0
Paling tidak, ada 4 kondisi manusia yang membedakan satu dengan yang lainnya, terkait dengan kemampuan pengelolaan waktu dan uang (dalam hal ini dibaca sebagai 'memiliki materi').
Tidak memiliki waktu dan tidak memiliki uang
Kita sibuk dengan kegiatan tapi sebenarnya tidak menghasilkan dan memiliki uang. Karena uang itu pada hakikatnya milik orang lain, bisa milik supir kendaraan umum, warung makan di kantor kita dan sebagainya.
Kondisi ini dimiliki oleh buruh atau pegawai kecil yang penghasilannya sangat pas-pasan. Bekerja sangat keras untuk menghasilkan uang yang tidak mencukupi. Pada akhirnya, hidupnya berada dalam tekanan dan kesulitan. Secara mental, orang yang berada pada kondisi ini akan lebih banyak tergantung pada kebaikan orang lain untuk memperbaiki kehidupan finansialnya.
Jangan salahkan orang lain yang menjadi penyebab keberadaan kita berada pada kondisi ini. Kita berada di sini biasanya dikarenakan latar belakang pendidikan atau kekurangan kompetensi dan keterampilan yang memadai serta dibutuhkan oleh pekerjaan tertentu.
Banyak pekerjaan yang mengukur jumlah uang sebagai upah atau gaji bukan hanya dari latar belakang pendidikan, tapi juga berdasar pada kompetensi yang kita miliki. Oleh karena itu, jika kita tidak berminat untuk menambah latar belakang pendidikan formal kita, cobalah untuk menguasi kompetensi tertentu sehingga menambah daya saing kita terhadap kompensasi yang didapatkan. Perlahan tapi pasti, uang akan lebih banyak kita miliki dan kita memiliki lebih banyak pilihan untuk menikmati waktu.
Memiliki waktu tapi tidak memiliki uang
Kita memiliki banyak waktu tapi tidak memiliki cukup uang untuk menikmatinya. Biasanya kita banyak berkhayal tanpa tahu apakah khayalan kita bisa diwujudkan. Jika kita berada pada situasi ini, maka tenang saja, karena kita merupakan gambaran dari banyak orang di Indonesia. Jika waktu kita banyak, tapi kita tidak produktif menghasilkan uang, maka kita harus mengendalikan diri untuk tetap berpikir dan bertindak positif.
Jika kita berada pada posisi ini, cobalah menekuni profesi tertentu yang tidak membutuhkan waktu tetap untuk bekerja. Banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja paruh waktu yang tidak terikat sebagai karyawan. Kita hanya harus memiliki kemampuan tertentu yang dibutuhkan perusahaan dan membuat kita menjadi profesional. Profesionalisme bisa menambah penghasilan kita.
Jika kita mau terjun langsung sebagai entrepreneur, itu pilihan lebih bagus lagi. Karena kita bisa memanfaatkan waktu luang kita untuk memilih jenis usaha mana yang cocok untuk kita. Jika uang menjadi penghambatnya, maka yang perlu kita lakukan adalah meyakinkan orang yang memiliki uang untuk membantu usaha kita. Kita tidak bisa membayar orang lain untuk mempercayai kita. Kita hanya melakukan usaha meyakinkan gagasan usaha kita memberikan keuntungan secara finansial kepada orang yang dimintai bantuan.
Tidak memiliki waktu tapi memiliki uang
Kita sibuk sekali dan tidak sempat untuk menikmati uang. Kita terlalu ditelan kesibukan, sehingga tidak sadar kalau kita hidup bukan hanya untuk menghasilkan uang, tapi menghasilkan uang untuk menikmati hidup. Kondisi ini dimiliki oleh para pemilik usaha yang sangat tergantung dengan keberadaan pemiliknya. Usahanya tidak bisa ditinggalkan dan akan bangkrut jika tidak melibatkan pemiliknya. Pemilik toko kecil yang harus terus diawasi, pemilik salon yang belum memiliki anak buah yang kompeten, dan sebagainya.
Para pemiliki usaha seperti pertanian dan perkebunan di desa-desa banyak yang sibuk sekali sehingga tidak memiliki waktu akan tetapi terkaget-kaget dengan uang yang dimilikinya, sehingga tidak bijak dalam menghabiskan uangnya. Banyak yang kemudian membeli barang-barang yang konsumtif dan uangnya tidak bisa menunjang kehidupan jangka panjang.
Memiliki waktu dan memiliki uang
Kita memiliki banyak waktu luang dan memiliki banyak uang. Kondisi ini ideal dan kemungkinan besar dimiiki oleh seorang entrepreneur. Entrepreneur tahu kualitas dari waktu dan bagaimana menikmatinya. Entrepreneur juga tahu bagaimana kualitas dan kemampuan uang sehingga mampu menjadikannya sebagai alat untuk menikmati waktu luangnya.
Waktu berhubungan dengan keinginan dan uang berhubungan dengan kemampuan. Keduanya harus kita kelola dengan benar. Karena jika kita salah, waktu tidak bisa kita beli dengan uang berapa pun. Karena waktu berjalan linear, lurus dan tidak kembali. Kita harus mengelola uang untuk mewujudkan keinginan kita dan menikmati waktu dalam prosesnya. Apakah itu uang kita atau uang orang lain, itu masalah berikutnya.
Kita membutuhkan kepintaran untuk ’menghitung’ waktu yang kita habiskan dan uang yang kita hasilkan. Tapi kita butuh kecerdasan untuk menghabiskannya dengan tepat sehingga menghasilkan keuntungan dan kehidupan yang berkualitas.
Kombinasi antara uang dan waktu ini, membuat kita bisa menghargai apa yang kita peroleh dan apa yang tidak kita peroleh. Uang bisa diciptakan, tapi waktu hanya datang sekali saja, ketika sudah pergi, pasti tidak akan kembali. Kita harus bisa memiliki dan menikmati uang dan waktu.
Jika kita mengelola waktu dan uang dengan cerdas, maka kita bisa menikmati uang dengan waktu kita dan kita bisa menikmati waktu dengan uang kita.
Tidak memiliki waktu dan tidak memiliki uang
Kita sibuk dengan kegiatan tapi sebenarnya tidak menghasilkan dan memiliki uang. Karena uang itu pada hakikatnya milik orang lain, bisa milik supir kendaraan umum, warung makan di kantor kita dan sebagainya.
Kondisi ini dimiliki oleh buruh atau pegawai kecil yang penghasilannya sangat pas-pasan. Bekerja sangat keras untuk menghasilkan uang yang tidak mencukupi. Pada akhirnya, hidupnya berada dalam tekanan dan kesulitan. Secara mental, orang yang berada pada kondisi ini akan lebih banyak tergantung pada kebaikan orang lain untuk memperbaiki kehidupan finansialnya.
Jangan salahkan orang lain yang menjadi penyebab keberadaan kita berada pada kondisi ini. Kita berada di sini biasanya dikarenakan latar belakang pendidikan atau kekurangan kompetensi dan keterampilan yang memadai serta dibutuhkan oleh pekerjaan tertentu.
Banyak pekerjaan yang mengukur jumlah uang sebagai upah atau gaji bukan hanya dari latar belakang pendidikan, tapi juga berdasar pada kompetensi yang kita miliki. Oleh karena itu, jika kita tidak berminat untuk menambah latar belakang pendidikan formal kita, cobalah untuk menguasi kompetensi tertentu sehingga menambah daya saing kita terhadap kompensasi yang didapatkan. Perlahan tapi pasti, uang akan lebih banyak kita miliki dan kita memiliki lebih banyak pilihan untuk menikmati waktu.
Memiliki waktu tapi tidak memiliki uang
Kita memiliki banyak waktu tapi tidak memiliki cukup uang untuk menikmatinya. Biasanya kita banyak berkhayal tanpa tahu apakah khayalan kita bisa diwujudkan. Jika kita berada pada situasi ini, maka tenang saja, karena kita merupakan gambaran dari banyak orang di Indonesia. Jika waktu kita banyak, tapi kita tidak produktif menghasilkan uang, maka kita harus mengendalikan diri untuk tetap berpikir dan bertindak positif.
Jika kita berada pada posisi ini, cobalah menekuni profesi tertentu yang tidak membutuhkan waktu tetap untuk bekerja. Banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja paruh waktu yang tidak terikat sebagai karyawan. Kita hanya harus memiliki kemampuan tertentu yang dibutuhkan perusahaan dan membuat kita menjadi profesional. Profesionalisme bisa menambah penghasilan kita.
Jika kita mau terjun langsung sebagai entrepreneur, itu pilihan lebih bagus lagi. Karena kita bisa memanfaatkan waktu luang kita untuk memilih jenis usaha mana yang cocok untuk kita. Jika uang menjadi penghambatnya, maka yang perlu kita lakukan adalah meyakinkan orang yang memiliki uang untuk membantu usaha kita. Kita tidak bisa membayar orang lain untuk mempercayai kita. Kita hanya melakukan usaha meyakinkan gagasan usaha kita memberikan keuntungan secara finansial kepada orang yang dimintai bantuan.
Tidak memiliki waktu tapi memiliki uang
Kita sibuk sekali dan tidak sempat untuk menikmati uang. Kita terlalu ditelan kesibukan, sehingga tidak sadar kalau kita hidup bukan hanya untuk menghasilkan uang, tapi menghasilkan uang untuk menikmati hidup. Kondisi ini dimiliki oleh para pemilik usaha yang sangat tergantung dengan keberadaan pemiliknya. Usahanya tidak bisa ditinggalkan dan akan bangkrut jika tidak melibatkan pemiliknya. Pemilik toko kecil yang harus terus diawasi, pemilik salon yang belum memiliki anak buah yang kompeten, dan sebagainya.
Para pemiliki usaha seperti pertanian dan perkebunan di desa-desa banyak yang sibuk sekali sehingga tidak memiliki waktu akan tetapi terkaget-kaget dengan uang yang dimilikinya, sehingga tidak bijak dalam menghabiskan uangnya. Banyak yang kemudian membeli barang-barang yang konsumtif dan uangnya tidak bisa menunjang kehidupan jangka panjang.
Memiliki waktu dan memiliki uang
Kita memiliki banyak waktu luang dan memiliki banyak uang. Kondisi ini ideal dan kemungkinan besar dimiiki oleh seorang entrepreneur. Entrepreneur tahu kualitas dari waktu dan bagaimana menikmatinya. Entrepreneur juga tahu bagaimana kualitas dan kemampuan uang sehingga mampu menjadikannya sebagai alat untuk menikmati waktu luangnya.
Waktu berhubungan dengan keinginan dan uang berhubungan dengan kemampuan. Keduanya harus kita kelola dengan benar. Karena jika kita salah, waktu tidak bisa kita beli dengan uang berapa pun. Karena waktu berjalan linear, lurus dan tidak kembali. Kita harus mengelola uang untuk mewujudkan keinginan kita dan menikmati waktu dalam prosesnya. Apakah itu uang kita atau uang orang lain, itu masalah berikutnya.
Kita membutuhkan kepintaran untuk ’menghitung’ waktu yang kita habiskan dan uang yang kita hasilkan. Tapi kita butuh kecerdasan untuk menghabiskannya dengan tepat sehingga menghasilkan keuntungan dan kehidupan yang berkualitas.
Kombinasi antara uang dan waktu ini, membuat kita bisa menghargai apa yang kita peroleh dan apa yang tidak kita peroleh. Uang bisa diciptakan, tapi waktu hanya datang sekali saja, ketika sudah pergi, pasti tidak akan kembali. Kita harus bisa memiliki dan menikmati uang dan waktu.
Jika kita mengelola waktu dan uang dengan cerdas, maka kita bisa menikmati uang dengan waktu kita dan kita bisa menikmati waktu dengan uang kita.