Kegagalan adalah Ibu Kandung Kesuksesan
Posted: Kamis, 12 Maret 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Life
0
Dalam mengembangkan usaha bisnis ataupun dalam perjuangan mencapai puncak karir, adalah hal yang wajar jika kita berharap semua bisa berjalan lancar tanpa hambatan dan kesulitan yang berarti. Namun, kenyataan tak selalu sama dengan apa yang diharapkan. Karena itu, dalam proses perjuangan tersebut, tidak jarang kita dihadapkan dalam kondisi sulit yang tidak muncul hanya sekali. Bahkan, kadang kita merasa halangan dan tantangan, tiada henti datang silih berganti!
Pada saat kondisi sulit menghadang, perlu kita tanamkan sebuah keyakinan, yakni bahwa saat sebuah kesulitan mampi kita atasi, bersamaan dengan itu pula akan muncul kesempatan baru yang memungkinkan kita melanjutkan perjuangan mencapai kesuksesan. Perlu kita perkuat keyakinan dalam diri bahwa setiap momen negatif yang muncul pasti diiringi dengan masa pembelajaran yang positif untuk mengantarkan kita mencapai sukses dan kebahagiaan yang sebenarnya.
Tetapi, dalam kenyataan yang sering terjadi, saat kita dihadapkan pada kesulitan, rintangan, kesalahan, dan problematika yang bermunculan, fighting spirit atau daya juang kita menjadi turun, rapuh, dan mudah runtuh. Semuanya menjadi terasa sangat berat sehingga membebani mental dan pikiran kita. Bahkan tidak jarang, jika itu yang kita alami, akan membuat diri merasa gagal, frustasi, depresi, putus asa, hingga menganggap ini semua merupakan suratan nasib yang memang harus dialami. Ujung-ujungnya, kita hanya akan menjadi pribadi yang mudah mengeluh dan menyerah.
Mengapa kita cepat merasa gagal? Mengapa kita mudah menyerah? Apa yang sebenarnya membuat diri kita rapuh dan lemah semangat? Perasaan tersebut, sebenarnya adalah akibat dari hasil pikiran atau kesadaran tentang proses perjuangan hidup yang belum matang. Kita belum mampu memahami dan menggali arti di balik ujian dan cobaan yang menghadang.
Padahal, jangkan cuma kesulitan yang menghadang, tantangan paling berat sekalipun sebenarnya justru akan mengantarkan kita pada kesuksesan. Ini sejalan dengan pepatah Tiongkok, sek pai she jenkung ce mu, kegagalan adalah ibu kandung dari kesuksesan.
Berkaca dari kalimat bijak tersebut, kita perlu menyadari bahwa kesulitan, kegagalan memang telah menjadi bagian dari dinamika kehidupan. Setiap kegagalan pasti akan membawa hikmah yang sepadan. Bahkan sebenarnya, kesuksesan sejati adalah kritalisasi dari berbagai macam kesulitan dan kegagalan yang mampu kita atasi.
Untuk itulah dalam kehidupan ini, kita dituntut memiliki keuletan ekstra. Keuletan di sini berarti tidak sekadar sabar, bertahan, apatis, pasif, atau bahkan pasrah. Melainkan, keuletan ekstra adalah bentuk keuletan yang di dalamnya terkandung sikap antusias, proaktif, gigih, tegar, dan berani untuk beraksi dan berjuang terus menerus tanpa henti demi mencapai cita-cita diri. Kekayaan mental harus terus dipupuk dan sikap pantang menyerah dikembangkan sebagai bentuk kekuatan untuk menggapai kesuksesan.
Sikap mental keuletan ekstra di atas perlu kita praktikkan dalam setiap tantangan yang muncul. Dan, jika kemudian hal tersebut mampu menjadi kebiasaan di kehidupan kita, maka kita akan sadar bahwa hanya melalui kelemahan, kesulitan, kesalahan, dan juga kegagalan, barulah kita mempunyai kesempatan untuk mematangkan mental dan menjadi dewasa dalam kehidupan. Itulah yang kita sebut sebagai proses belajar dalam arti yang sebenarnya.
Sahabat sekalian.
Dalam perjalanan panjang hidup ini, saya sendiri telah kenyang mengunyah kesulitan dan kegagalan. Dari proses itu, saya telah menganggap semua itu sebagai vitamin dan suplemen kesuksesan.
Tiap orang yang sukses tidak mungkin terbebas dari kegagalan. Tidak ada kesuksesan sejati yang bisa berdiri tegak tanpa kemampuan mengatasi semua halangan dan rintangan.
Kegagalan dan kesuksesan adalah dua sisi keping mata uang yang namanya kehidupan. Ketika kita mengalami kegagalan, saat yang sama kita diberikan kesempatan untuk belajar mengejar kesuksesan.
HAVE A NICE LIFE
Pada saat kondisi sulit menghadang, perlu kita tanamkan sebuah keyakinan, yakni bahwa saat sebuah kesulitan mampi kita atasi, bersamaan dengan itu pula akan muncul kesempatan baru yang memungkinkan kita melanjutkan perjuangan mencapai kesuksesan. Perlu kita perkuat keyakinan dalam diri bahwa setiap momen negatif yang muncul pasti diiringi dengan masa pembelajaran yang positif untuk mengantarkan kita mencapai sukses dan kebahagiaan yang sebenarnya.
Tetapi, dalam kenyataan yang sering terjadi, saat kita dihadapkan pada kesulitan, rintangan, kesalahan, dan problematika yang bermunculan, fighting spirit atau daya juang kita menjadi turun, rapuh, dan mudah runtuh. Semuanya menjadi terasa sangat berat sehingga membebani mental dan pikiran kita. Bahkan tidak jarang, jika itu yang kita alami, akan membuat diri merasa gagal, frustasi, depresi, putus asa, hingga menganggap ini semua merupakan suratan nasib yang memang harus dialami. Ujung-ujungnya, kita hanya akan menjadi pribadi yang mudah mengeluh dan menyerah.
Mengapa kita cepat merasa gagal? Mengapa kita mudah menyerah? Apa yang sebenarnya membuat diri kita rapuh dan lemah semangat? Perasaan tersebut, sebenarnya adalah akibat dari hasil pikiran atau kesadaran tentang proses perjuangan hidup yang belum matang. Kita belum mampu memahami dan menggali arti di balik ujian dan cobaan yang menghadang.
Padahal, jangkan cuma kesulitan yang menghadang, tantangan paling berat sekalipun sebenarnya justru akan mengantarkan kita pada kesuksesan. Ini sejalan dengan pepatah Tiongkok, sek pai she jenkung ce mu, kegagalan adalah ibu kandung dari kesuksesan.
Berkaca dari kalimat bijak tersebut, kita perlu menyadari bahwa kesulitan, kegagalan memang telah menjadi bagian dari dinamika kehidupan. Setiap kegagalan pasti akan membawa hikmah yang sepadan. Bahkan sebenarnya, kesuksesan sejati adalah kritalisasi dari berbagai macam kesulitan dan kegagalan yang mampu kita atasi.
Untuk itulah dalam kehidupan ini, kita dituntut memiliki keuletan ekstra. Keuletan di sini berarti tidak sekadar sabar, bertahan, apatis, pasif, atau bahkan pasrah. Melainkan, keuletan ekstra adalah bentuk keuletan yang di dalamnya terkandung sikap antusias, proaktif, gigih, tegar, dan berani untuk beraksi dan berjuang terus menerus tanpa henti demi mencapai cita-cita diri. Kekayaan mental harus terus dipupuk dan sikap pantang menyerah dikembangkan sebagai bentuk kekuatan untuk menggapai kesuksesan.
Sikap mental keuletan ekstra di atas perlu kita praktikkan dalam setiap tantangan yang muncul. Dan, jika kemudian hal tersebut mampu menjadi kebiasaan di kehidupan kita, maka kita akan sadar bahwa hanya melalui kelemahan, kesulitan, kesalahan, dan juga kegagalan, barulah kita mempunyai kesempatan untuk mematangkan mental dan menjadi dewasa dalam kehidupan. Itulah yang kita sebut sebagai proses belajar dalam arti yang sebenarnya.
Sahabat sekalian.
Dalam perjalanan panjang hidup ini, saya sendiri telah kenyang mengunyah kesulitan dan kegagalan. Dari proses itu, saya telah menganggap semua itu sebagai vitamin dan suplemen kesuksesan.
Tiap orang yang sukses tidak mungkin terbebas dari kegagalan. Tidak ada kesuksesan sejati yang bisa berdiri tegak tanpa kemampuan mengatasi semua halangan dan rintangan.
Kegagalan dan kesuksesan adalah dua sisi keping mata uang yang namanya kehidupan. Ketika kita mengalami kegagalan, saat yang sama kita diberikan kesempatan untuk belajar mengejar kesuksesan.
HAVE A NICE LIFE