0
Selamat Pagi, Sahabat!
Februari 2012 lalu, salah satu saudara saya mengikuti yudisium di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Dia bergabung dengan sekitar seribu orang peserta yudisium, yang terdiri atas lulusan S-1, S-2, dan S-3. Hebatnya dia berada di antara 40 anak dari MMUI yang lulus dengan prestasi cum laude. Bagi saya yang menjadi saudaranya pun ikut bangga, meski ada 2 orang lain di antara 40 anak itu yang lulus dengan IPK sempurna (4,0), bahkan katanya salah seorang yang lulus dengan IPK sempurna itu berusia paling muda, 21,5 tahun. Dahsyat!!
Berita menggembirakan dan membanggakan di atas menjadi menarik perhatian saya ketika beberapa jam lalu saya membaca sebuah release terbaru yang dikeluarkan oleh FBI tentang latar belakang dan perilaku orang-orang terkenal. Salah satunya siapa lagi kalau bukan mendiang Steve Job. Laporan mengenai Steve Jobs terbaca jelas, ditulis oleh analis yang terkesan tidak senang terhadap mendiang (wajar saja, karena menurut orang dalam Apple, petugas FBI yang ditugasi wawancara dibuat Jobs harus menunggu lebih dari tiga jam sebelum diterima untuk sekadar wawancara). Namun demikian, penulisnya berusaha memberikan data-data obyektif sehingga terkesan Jobs bukan seorang yang cerdas.
Februari 2012 lalu, salah satu saudara saya mengikuti yudisium di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Dia bergabung dengan sekitar seribu orang peserta yudisium, yang terdiri atas lulusan S-1, S-2, dan S-3. Hebatnya dia berada di antara 40 anak dari MMUI yang lulus dengan prestasi cum laude. Bagi saya yang menjadi saudaranya pun ikut bangga, meski ada 2 orang lain di antara 40 anak itu yang lulus dengan IPK sempurna (4,0), bahkan katanya salah seorang yang lulus dengan IPK sempurna itu berusia paling muda, 21,5 tahun. Dahsyat!!
Berita menggembirakan dan membanggakan di atas menjadi menarik perhatian saya ketika beberapa jam lalu saya membaca sebuah release terbaru yang dikeluarkan oleh FBI tentang latar belakang dan perilaku orang-orang terkenal. Salah satunya siapa lagi kalau bukan mendiang Steve Job. Laporan mengenai Steve Jobs terbaca jelas, ditulis oleh analis yang terkesan tidak senang terhadap mendiang (wajar saja, karena menurut orang dalam Apple, petugas FBI yang ditugasi wawancara dibuat Jobs harus menunggu lebih dari tiga jam sebelum diterima untuk sekadar wawancara). Namun demikian, penulisnya berusaha memberikan data-data obyektif sehingga terkesan Jobs bukan seorang yang cerdas.