Spiritual, Seimbang, dan Komprehensif

Posted: Kamis, 24 Juni 2010 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0



Model SME atau sustainable market-ing enterprise-nya Pak HK banyak menarik perhatian orang. Philip Kotler yang menjadi Guru Marketing dunia pun menyukai model tersebut, sampai-sampai dia mau menjadi endorser-nya.

Di versi Bahasa Indonesia, Pak HK menggambarkannya dalam sebuah 'roket diagram'. Bentuknya mirip dengan 'diagram pohon'. Ketika belajar di MIM dulu, saya ingat sekali (karena sangat menyukai bagian ini), SME bercabang tiga, yaitu S, M, dan E. Sustainability (S) bercabang tiga lagi, yaitu political, technical, dan cultural change. Sementara itu, market-ing (M) yang merupakan inti SME bercabang tiga, yaitu landscape, architecture, dan stakeholder.

Landscape bercabang tiga lagi, yaitu change, competitor/customer, dan company. Architecture bercabang menjadi strategy, tactic, dan value yang beranting lagi menjadi sembilan elemen. Stakeholder bercabang tiga, yaitu customer, capital, dan competency. Enterprise (E) bercabang menjadi inspiration, culture, dan institution.



Bagaimana dengan credit union?

Ada cerita menarik tentang hal ini. Diagram roket tersebut tampaknya menarik perhatian seorang pastor, yaitu Romo Greg Soetomo, SJ yang menjadi Pemred Majalah Hidup, majalah tertua di kalangan gereja Katholik Indonesia. Dia menulis sebuah buku dinamai Marketing Hermawan Kartajaya on Church yang diterbitkan oleh Penerbit Obor.

Di sana, Romo Greg Soetomo, SJ mengubah semua istilah marketing itu dengan istilah gereja Katholik. Kata dia, lho marketing ini kan dasarnya mind share, market share, dan heart share. Di gereja Katholik dikenal dengan Allah Tri Tunggal Mahakudus, yaitu Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Dia menganalogikan Bapa adalah mind share, Putera adalah market share, dan Roh Kudus adalah heart share.

Wow! Walaupun kebetulan saya ataupun Pak HK adalah Katholik, saya tidak pernah berpikir berdasarkan itu ketika seringkali menulis konsep marketing ataupun berbagi dengan sahabat-sahabat sekalian dalam setiap training maupun seminar. Namun, akhirnya, mau tidak mau, saya jadi percaya bahwa kalau seseoran sangat 'menghayati' apa yang dikerjakan, hasilnya akan berbeda. Seolah-olah ada spiritual calling di dalamnya. Ini dia yang saya sebut dengan PASSION dalam tulisan kemarin!

Sahabat sekalian masih ingat dengan Aa Gym?
Ternyata beliau juga suka dengan model marketing ini. Apa yang dilihatnya? Bahwa model marketing ini meletakkan heart share sebagai sesuatu yang paling mendasar dibandingkan mind share dan market share.

Kata-kata Aa Gym yang paling saya ingat adalah 'Berbisnislah dengan hatimu, maka profit itu akan jadi bonusmu!' Memang benar lho!

Kalau kita mengutamakan heart share, mind share, dan market share maka kita akan lebih sustainable! Lihat saja cerita Nabi Muhammad yang marah kepada seorang penjual kayu. Nabi mengingatkan supaya orang tersebut dengan jujur menunjukkan kayu basah dan tidak menyembunyikannya. Karena itu, Nabi Muhammad digelari Al Amin!

Beliau seorang pengusaha, bahkan satu-satunya nabi yang marketer, tapi jujur bukan main. Sampai-sampai, orang Kristen pun menitipkan uang kepada Nabi Muhammad karena saking percayanya. Nah, buat saya, Al Amin itu PDB-nya Nabi Muhammad. Jelas membedakan Nabi Muhammad dengan pedagang lain.

Di Bali, masyarakat mempercayai adanya 'taksu'. Semacam energi yang timbul kalau ada keseimbangan antara Tuhan, manusia dengan alam. Di Bali, tiga unsur itu disebut dengan Tri Hita Karana. Mereka sangat percaya, kalau keseimbangan antara ketiganya sudah hilang, biasanya selalu ada malapetaka. Roh jahat akan menang!

So, mesti ada keseimbangan antara ketiganya. Keseimbangan antara strategy, tactic, dan value. Keseimbangan antara pencapaian short term dalam bentuk market share, middle term dalam bentuk mind share, dan long term dalam bentuk heart share dan sebagainya.

Lihat saja Kuta yang pernah dibom sampai dua kali. Alamnya rusak, manusianya pun mulai 'lupa', karena itu Tuhan agak terlupakan. Tapi bandingkan dengan Ubud, semua masih terasa seimbang!

Bagaimana dengan Credit Union?
Misi dan dream saya dari dulu adalah menjadikan Credit Union sebagai 'pesantren'-nya kehidupan bagi banyak manusia Indonesia. Jadi university of life!

Visi saya? Melihat credit union pada 2020 nanti sudah menjadi perusahaan yang 'kompetitif' karena sudah banyak credit union yang menggunakan marketing dengan baik dan benar. Semoga dengan mengadaptasi roket SME-nya Pak HK yang spiritual, balanced, dan comprehensive bisa membawa credit union melesat menjadi lembaga keuangan pilihan utama dari masyarakat Indonesia!

Bagaimana pendapat Anda? THINK BIG START SMALL!

0 komentar: