Nafsu Besar, Tenaga Kurang

Posted: Selasa, 23 Juni 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label:
0

Dulu waktu krisis 1998, terjadilah sesuatu yang tidak terduga. Apa itu? Salah satunya adalah tumbuhnya entrepreneurship atau kewirausahaan karena kepepet. Karena banyak perusahaan merumahkan atau mengurangi pegawai, maka terjadilah pengangguran.

Rupanya rumus orang Jawa berlaku, kalau pendekar sudah kepepet pasti keluar kesaktiannya ... Rupanya orang yang kepepet mendadak bankit! Karena itu banyak warung dadakakn waktu itu. Waktu itu saya juga banyak melihat banyak orang kantoran bahkan banker yang tidak malu jaga warungnya.

Di Jakarta, banyak lahan kosong milik perusahaan properti yang disulap jadi taman makanan. Maksudnya sementara, tapi malah kebablasan sampai sekarang.

Para bintang film yang mendadak tidak ada kerjaan, termasuk penyanyi yang tidak punya show juga tidak malu-malu turun kerja. Yang mengejutkan lagi, pada waktu itu beberapa perusahaan MLM malah booming.

Alternatif lain dari pada jualan makanan ya jualan produk dari teman ke teman. Lantas siapa yang beli? Ya... kan tidak semua 'turun' pada waktu krisis. Ada yang malah tambah kaya, kalau investasinya USD waktu itu.

Maklum saja, dari kurs USD 1 sama dengan Rp 2.500,00 pernah melambung menjadi Rp 16.000,00 pada titik puncaknya.

Nah, para entrepreneur dadakan ini ternyata memang tidak bisa long lasting. Setelah buka warung 3 bulan ada yang mati. Bisa karena tidak laku atau mulai berantem di antara para shareholders. Ada yang lantas pnuya ide baru lagi setelah melihat usahanya tidak berjalan.



Yang MLM bisa bertahan lebih lama. Karena modal relatif kecil, asal jualan kenceng maka biasanya ok-ok saja. Tapi begitu ketika situasi perekonimian Indonesia mulai membaik, beberapa MLM asing mulai masuk. Mereka 'ngiler' melihat pasar Indonesia yang begitu besar dan tetap tumbuh di waktu krisis.

Nah, begitu pesaing mulai masuk, perusahaan MLM yang tadinya tumbuh cepat karena didukung entrepreneur dadakan bermodalkan semangat juang mulai kena dampaknya. Ternyata mereka sebenarnya tidak siap benar untuk berkompetisi dengan pesaing yang mempunyai sistem dan strategi pemasaran yang lebih baik.

Jadi, good entrepreneurship without good marketing is nothing in the long run ...

Justru bahaya, karena dengan adanya pertumbuhan jangka pendek yang pesat, maka investasi infrastruktur dibesarkan. Padahal yang diperlukan sebenarnya ya investasi di strategi dan improvement orang-orangnya.

Hal yang sama, walaupun agak berbeda, juga terjadi di dunia maju ketika orang tergila-gila dengan internet. Banyak orang meninggalkan pekerjaan tetapnya untuk investasi di perusahaan internet. Akhirnya, banyak yang bangkrut karena modal semangat entrepreneurship saja memang tidak cukup. Malah berbahaya kalau terlalu over-confidence. Apalagi kalau modalnya dari pinjaman, lebih repot lagi.

Baru setelah banyak perusahaan internet gulung tikar, muncullah beberapa perusahaan internet yang hebat strateginya. Amazon dan eBay adalah dua contoh suksesnya. Karena revenue dan profit modelnya jelas.

Saya hanya ingin mengingatkan entreprenuer sekalian atau orang yang terlalu bersemangat setelah membawa bukunya Robert T. Kiyosaki dan ingin sekali masuk Quadran 4 tanpa strategi yang jelas. Bahaya, sebab nafsu besar tidak boleh kurang tenaga. Supaya mempunyai tenaga besar juga, mesti mengerti strategi pemasarannya. Sahabat sekalian setuju?

0 komentar: