Selamat Jalan, Sahabat!
Posted: Kamis, 21 Mei 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Life
0

Kita baru akan merasakan bahwa mereka ada, ketika mereka meninggalkan kita ...
Kemarin sore, ketika badan ini terasa lelah dan mencoba untuk beristirahat dari penatnya pekerjaan, saya mendapatkan sebuah pesan singkat dari seorang sahabat credit union di Magelang. Dia memberitahukan sebuah berita duka. Sahabat kami, Dyah, yang pernah berkarya di CU Makmur Magelang, meninggal dunia pagi hari kemarin.
Ketika keterkejutan ini belum hilang. Ketika bayangan akan Mba Dyah masih jelas di benak saya, saya masih sempat mengirimkan pesan singkat akan berita ini kepada sahabat saya yang lain, untuk memohonkan doa. Tidak berselang lama, sahabat tadi membalas pesan saya. Pesan yang semakin membuat saya merasa kehilangan dan sakit. Tanpa terasa saya meneteskan air mata. Ya, saya menangis. Sahabat saya mengirimkan pesan yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Satu bulan lalu, sahabat saya di Malang, Mas Handy, karyawan CU Setaman Malang, ternyata sudah dipanggil Tuhan.
Sedih, gundah, perih, dan semua rasa ini menjadi satu. Dalam diam, hati dan pikir ini membawa kenangan bersama mereka berdua.
Saya masih ingat betul akan kedua sahabat yang saya cintai ini. Mba Dyah, dengan gayanya yang seperti anak laki-laki, adalah sosok yang pantang menyerah, gesit dan cenderung lincah untuk ukuran tubuhnya yang subur, pintar, dan selalu mau belajar. Satu hal yang saya tidak akan pernah lupa, adalah keramahannya. Dia menganggap semua orang di sekitarnya adalah saudara baginya. Sungguh sosok yang tidak tergantikan sebagai seorang sahabat. Suatu kebanggaan pernah berkarya bersama wanita seperti Mba Dyah.
Mas Handy ... terakhir dia tidur satu kamar dengan saya, dalam sebuah pelatihan di Malang, Oktober 2008. Saya tidak terlalu mengenalnya lebih jauh, tapi dari beberapa kali pertemuan dengannya, saya menemukan sosok yang luar biasa. Dia seorang pekerja keras, ramah, lincah, dan mau belajar. Tidak jauh berbeda dengan Mba Dyah, dia adalah sahabat yang luar biasa. Saya masih ingat apa yang menjadi cita-citanya, yang sempat disampaikan kepada saya pada pertemuan terakhir itu. Dia ingin menjadikan internet sebagai sarana komunikasi dan marketing yang dahsyat bagi credit union.
Hari ini, saya belajar banyak dari mereka. Mereka dalam segala keterbatasan dan kelebihan hidupnya, mau berkarya bagi orang lain lewat credit union. Sosok pembelajar yang tidak mengenal lelah, tidak pernah mengeluh, selalu ceria. Seakan kebahagiaan orang lain menjadi kebahagiaan baginya. Mungkin inilah sebab kenapa selama mengenal mereka, mereka tidak pernah mengecewakan saya.
Mba Dyah dan Mas Handy ... kalian mengajarkan pada saya, apa itu cinta, apa itu berbagi, dan apa itu karya dalam credit union. Saya bangga pernah mengenal kalian. Karya, impian, dan idealisme kalian, akan tetap terjaga dan saya berjanji mewujudkannya.
Terima kasih, sahabat. Kami mencintai dan akan terus merindukan kalian ...
... aku tidak pernah menangisi perpisahan maupun pertemuan.
Karena aku telah merasakan bagaimana menjadi sahabat kalian,
dan karena kalian telah ada dalam hati ini ...
Selamat jalan, Sahabat!