Growth Mindset

Posted: Rabu, 20 Juni 2012 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Selamat Pagi, Sahabat!

Februari 2012 lalu, salah satu saudara saya mengikuti yudisium di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Dia bergabung dengan sekitar seribu orang peserta yudisium, yang terdiri atas lulusan S-1, S-2, dan S-3. Hebatnya dia berada di antara 40 anak dari MMUI yang lulus dengan prestasi cum laude. Bagi saya yang menjadi saudaranya pun ikut bangga, meski ada 2 orang lain di antara 40 anak itu yang lulus dengan IPK sempurna (4,0), bahkan katanya salah seorang yang lulus dengan IPK sempurna itu berusia paling muda, 21,5 tahun. Dahsyat!!

Berita menggembirakan dan membanggakan di atas menjadi menarik perhatian saya ketika beberapa jam lalu saya membaca sebuah release terbaru yang dikeluarkan oleh FBI tentang latar belakang dan perilaku orang-orang terkenal. Salah satunya siapa lagi kalau bukan mendiang Steve Job. Laporan mengenai Steve Jobs terbaca jelas, ditulis oleh analis yang terkesan tidak senang terhadap mendiang (wajar saja, karena menurut orang dalam Apple, petugas FBI yang ditugasi wawancara dibuat Jobs harus menunggu lebih dari tiga jam sebelum diterima untuk sekadar wawancara). Namun demikian, penulisnya berusaha memberikan data-data obyektif sehingga terkesan Jobs bukan seorang yang cerdas.

Woman 3000

Posted: Kamis, 14 Juni 2012 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Wanita adalah konsumen yang sangat powerful. Survei di seluruh dunia menunjukkan, secara keseluruhan wanita menguasai 85% pembelian produk dan layanan mulai dari makanan, mobil, hingga layanan kesehatan. Wanita menguasai 93% pembelian makanan dan obat tanpa resep (OTC); 92% liburan keluarga; 91% pembelian rumah baru; 89% pembukaan rekening bank; 80% layanan kesehatan; dan 66% pembelian komputer.

Karena sangat penting, baik sebagai pengambil keputusan pembelian (decision maker) maupun yang mempengaruhi (influencer), bukan rahasia lagi jika konsumen wanita menjadi incaran para pemasar
Tapi di balik potensi pasar wanita yang demikian luar biasa, terdapat challenge yang luar biasa pula, apalagi untuk konsumen wanitas kelas menengah. Di tengah daya beli yang tinggi, konsumen wanita kelas menengah (untuk singkatnya sebut saja, Woman 3000) memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi (knowledgeable) dan lebih terkoneksi secara sosial (socially-connected). Berikut adalah beberapa karakteristik dari Woman 3000 yang saya amati. 

Bola Mania

Posted: Kamis, 14 Juni 2012 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Bola mania”, sebutan saya dan juga media untuk para penikmat dan penggila sepak bola (soccer consumer), adalah pasar yang sangat menggiurkan tak hanya bagi tim dan klub sepak bola, tapi juga bagi merek Anda. Merek apapun, mulai dari yang terkait dengan sepak bola (baju, sepatu, dan perlengkapan sepak bola); yang terkait secara tidak langsung (snack, kacang, minuman dalam kemasan, kamera, TV); hingga yang sama sekali tidak terkait (ponsel, mobil, laptop, bank, maskapai penerbangan, termasuk credit union).

Ya, karena sepak bola adalah magnet yang luar biasa powerful dalam menarik perhatian jutaan konsumen. Semua orang kepincut pada olah raga satu ini. Di Indonesia misalnya, hampir semua lapisan masyarakat suka bola. Ada yang hard core alias mereka yang fanatik mencintai bola sampai ke ubun-ubun. Ada yang cintanya angot-angotan, alias suka bola kalau pas ada World Cup atau Euro Cup seperti sekarang.


I Love You Full, Sintang!: The Real Marketing @BOP

Posted: Kamis, 14 Juni 2012 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 6-25 Juni 2012, saya habiskan waktu di Bukit Kelam, Sintang, sebuah wilayah eksotis dengan ciri sebuah gunung batu hitam luar biasa besar (saya belum pernah melihat gunung batu sebesar itu sebelumnya), sekitar 20 kilometer dari kota Sintang, Kalimantan Barat. Menjangkau tempat ini dari Yogyakarta butuh perjuangan lumayan berat bagi saya pribadi. Dari Pontianak sebenarnya ada 2 pilihan untuk menjangkau Sintang dan Bukit Kelam, jalur darat dan jalur udara. Untuk jalur udara dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit, repotnya tidak setiap hari ada penerbangan rutin dari Pontianak menuju Sintang maupun sebaliknya.

Dengan kondisi seperti ini, akhirnya tanggal 6 Juni 2012 kemarin saya menggunakan jalur darat menuju Sintang dari Pontianak, dengan waktu tempuh hampir 9 jam. Perjalanan darat ini benar-benar menguras energi dan stamina saya, bahkan saya dipaksa untuk ‘kalah meski belum menyerah’ dengan medan seperti ini. Fokus saya ketika sampai di Bukit Kelam sekitar pukul 2 dini hari tanggal 7 Juni 2012 adalah tidur senyenyak mungkin, karena pada hari yang sama jam 8 pagi acara sudah siap menunggu untuk dimulai.