Behind the Scene

Posted: Selasa, 14 April 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Salah satu nama dewa yang sangat terkenal dalam mitologi Yunani adalah Narcissus. Suatu ketika Narcissus yang tengah mengambil air dari sebuah danau, terpesona oleh indahnya pantulan wajahnya di atas permukaan air. Ia begitu kagum dan terpesona oleh ketampanan wajahnya sehingga jatuh cinta pada dirinya sendiri. Sejak saat itu, Narcissus setiap hari berlutut di dekat sebuah danau untuk mengagumi dirinya sendiri. Ia begitu terpesona hingga, suatu pagi, ia jatuh ke dalam danau dan tenggelam. Katika Narcissus mati, dewi-dewi hutan muncul dan mendapati danau tadi, yang semula berupa air segar, telah berubah menjadi danau airmata yang asin.

'Mengapa engkau menangis?' tanya dewi-dewi. 'Aku menangisi Narcissus', jawab danau. 'Oh, tak heranlah jika kau menangisi Narcissus', kata mereka. 'Sebab walau kami selalu mencari dia di hutan, hanya kau saja yang dapat mengagumi keindahannya dari dekat.''Tapi... indahkah Narcissus?' tanya danau. 'Siapa yang lebih mengetahuinya daripada engkau?', dewi-dewi bertanya heran. 'Di dekatmulah ia tiap hari berlutut mengagumi dirinya!' Danau terdiam beberapa saat. Akhirnya, ia berkata, 'Aku menangisi Narcissus, tapi tidak pernah kuperhatikan bahwa Narcissus itu indah. Aku menangis karena, setiap ia berlutut di dekat tepianku, aku bisa melihat, di kedalaman matanya, pantulan keindahanku sendiri.'

Narcissus itulah yang kini menjadi sebutan, olok-olok, celaan, bahkan juga kebanggaan, yang ditujukan kepada seseorang yang suka memuji dirinya sendiri. Orang banyak menyebutnya dengan istilah N-A-R-S-I-S.



Dalam penentian tuan isi dan perwajahan blog ini, jauh sebelum munculnya blog ini, legenda Yunani tersebut seakan menyeruak di antara perbedaan pendapat yang terjadi sebagai perang batin dalam hati saya. Kadang saya berniat menampilkan foto diri saya sebagai ikon tetap blog ini, sebagaimana yang dilakukan O Magazine yang selalu memajang wajah Oprah Winfrey sebagai cover tetap pada setiap terbitannya. Akan tetapi di lain waktu, niat ini memunculkan keraguan dan ketakutan kalau nantinya saya dianggap 'narsis'!

Namun, akhirnya saya mengambil keputusan untuk menampilkan foto diri saya sebagai ikon blog ini. Semua ini lebih dimaksudkan sebagai ikon, simbol atau anchor, yang merepresentasikan: semangat, kegigihan, dan sekaligus pencapaian yang mampu diraih, dalam segala keterbatasan yang saya miliki! Dengan melihat foto itu, pengunjung blog ini diharapkan bisa ter-anchor atau terinspirasi oleh semangat, perjuangan dan setitik keberhasilan, bukan kekaguman yang berujung pada pengkultusan.

Saya sadar ini tidak akan memuaskan semua pihak yang sudi berkunjung ke blog ini, tapi setidaknya saya mampu memberikan harapan, bahwa siapapun kita berhak menjadi diri sendiri dan menentukan harapan kita menjadi kenyataan.

Saya tidak menampilkan pelajaran-pelajaran hidup saya, tapi saya menampilkan hidup kita semua sebagai sebuah pelajaran. Kenapa? Karena kita hidup bukan dari apa yang kita pelajari, tapi kita belajar dari hidup kita.

Memang narsis, tapi hanya mereka yang narsis yang mampu mengenal dan memahami kekuatan dan kelemahan dirinya untuk bisa melayani orang lain.

Narsis? Why not?

0 komentar: