Memaknai Semua Hal Kehidupan
Posted: Kamis, 02 Juli 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Life
0
'Jangan sekali-kali menganggap sempurna suatu inspirasi kalbu yang buahnya belum engkau ketahui. Tujuan dari bergumpalnya awan bukanlah turunnya hujan, melainkan tumbuhnya bebuahan.'
Mutiara Al Hikam
Dalam manajemen keindahan hidup kita, segala sesuatu inginnya kita atur sesuai planning dan kemauan (nafsu) kita. Kita inginnya hidup nikmat, hidup penuh berkah, hidup penuh berlimpah, hidup penuh sapa dan tawa dari sekeliling kita.
Dalam kondisi ideal, memang itulah yang kita inginkan. Akan tetapi, tidak semua jalan yang kita tempuh, semuanya - beraspal - manis dan indah sesuai dengan yang kita inginkan, bukan?
Ada hal-hal yang memang perlu kita lewati - kalanya jalan itu sedikit terjal, bergelombang dan suasana yang tidak bersahabat. Bahkan mungkin lebih dari itu. Sebagai seorang manusia, tentu manusiawi jika kita terkadang - sedikit manja - mengeluh kepada si-Empunya hidup.
'Mengapa Tuhan menimpakan ini kepada saya?' Dan banyak frase kata serupa untuk me-release kejengkelan kita kepada Tuhan, tentang mengapa Tuhan tidak sayang lagi kepada kita.
Bukan, bukan begitu kawan... Tuhan demikian sayang kepada kita.
Setetes embun yang jatuh dari dedaunan di pagi buta pun tidak luput dari perhatian Tuhan, apalagi kita ini - manusia - sang makhluk sempurna.
Mungkin ini mengingatkan kembali kita bahwa emas itu menjadi perhiasan yang anggun, karena sebelumnya dia disepuh dengan semburan api yang panasnya luar biasa. Pedang menjadi sangat tajam karena diasah di atas batu kuarsa yang kasar. Dan masih banyak lagi lainnya...
Sahabat sekalian, demikian pun dengan kita, yang kita temui dalam kehidupan selama ini, bahwa ada batu terjal, jalan bergelombang, suasana yang tidak bersahabat dan masih banyak lagi itu... secara exponential akan membawa kita pada level yang lebih tinggi dari status kita yang sekarang. Kesempatan yang diberikan Tuhan untuk menikmati ketidakmulusan dan terjalnya hidup, merupakan anugerah terindah dari-Nya yang akan memantaskan diri kita menjadi pribadi yang memang dimampukan untuk menjadi lebih baik di setiap waktu yang kita lewati.
'Jangan sekali-kali menganggap sempurna suatu inspirasi kalbu yang buahnya belum engkau ketahui. Tujuan dari bergumpalnya awan
bukanlah turunnya hujan, melainkan tumbuhnya bebuahan.'
Kata Tuhan: 'Ingatlah Aku di waktu gembira... maka Aku akan mengingat kamu di waktu sedihmu.'
Jad, bergembiralah dengan apa yang kita nikmati sekarang, berharaplah dengan kebaikan dan keikhlasan yang bisa kita harapkan, dan terus maknailah apa yang terjadi dalam hidup kita, maka kita akan dipantaskan dan dimampukan oleh-Nya untuk menjalani hidup ini.
Selamat berkarya, sahabatku...