Belajar dari Yin dan Yang

Posted: Rabu, 08 Juli 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0



Gambar atau lambang Yin Yang berbentuk lingkaran yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu warna putih dan warna hitam. Dalam warna putih masih terdapat lingkaran kecil berwarna hitam, dan begitu juga sebaliknya, di bagian warna hitam juga terdapat lingkaran kecil berwarna putih.

Ketika saya makan siang di suatu restoran China yang mengedepankan menu mie di seputaran Denpasar, Bali, saya menemukan sesuatu yang biasa namun unik. Gambar Yin Yang terpampang besar di depan pintu masuk. Dalam hati sambil menunggu menu yang saya pesan datang, saya mencoba mengurai beberapa hal terkait dengan 'tampilan' Yin Yang yang sebenarnya juga sudah banyak diketahui oleh kita.

Konsep Yin Yang telah ada ribuan tahun yang lalu bersumber dari Kitab Peubahan. Yin dapat disamakan dengan atribut gelap, krisis, bencana, sedih, perempuan, negatif, pasif, dingin, dan lain-lain. Sedangkan Yang mempunyai atribut tenang, gembira, aktif, laki-laki, positif, panas, dan lain-lain.

Walaupun gambar Yin Yang sangat sederhana, namun bagi saya, ia menjelaskan banyak hal terutama mengenai kehidupan ini.



Melambangkan keseimbangan
Apapun yang ada di dunia ini harus ada keseimbangan di antara dua sisi yang saling berbeda atau berlawanan. Tugas utama kita adalah menjaga keseimbangan di antara kedua kutub tersebut, seperti antara material dan spiritual, pribadi dan masyarakat, duniawi dan surgawi. Bila dalam kehidupan terjadi ketidakseimbangan akan merugikan kita sendiri. Orang akan sakit, tidak bahagia, gagal, dan sebagainya karena terjadi ketidakseimbangan antara Yin dan Yang. Orang sakit karena tidak ada keseimbangan antara bekerja dan istirahat, antara kemampuan dan tuntutan, antara kebutuhan makanan bergizi dan pemenuhan akan makanan bergizi, dan lain sebagainya. Begitu juga dalam berbisnis, orang gagal karena tidak ada keseimbangan antara perencanaan dan eksekusi, antara janji dan realita, serta antara context dan content.

Menggambarkan realitas dualisme
Apapun yang ada di dunia ini mempunyai dua aspek yang saling bertolak belakang atau berlawanan tetapi saling bergantung dan melengkapi. Tidak ada terang tanpa gelap. Untuk mendefinisikan terang diperlukan gelap dan sebagainya. Dan keduanya, terang dan gelap selalu ada dan hidup pada saat yang bersamaan. Begitu juga tidak ada yang namanya cantik tanpa si jelek, tidak ada orang kaya tanpa si miskin, dan lain sebagainya.

Menggambarkan roda yang berputar terus menerus tanpa berhenti
Melambangkan perubahan yang terus menerus tanpa berhenti. Sesuatu yang naik ke atas pasti akan turun ke bawah, contoh siklus ekonomi. Atau juga bisa diartikan sebagai transformasi dari satu bentuk menjadi bentuk lainnya. Dari panas menjadi dingin, dari hidup menjadi mati, dari miskin menjadi kaya, dari rugi menjadi untung, dari gagal menjadi sukses, dari nasib malang menjadi keberuntungan, dan sebagainya.

Melambangkan ketidaksempurnaan
Sebagian Yin ada di Yang, dan sebaliknya sebagian Yang ada di Yin, atau dengan perkataan lain adanya titik hitam di bagian yang putih dan titik putih di bagian hitam menandakan tidak ada kesempurnaan di dunia ini. Selalu ada suatu sisi, nilai, sifat yang berlawanan dalam suatu obyek, kondisi, atau keadaan. Sebodoh atau sejelek apapun seseorang, selalu ada sisi positif atau kebaikannya. Langit yang gelap pun selalu ada bintang-bintang kecil yang menerangi.

Dalam dunia yang semakin kompetitif ini, kita dituntut untuk bekerja keras mengejar kesuksesan. Sahabat sekalian masih ingat dengan tulisan saya,Orang Sukses Tidak Santai, Orang Santai Tidak Sukses. Namun di balik itu semua, dan sesuai dengan konsep Yin yang, kita juga harus menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga, antara waktu kerja dan istirahat. Janganlah hanya mengejar kesuksesan semata dan melalaikan tanggung jawab terutama untuk keluarga dan kehidupan ini.

Salam sukses...

0 komentar: