What's the Meaning of Promotion?
Posted: Rabu, 08 Juli 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Marketing
0
Di suatu hari Minggu, ketika sedang mengantri keluar dari sebuah lapangan parkir, saya melihat ada seorang pria yang memegang brosur dan membagi-bagikan kepada setiap mobil yang membuka jendela. Karena ingin tahu, sayapun ikut membuka jendela dan menerima brosur tersebut. Segera saya lihat dan ternyata adalah brosur sebuah restoran yang sedang melakukan launching promotion. Restoran ini bukanlah restoran baru tetapi baru mulai menjual makanan Dim Sum. Untuk mempromosikan Dim Sum inilah maka restoran tersebut melakukan launching promotion. Di brosur tertulis discount 50% untuk masa waktu tertentu.
Karena letak restoran tersebut tidak terlalu jauh, maka saya sekeluarga segera mengarahkan mobil kami ke restoran tersebut. Kami segera memesan jenis makanan yang memang sering kami pesan jika makan Dim Sum. Setelah makan selesai, kami meminta bon makan dan setelah datang, jumlahnya tidak mencantumkan discount. Saya segera bertanya bukankah sekarang sedang ada discount 50%. Pelayan segera menjawab bahwa memang ada discount tetapi dalam bentuk cash back, diberikan voucher untuk dipakai pada makan berikutnya. Dalam hati saya menggerutu karena ternyata harus membayar harga penuh dulu baru di kunjungan berikut mendapat discount. Saya lalu membayar dan menunggu kembalian serta voucher discount. Begitu voucher datang, ternyata voucher tersebut merupakan kelipatan Rp 20 ribu dan hanya mendapat 2 voucher atau setara dengan Rp 40 ribu, padahal kami makan lebih dari Rp 90 ribu. Jadi discount yang didapat kurang dari 50%. Sayapun menggerutu untuk kedua kalinya.
Dari contoh di atas kita dapat melihat, banyak para pebisnis dalam menjalankan strategi marketing dengan melakukan promosi dengan tujuan yang kurang tepat dan dilakukan dengan 'setengah hati'. Melakukan promosi dengan memberikan discount langsung 50% dan memberikan voucher 50% untuk kunjungan berikut, mempunyai tujuan yang jauh berbeda. Discount langsung 50% ditujukan agar orang mau mencoba, apalagi jika jenis produk atau jasa yang ditawarkan bukanlah sesuatu yang baru, maka taktik melakukan discount dapat berjalan dengan efektif untuk menarik para trialist atau orang yang mencoba. Taktik ini sasarannya adalah pelanggan baru. Sedangkan voucher 50% untuk kunjungan berikut mempunyai tujuan untuk meningkatkan repeat purchase atau pembelian berulang dan sasarannya adalah pelanggan lama agar mereka lebih sering berkunjung. Salah menerapkan malah akan membuat para pelanggan baru merasa kecewa dan tidak mustahil ada yang merasa 'tertipu'.
Hal yang kedua adalah promosi 'setengah hati'. Disebut setengah hati dikarenakan kenyataan berbeda dengan janji. Dalam kasus di atas, promosi menjanjikan 50% sedangkan yang diterima kurang dari 50%. Promosi setengah hati ini sering sekali kita temui. Menurut saya, tidak ada gunanya melakukan promosi kalau masih banyak kondisi-kondisi yang harus dipenuhi oleh pelanggan dan seringkali kondisi tersebut sulit untuk dipenuhi. Lihat saja iklan-iklan operator seluler sebagai contohnya. Jika pelanggan sampai mengalami kekecewaan maka tujuan promosi tadi malah akan berbalik arah. Bukannya membuat pelanggan baru menjadi setia, tetapi justru pelanggan baru menceritakan kejadian tidak enak ini kepada orang-orang lain.
Ketika kita akan melakukan promosi, rumuskanlah terlebih dahulu apa tujuan kita melakukan promosi dan siapa target marketnya. Tanpa perencanaan yang matang, maka promosi kita hanya akan berakhir sia-sia.
Semoga bermanfaat...
Think Big Start Small!
Karena letak restoran tersebut tidak terlalu jauh, maka saya sekeluarga segera mengarahkan mobil kami ke restoran tersebut. Kami segera memesan jenis makanan yang memang sering kami pesan jika makan Dim Sum. Setelah makan selesai, kami meminta bon makan dan setelah datang, jumlahnya tidak mencantumkan discount. Saya segera bertanya bukankah sekarang sedang ada discount 50%. Pelayan segera menjawab bahwa memang ada discount tetapi dalam bentuk cash back, diberikan voucher untuk dipakai pada makan berikutnya. Dalam hati saya menggerutu karena ternyata harus membayar harga penuh dulu baru di kunjungan berikut mendapat discount. Saya lalu membayar dan menunggu kembalian serta voucher discount. Begitu voucher datang, ternyata voucher tersebut merupakan kelipatan Rp 20 ribu dan hanya mendapat 2 voucher atau setara dengan Rp 40 ribu, padahal kami makan lebih dari Rp 90 ribu. Jadi discount yang didapat kurang dari 50%. Sayapun menggerutu untuk kedua kalinya.
Dari contoh di atas kita dapat melihat, banyak para pebisnis dalam menjalankan strategi marketing dengan melakukan promosi dengan tujuan yang kurang tepat dan dilakukan dengan 'setengah hati'. Melakukan promosi dengan memberikan discount langsung 50% dan memberikan voucher 50% untuk kunjungan berikut, mempunyai tujuan yang jauh berbeda. Discount langsung 50% ditujukan agar orang mau mencoba, apalagi jika jenis produk atau jasa yang ditawarkan bukanlah sesuatu yang baru, maka taktik melakukan discount dapat berjalan dengan efektif untuk menarik para trialist atau orang yang mencoba. Taktik ini sasarannya adalah pelanggan baru. Sedangkan voucher 50% untuk kunjungan berikut mempunyai tujuan untuk meningkatkan repeat purchase atau pembelian berulang dan sasarannya adalah pelanggan lama agar mereka lebih sering berkunjung. Salah menerapkan malah akan membuat para pelanggan baru merasa kecewa dan tidak mustahil ada yang merasa 'tertipu'.
Hal yang kedua adalah promosi 'setengah hati'. Disebut setengah hati dikarenakan kenyataan berbeda dengan janji. Dalam kasus di atas, promosi menjanjikan 50% sedangkan yang diterima kurang dari 50%. Promosi setengah hati ini sering sekali kita temui. Menurut saya, tidak ada gunanya melakukan promosi kalau masih banyak kondisi-kondisi yang harus dipenuhi oleh pelanggan dan seringkali kondisi tersebut sulit untuk dipenuhi. Lihat saja iklan-iklan operator seluler sebagai contohnya. Jika pelanggan sampai mengalami kekecewaan maka tujuan promosi tadi malah akan berbalik arah. Bukannya membuat pelanggan baru menjadi setia, tetapi justru pelanggan baru menceritakan kejadian tidak enak ini kepada orang-orang lain.
Ketika kita akan melakukan promosi, rumuskanlah terlebih dahulu apa tujuan kita melakukan promosi dan siapa target marketnya. Tanpa perencanaan yang matang, maka promosi kita hanya akan berakhir sia-sia.
Semoga bermanfaat...
Think Big Start Small!