Banyak Hal Tidak Berubah, Namun Kita Berubah

Posted: Minggu, 01 Desember 2013 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Tulisan ini saya apresiasikan kepada sahabat saya, Sari Prijanto, yang kemarin sempat mengirimkan message ke saya tentang pengalamannya berkarya di credit union. Semoga dapat membantu meyakinkan hati kita semua akan karya kita yang sebenarnya.

Pesawat jenis 747 merupakan salah satu prestasi terhebat abad ke-20. Hingga hari ini pesawat tersebut tetap jadi idola para pengguna transportasi udara lintas benua karena ruangan luas, teknologi super canggih, dan yang terpenting soal safety dapat diandalkan.


Sikap Kita Menentukan Ketinggian Jelajah Hidup Kita
Seperti pilot 747, di jari kitalah terletak seluruh kendali untuk terbang sesuai dengan ketinggian yang kita kehendaki. Namun, banyak orang melakukan perjalanan hidupnya pada ketinggian jelajah yang statis (yang begitu-begitu saja) selama bertahun-tahun. Tidak menyukai benturan-benturan yang 'seharusnya' mereka temui.

Saya akan memakai istilah jumbospeak untuk ilustrasi bahwa kita semua memiliki kekuatan untuk mendaki semua tingkat ketinggian. Memang sangat mudah untuk mengatakan, tapi saya ingin tunjukkan bagaimana kita mampu memindahkan diri kita sendiri menuju tingkat kesuksesan yang lebih tinggi atau, dalam jumbospeak, pada ketinggian yang lebih tinggi.

Ambillah contoh, kita pada pesawat 747 menuju London. Perjalanan ditempuh pada ketinggian 35.000 kaki (10.000 meter). Autopilot mengendalikan ketinggian pesawat tersebut, hal ini menunjukkan bahwa pesawat 747 tidak bergerak dari program ketinggiansetupdari autopilot, karena telah diprogram sebelum tinggal landas.

Setiap kali 747 mulai terbang tinggi, sang autopilot mengirimkan sinyal elektrik agar kembali pada posisi 35.000 kaki. Sebaliknya, jika mulai terbang rendah, hal itupun akan tetap terjadi.

Pada rute perjalanan tersebut, terjadi beberapa kali badai tropis di atas Asia, dan pesawat harus terbang lebih tinggi untuk menghindarinya. Petugas menara darat menasehati agar terbang pada posisi lebih tinggi dari posisi tersebut selama 20 menit, sebelum turun ke level 35.000 kaki lagi.

Nah, pada prinsipnya autopilot kita adalah pendapat kita terhadap diri kita sendiri.

Seperti pesawat 747, kita telah di-setup untuk tinggal landas pada saat kita tumbuh. Kitalah saat ini yang bisa menaikkan jelajah terbang kita. Apabila kita selalu mengacu ke autopilot kita, maka kita tidak akan lebih dari apa yang telah diprogram waktu kita kecil.

Terkait dengan pengalaman sahabat saya tadi, dalam hal bisnis dan pekerjaan pun sama. Apa yang kita programkan dari awal ketika kita memulai bisnis maupun bekerja pada suatu bidang, itulah yang akan membawa kita menikmati atau tidak 'penerbangan' karya kita.

Ada 2 cara 'mengubah ketinggian penerbangan kita'.
Seperti pesawat 747 yang diprogram dengan autopilot, setiap kali kita mengambil kendali kehidupan kita dan berusaha mengubahnya, hasilnya akan bersifat sementara, bila kita melepaskannya kembali ke program autopilot.

Caranya:
1. Kita memegang kendali terus selama penerbangan sampai tujuan; atau...
2. Kita program ulang autopilot kita.

Dan berita baiknya autopilot adalah gambaran tentang diri kita.
Jadi kita sendirilah penentu semuanya. Kita bisa mengingat ini, I cannot dance, but i will dance anyway...

Untuk mengubah sesuatu, pertama kali kita harus mengubah apa yang ada dalam diri, hati, dan pikir kita terlebih dahulu. Dan kita hanya bisa mengubah sesuatu ketika kita berada 'di luar'.

Awali perubahan dari hal kecil, dari diri sendiri, dan dari sekarang...

0 komentar: