Susul di Tingkungan!

Posted: Rabu, 04 Maret 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Waktu berlalu. Kita sudah memasuki tahun 2009. Beberapa dari kita mungkin menyambut tahun ini dengan harapan, antusiasme, dan perkataan, 'Saya sudah siap!' ... Beberapa lagi mungkin menghadapinya dengan perasaan campur aduk, antara gelisah dan khawatir. 'Mampukah bisnis saya bertahan?', 'Mampukah saya mencapai target penjualan saya?', dan lain-lain.

Kadang-kadang saya suka menonton F1 dan balap motor Grand Prix di televisi. Selagi menikmati balapannya, saya perhatikan banyak sekali kesamaan antara balapan F1 dan GP dengan dunia bisnis. Beberapa persamaan tersebut antara lain:



1. Balapan itu tidak hanya satu putaran, tetapi 62 putaran sirkuit. Si pembala memacu kendaraannya melintasi sirkuit, lagi dan lagi. Bisnis juga seperti itu. Kita tidak berbisnis hanya untuk satu periode hit-and-run, tapi untuk jangka panjang. Jadi bersiaplah untuk perlombaan yang panjang.
2. Sirkuit F1 tidak cuma berupa jalan lurus. Ada jalan lurus, dan banyak belokan serta tikungan. Bisnis juga demikian. Kadang seperti jalan yang lurus - relatif mulus tanpa masalah yang berarti ... Kita memperoleh order dengan cukup mudah, misalnya ketika ekonomi sedang baik. Tetapi, ada juga saat bisnis kita mengalami banyak belokan dan tikungan. Beberapa tikungan kecil dan beberapa ada yang sangat tajam. Pada masa-masa seperti ini, pesanan sangat sulit didapat, kompetisi sangat ketat.
3. Semua pembalap F1 sudah siap menghadapi jalan lurus, tikungan dan belokan. Mereka tahu dan menerima itu semua sebagai bagian dari sirkuit balapan. Tak ada pembalap yang hanya ingin berlomba di jalan lurus dan mulus, tetapi mengeluhkan belokan dan tikungan, karena itu tidak realistis! Demikian juga, sebagai pengusaha atau karyawan, kita harus menerima bahwa bisnis tidak selalu mulus. Akan ada saat-saat sulit juga, dan itu adalah bagian dari sirkuit bisnis. Berharap bisnis akan berjalan baik selamanya, tetapi menyerah (kehilangan motivasi) bila keadaan ekonomi sedang buruk, adalah sikap yang sangat tidak realistis!
4. Jika seorang pembalap F1 memenangkan putaran pertama, itu tidak menjamin ia pasti akan juara. Ia hanya akan menang jika mampu mengendarai paling cepat dengan konsisten melebihi pembalap lain. Demikian juga dalam bisnis, posisi terdepan akan sangat tergantung pada kemampuan kita dalam mengembangkan produk (dan jasa) dengan baik untuk klien secara kontinyu dan konsisten.
5. Dengan kata lain, jika pembalap F1 ketinggalan satu putaran itu tidak berarti ia sudah kalah... Ia masih bisa menang jika mampu menyusul pembalap lain di putaran-putaran selanjutnya. Begitu pula dalam dunia bisnis, jika kita kehilangan satu ronde, tidak berarti kita sudah kalah seluruhnya. Kita hanya ketinggalan satu ronde, hanya satu fase, hanya satu siklus. Akan ada banyak peluang lain untuk mengejar dan bahkan menyusul!
6. Semua pembalap F1 tahu bahwa balapan di jalan lurus sangat mudah, tidak banyak keahlian yang dibutuhkan untuk itu. Karena sangat mudah, biasanya justru sulit untuk bisa menyusul di jalan lurus. 'Semua pembalap F1 tahu bahwa kesempatan terbaik untuk menyusul adalah di tikungan'. Maka, bila banyak perusahaan di Indonesia menikmati bisnis yang bagus sepanjang 2006, 2007 sampai pertengahan 2008, itu adalah sangat normal. Mengapa? Karena ekonomi Indonesia masih lumayan stabil di waktu itu. Maaf bila saya mengatakan ini, mendapatkan order bagus selama periode itu hanyalah seperti mengendarai mobil di jalan lurus - tidak perlu banyak keahlian dan kreativitas.
7. Semua pembalap F1 tahu bahwa kesempatan terbaik untuk menyusul ada di tikungan. Maka, ketika seorang pembalap mendekati ujung dari jalan lurus dan mendekati tikungan, beberapa hal akan terjadi. Pertama, ia dengan cepat mengganti gigi. Bila menggunakan gigi yang sama, ia pasti akan kehilangan tenaga dan pasti akan tersusul oleh pembalap lainnya. Kedua, adrenalinnya akan terpompa karena ini adalaj kesempatan baginya untuk menyusul atau disusul pembalap yang lain.

Hari ini, seiring kita memasuki tikungan di tahun 2009 (bulan terakhir di kuartal pertama), adalah waktunya untuk 'mengganti gigi'. Perusahaan dan credit union kita harus mengubah strategi. Kita tidak bisa menggunakan strategi yang sama dengan sewaktu situasi ekonomi sedang bagus dan berharap bisa berhasil di situasi ekonomi yang berbeda.

Tahun 2009 adalah juga waktunya untuk meningkatkan adrenalin karena ini adalah kesempatan untuk menyusul para kompetitor dan maju ke depan. Kita juga mendekati periode yang berbahaya - jika tidak mengubah strategi, kita pasti akan tersusul oleh kompetitor.

Jadi, strategi apa yang harus digunakan di kuartal kedua tahun 2009 untuk memastikan bisnis kita tetap kompetitif dan mampu menyusul kompetitor? Berikut beberapa ide yang dapat saya berikan.

Yang pertama dan terpenting, kita harus menerima kenyataan bahwa tikungan dan belokan adalah bagian dari bisnis. Saya mengulanginya lagi walau terdengar konyol, banyak perusahaan tidak menyadari kenyataan ini. Maka, mulai dari sekarang, bangun dan sadarilah kenyataan bahwa tikungan dan belokan, naik dan turun adalah bagian dari perjalanan bisnis. Persiapkan diri kita secara mental untuk menghadapi semua tantangan di tahun ini.

Kedua, katakan pada diri sendiri bahwa 2009 adalah peluang untuk menyusul para kompetitor. Peluang karena di semua belokan dan tikungan, semuanya harus memperlambat lajunya. Maka dari itu, pembalap yang berhasil menyusul di tikungan adalah mereka yang mempunyai keahlian lebih. Jadi, pastikan sumber daya manusia kita memiliki itu. Persiapkan tim kita, motivasi mereka, beri pelatihan dengan baik sehingga mereka siap mengambil kesempatan untuk menyusul di tikungan.

Ketiga, pembalap yang menyusul di tikungan adalah mereka yang mampu melihat peluang-peluang secara positif dan memanfaatkannya untuk melesat unggul, ketika pembalap lain sedang memperlambat lajunya. Karena itu, kita harus senantiasa waspada terhadap semua peluang, celah-celah sempit yang pasti akan muncul ketika semua kompetitor kita sedang terpaksa memperlambat laju mereka (karean mereka terlalu berhati-hati, kehilangan ide, ragu mengganti strategi, atau mulai kehilangan motivasi). Ini adalah kesempatan untuk menyusul mereka.

Keempat, pembalap yang berhasil menyusul di tikungan adalah ia yang lebih berani melaju lebih cepat sementara yang lain sedang memperlambat lajunya. Demikian juga pada bisnis. Saya telah melihat beberapa credit union mempercepat laju sementara para kompetitor sedang memperlambat lajunya. Perusahaan dan credit union tersebut malah berekspansi, mendirikan lebih banyak cabang, menambah anggaran marketing, menambah rekuitmen, meluncurkan produk baru, 'membeli' credit union atau perusahaan lain yang lebih kecil. Sebagai hasilnya, mereka justru menyusul selama masa-masa sulit. Bagaimana dengan credit union dan bisnis sahabat sekalian?

Kelima, pembalap yang berhasil menyusul di tikungan adalah yang berani mengambil risiko yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Begitu pula dunia bisnis, akan selalu ada risiko-risiko yang mengintai. Tak ada hal yang tanpa risiko. Ya, berdiri diam atau tidur dan tidak melakukan apapun (dalam arti menggunakan strategi yang sama dan tidak menggantinya) adalah sama berisikonya dengan mengganti strategi itu sendiri. Sekali lagi, apa pilihan kita?

Sebenarnya mencapai sukses pada masa krisis tidaklah sesulit itu. Kita hanya perlu mencari celah-celah sempit yang akan muncul, bertindak sedikit lebih cepat, mengambil risiko sedikit lebih banyak, menjadi lebih berani daripada kompetitor, dan kita akan menyusul mereka. Nah, seberapa siapkah kita dan tim kita?

Satu hal lagi, pembalap yang tersusul tidak pernah menyalahkan tikungan. Ia menerima kenyataan bahwa ia telah tersusul karena ia kehilangan kesempatan, ia terlalu lambat, ia tidak melihat peluang, pembalap lain memiliki keahlian yang lebih darinya, pembalap lain bisa melihat peluang, pembalap lain berani mengambil risiko yang sudah diperhitungkan sebelumnya, dan pembalap lain mampu merebut dan memanfaatkan kesempatan sekecil apapun yang datang.

Ya, 2009 adalah tahun perubahan. Tahun yang dipenuhi peluang bagi mereka yang siap, dan menjadi tahun yang paling mengkhawatirkan bagi mereka yang tidak siap untuk berubah.

jadi, jangan salahkan jalanan, dan jangan salahkan kondisi ekonomi. Susul atau tersusu, semua pilihan kembali ada di tangan kita.

I wish you a very exciting and successful 2009!

0 komentar: