutkan dengan perjuangan tanpa henti menuju pencapaian berikutnya.

Bisnis selalu dipenuhi dengan nuansa pembelajaran setiap waktu.
Iklim usaha atau bisnis bisa dengan cepat berubah. Apalagi, saat ini globalisasi memudahkan pesaing dari luar untuk masuk ke dalam area bisnis kita. Di sisi lain, persaingan sesama pemain lokal pun menjadi semakin sengit. Karena itu, hanya mereka yang bersiap dan mau belajar untuk terus memperbaiki dirilah yang punya kekuatan untuk bertahan. Perubahan yang cepat jika diiringi dengan pembelajaran yang berkelanjutan tentunya akan menghasilkan kemampuan dan daya saing yang kuat.

Selalu action dan jangan berhenti bergerak.
Istirahat sejenak memang perlu, bahkan harus, jika lelah sudah mendera. Namun, istirahat pastilah bukan untuk bermalas-malasan melainkan untuk mengumpulkan energi untuk terus bergerak dan bertindak. Kekuatan action akan menjadi daya dobrak bagi siapa pun guna terus bertahan dan memperoleh hasil seperti yang ditargetkan.

Tak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri.
Perubahan akan terus terjadi, baik perubahan yang diinginkan ataupun perubahan yang kadang justru membuat kita kelimpungan. Dengan adanya kesadaran hukum perubahan ini, sudah seharusnya kita selalu mau berusaha dan berjuang tanpa henti.


Ingat, penghargaan yang paling sempurna dan indah yang didapat dari pekerjaan yang berhasil adalah kesempatan untuk mengerjakan hal yang lebih besar!

0 komentar: