Principle 1. Love Is Giving

Posted: Senin, 20 Juni 2011 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Seperti saya uraikan minggu lalu konsep Credit Union Marketing Is Love Marketing ini mengandung 8 prinsip cinta, yaitu: memberi (giving), curhat (conversation), mendengar (listening), berbagi (sharing), peduli (caring), empati (empathy), kepercayaan (trust), dan pertemanan (friendship).

Intinya, saya ingin mengatakan bahwa jika Anda menjalankan 8 prinsip cinta tersebut kepada pelanggan (dan stakeholders) Anda di CU, maka dengan sendirinya Anda akan membangun ‘emotional connection’ dengan mereka. Dan ketika ‘emotional connection’ itu dipupuk — sehari-dua hari, sebulan-dua bulan, setahun-dua tahun, atau bahkan puluhan tahun — maka mereka tak hanya membeli produk Anda, tapi juga loyal, dan bahkan menjadi ‘advocator’ atau ‘evangelist’ produk Anda.

Hari ini saya akan mulai membahas prinsip yang pertama: ‘Love Is Giving’.



Reason for being
Giving’ saya tempatkan sebagai prinsip pertama dari konsep ini karena ini merupakan ‘sumber hidup’ keberadaan kita di CU. Setiap pikir, ucap, dan ‘action’ kita haruslah dilandasi oleh spirit untuk memberi.

Giving is your REASON FOR BEING
Giving is your FUNDAMENTAL PURPOSE
Giving is the HEART OF CU

Reason for being’ adalah sebuah ungkapan yang begitu dalam maknanya, ‘alasan kita ada’, ‘alasan kita hidup’, ‘alasan eksistensi kita’, ‘tujuan paling mendasar kita’. Artinya, ketika kita menempatkan ‘giving’ sebagai ‘reason for being’ kita di CU, maka tujuan mendasar kita nge-CU dan hadir di CU-land adalah untuk memberi. Memberi ke siapa? Memberi kepada pelanggan kita di jagad CU. Mereka bisa pelanggan kita, orang yang kita ‘follow’, ‘influencer’, sahabat yang terkait dengan produk Anda, dan teman-teman kita.

Ketika Anda terlibat dalam CU dan siap nge-CU untuk pertama kali, singkirkan jauh-jauh keinginan egois untuk mendapatakan ini dan itu, mendapat jutaan ‘follower’ seperti dalam Twitter, seperti Lady Gaga atau Ashton Kutcher; mendapatkan ketenaran dan kemasyuran seperti para ‘twitcelebrity’; mendapatkan ‘evangelists’ yang menyanjung dan merekomendasikan produk Anda. Hilangkan itu semua, dan mulailah dengan satu pertanyaan yang sederhana tapi dalam maknanya, yaitu: ‘apa yang bisa saya berikan dari diri saya hari ini di CU-land?’ Lakukan itu tanpa pamrih, dengan satu spirit, yaitu: MEMBERI!

Ingat! ‘Credit Union is not about TAKING, it’s about GIVING. It must be your MINDSET… your BELIEF of leaving on CU.’

Content is King
Kalau dikatakan bahwa ‘CU is giving’, pertanyaannya kemudian adalah: apa yang harus kita berikan? Memberi konten! Contohnya yang saya lakukan melalui twitter dan facebook, saya berikan konten apa saja, bisa tips praktis yang memudahkan pekerjaan; quote yang mencerahkan; artikel yang berisi data dan informasi penting; chat yang menyejukkan; gambar dan video yang bikin otak enteng; games yang menghibur; podcast yang menginspirasi; webinar yang kaya pengetahuan; kopdar yang mengharukan, dsb-dsb. Nah, kalau teman-teman di CU seharusnya juga demikian. Anda harus bisa memberikan solusi bagi persoalan pelanggan. Tapi, kalau Anda tidak bisa memberikan solusi bagi persoalan pelanggan, Anda harus bisa membantu pelanggan menemukan jalan untuk mendapatkan solusi. Nah, kalau tetap tidak bisa membantu pelanggan menemukan jalan untuk mendapatkan solusi atas persoalannya, maka Anda harus bisa menginspirasi pelanggan untuk menemukan sendiri solusi terhadap permasalahannya.
Itulah sebabnya saya sering mengatakan bahwa ‘cornerstone of CU marketing is content marketing’. Yaitu bagaimana Anda piawai mencari, memproduksi, dan membagikan konten-konten yang dibutuhkan oleh para pelanggan Anda.

Pertanyaan selanjutnya: Konten seperti apa yang harus kita berikan ke pelanggan? Anda harus memberikan konten-konten yang dibutuhkan oleh pelanggan Anda. Itu sebabnya langkah pertama Anda membangun strategi pemasaran di CU adalah mengetahui ‘needs’ dari pelanggan tersebut. Berdasarkan ‘needs’ tersebut maka Anda bisa membuat konten-konten yang pas dengan ‘needs’ tersebut.

Ambil contoh gampang saya. Kini saya punya hampir 3 ribu follower di Twitter dan juga 3 ribu friends di Facebook. Setelah sekian lama berinteraksi di jagad Twitter, para followers tersebut akhirnya membentuk sebuah komunitas pembelajar di bidang pemasaran. Alasan mereka mem-follow saya adalah untuk mendapatkan update, tips, sharing, informasi, pengetahuan, dan networking di bidang pemasaran. Karena tahu kebutuhan mereka, maka setiap saat saya harus bisa memproduksi konten-konten yang mereka butuhkan.

Habis membaca buku baru tentang pemasaran misalnya, saya langsung bikin resensinya kemudian saya share ke followers saya. Hampir tiap malam saya berselancar di internet untuk berburu artikel-artikel pemasaran terbaru, dan begitu menemukan artikel bagus mengenai branding misalnya, maka serta-merta saya bikin link-nya di twit saya. Begitu juga saat artikel ini selesai saya tulis, maka kemudian saya taruh di blog http://marketingyourlife.com lalu saya bikin link untuk di-share di Twitter atau Facebook. Itu semua saya lakukan setiap hari tanpa kenal capek atau bosan karena didorong oleh satu spirit: ‘spirit of giving’.

Giving... Giving… Giving!!
Seorang pakar psikologi perkawinan pernah mengatakan, ‘You CAN give without loving, but you CAN’T love without giving’. Karena itu sang psikolog selalu menganjurkan kepada setiap pasangan untuk ‘giving, giving, giving...’ tanpa pamrih, agar perkawinan mereka langgeng dan terus bertabur cinta.

Prinsip yang sama berlaku dalam CU marketing. Kepada para pelanggan dan calon pelanggan Anda di CU, Anda harus: giving, giving, giving. Tunjukkan cinta Anda kepada pelanggan dengan giving, giving, giving. ‘The more you GIVE; the more you GET’. Semakin banyak Anda memberi konten kepada pelanggan Anda di jagad CU; semakin banyak pula Anda dapat dari mereka. Dapat apa? Dapat CINTA!

‘Giving leads to love...’

Bagaimana pendapat Anda? Terima kasih.

0 komentar: