Bermain dan Berkarya
Posted: Rabu, 22 April 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Life
0
Ketika ditanya tentang rahasia suksesnya Steven Allan Spiellberg, seorang pembuat film yang sangat terkenal mengungkapkan bahwa 'rahasia sukses yang dilupakan orang dewasa adalah bermain karena itulah saya ingin selalu ditemani oleh anak-anak dalam setiap pekerjaan saya...'
Dunia anak-anak yang sudah sekian lama kita tinggalkan ternyata menyimpan nasihat luar biasa, sebuah rahasia untuk sukses lahir batin bagi siapa saja. Coba perhatikan sejenak aktifitas yang dilakukan oleh anak-anak dengan dunianya yang penuh dengan suka cita itu, hampir seluruhnya adalah aktifitas bersenang-senang atau bermain-main.
Mungkinkah hal ini yang membuat semua urusan anak-anak begitu mudah lancar dan baik-baik saja sehingga setiap kebutuhan anak-anak hampir 100% selalu dipenuhi meskipun melalui orang-orang di sekitarnya. Pertanyaanya, siapa yang menggerakkan mereka memenuhi kebutuhan anak-anak tersebut kalau bukan Tuhan tentunya?
Belum lagi bila ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan, kita dapatkan informasi yang cukup menarik untuk ditelusuri bahwa gelombang otak anak-anak umur 5 tahun ke bawah semuanya masih berada dalam frekuensi alpha, yaitu 8 - 13.9 Hz. Sebuah frekuensi yang sudah kita pahami bersama sebagai jalan masuk ke otak bawah sadar atau ke dalam hati nurani kita sendiri. Selain itu gelombang alpha adalah syarat untuk khusyu dimana Tuhan mengabulkan semua permintaan hamba-Nya.
Menyikapi hidup sebagai sebuah permainan dan kesenangan buat sebagian orang mungkin belum banyak dipahami dan diaplikasikan dengan baik atau mungkin juga hanya terlupakan sejenak sehingga kita masih merasa bahwa semua hal harus disikapi secara serius yang tentu saja bagus dan tetap kita perlukan. Namun ironisnya, ketika hal itu dilakukan secara berlebihan maka tanpa disadari gelombang otak terus melaju dengan kecepatan tinggi di frekuensi Beta, yang justru menyebabkan perasaan di hati semakin terasa tidak enak, tidak nyaman, dan lebih dekat ke hawa nafsu yang kemudian menghambat produktifitas kita dalam bekerja dan berkarya.
Di sinilah tantangannya bagi kita untuk memadukan semangat bermain atau bersenang-senang dengan semangat bekerja keras menjadi sebuah totalitas dalam berkarya sehingga menjadi sebuah daya atau kekuatan yang lmembuat kita seolah digerakkan, dibimbing, dituntun, diarahkan dengan sendirinya secara alami. Bekerja adalaoh bermain, bermain adalah berkarya. Haruskah kita memisahkannya?
Sebagai profesional, kondisi ini menjadi sebuah pilihan, apakaoh kita ingin mempermudah semua urusan dalam hidup kita dengan menyikapinya sebagai sebuah permainan, kesenangan yang rasanya lebih ringan di hati ataukah menyikapinya sebagai sebuah keseriusan, kesulitan yang rasanya penuh beban dan hambatan?
Selamat bermain dan berkarya ...
Dunia anak-anak yang sudah sekian lama kita tinggalkan ternyata menyimpan nasihat luar biasa, sebuah rahasia untuk sukses lahir batin bagi siapa saja. Coba perhatikan sejenak aktifitas yang dilakukan oleh anak-anak dengan dunianya yang penuh dengan suka cita itu, hampir seluruhnya adalah aktifitas bersenang-senang atau bermain-main.
Mungkinkah hal ini yang membuat semua urusan anak-anak begitu mudah lancar dan baik-baik saja sehingga setiap kebutuhan anak-anak hampir 100% selalu dipenuhi meskipun melalui orang-orang di sekitarnya. Pertanyaanya, siapa yang menggerakkan mereka memenuhi kebutuhan anak-anak tersebut kalau bukan Tuhan tentunya?
Belum lagi bila ditinjau dari sisi ilmu pengetahuan, kita dapatkan informasi yang cukup menarik untuk ditelusuri bahwa gelombang otak anak-anak umur 5 tahun ke bawah semuanya masih berada dalam frekuensi alpha, yaitu 8 - 13.9 Hz. Sebuah frekuensi yang sudah kita pahami bersama sebagai jalan masuk ke otak bawah sadar atau ke dalam hati nurani kita sendiri. Selain itu gelombang alpha adalah syarat untuk khusyu dimana Tuhan mengabulkan semua permintaan hamba-Nya.
Menyikapi hidup sebagai sebuah permainan dan kesenangan buat sebagian orang mungkin belum banyak dipahami dan diaplikasikan dengan baik atau mungkin juga hanya terlupakan sejenak sehingga kita masih merasa bahwa semua hal harus disikapi secara serius yang tentu saja bagus dan tetap kita perlukan. Namun ironisnya, ketika hal itu dilakukan secara berlebihan maka tanpa disadari gelombang otak terus melaju dengan kecepatan tinggi di frekuensi Beta, yang justru menyebabkan perasaan di hati semakin terasa tidak enak, tidak nyaman, dan lebih dekat ke hawa nafsu yang kemudian menghambat produktifitas kita dalam bekerja dan berkarya.
Di sinilah tantangannya bagi kita untuk memadukan semangat bermain atau bersenang-senang dengan semangat bekerja keras menjadi sebuah totalitas dalam berkarya sehingga menjadi sebuah daya atau kekuatan yang lmembuat kita seolah digerakkan, dibimbing, dituntun, diarahkan dengan sendirinya secara alami. Bekerja adalaoh bermain, bermain adalah berkarya. Haruskah kita memisahkannya?
Sebagai profesional, kondisi ini menjadi sebuah pilihan, apakaoh kita ingin mempermudah semua urusan dalam hidup kita dengan menyikapinya sebagai sebuah permainan, kesenangan yang rasanya lebih ringan di hati ataukah menyikapinya sebagai sebuah keseriusan, kesulitan yang rasanya penuh beban dan hambatan?
Selamat bermain dan berkarya ...