Kadang Jadi Manusia Itu 'Salah'

Posted: Senin, 02 Maret 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Frodo hanya manusia biasa. Bukan ksatria, pejuang, atau pahlawan. Dia hanya seorang 'anak kecil' - yang karena takdir - diharuskan melawan kelemahannya sendiri untuk menyelamatkan bangsanya dari kutukan cincin The One. Pendeknya, Frodo harus menjadi manusia istimewa, selalu menang perang, selalu bisa keluar dari medan seberat apapun, selalu bisa melawan godaan hati kecilnya sebagai manusia biasa.

Memang, kisah petualangan Frodo hanya ada di layar lebar. Lewat film sensasional, The Lord of the Rings, keistimewaan Frodo sebagai 'manusia super' - yang bisa mengatasi segala hambatan - bisa kita nikmati sebagai sebuah tontonan. Namun, ternyata, tuntutan untuk menjadi manusia super tak hanya terjadi pada Frodo di dunia maya.

Begitu sering kita mengharapkan datangnya 'satria piningit' datang menyelamatkan dan mengembangkan credit union dan kemudian mengubahnya menjadi sebuah perusahaan dengan tampilan yang istimewa, layaknya perusahaan-perusahaan kelas dunia. Ironisnya, kita kadang mengharapkan dalam proses yang cepat (instan).

Dalam proses pengembangan bisnis masa sekarang, semua orang dituntut untuk menjadi sempurna. Tanpa kesalahan. Lihat bagaimana kita begitu sering melihat saling hujat dan kritik yang mulai tidak rasional terhadap kinerja kepengurusan dan manajemen dalam setiap rapat anggota tahunan. Seolah ajang demokrasinya credit union itu juga menjadi ajang pembantaian bagi para pengelola credit union.



Kadang ada yang memprotes berbagai macam keputusan yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Wajar memang, karena apa yang kita kerjakan baik selalu dicari kekurangannya oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan kita.
Semakin banyak kita melakukan kebaikan, akan semakin banyak ketidaksenang orang akan kebaikan yang kita perbuat. Tidak ada manusia jelek yang dijelek-jelekkan. Justru manusia yang baiklah yang dijelek-jelekkan. So, tetaplah berbuat dan berkarya demi kebaikan.

Di zaman modern sekarang ini, sikap sportif justru kadang dianggap sikap yang salah. Sebaliknya, mereka yang mengedepankan cara-cara yang 'unik' justru mendapatkan tempat di hati banyak orang.

Susah memang menjadi manusia. Kadang kita dituntut menjadi istimewa, yang seringkali melupakan nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada diri kita sendiri. Kita tidak mungkin membahagiakan dan menyenangkan semua orang. Yang bisa kita lakukan adalah selalu memberikan yang terbaik dari semua yang menjadi talenta diri kita.

Bagi yang senang dengan The Lord of the Rings, coba ingat-ingat ekspresi Frodo yang kerap mempertontonkan keengganannya menjadi pahlawan. Ekspresi jujur betapa beratnya melawan kelemahan kita untuk menuntaskan takdirnya sebagai penyelamat bangsa.

Jika di film saja susahnya bukan main, apalagi kehidupan nyata? Selamat menjadi manusia - meski tak selamanya bisa menyenangkan semua orang.

0 komentar: