0
Keep your love!!
Selepas joging mengelilingi kompleks tempat tinggalnya, Andy mengeluarkan mobilnya yang baru dari garasi. Sebuah sedan sporty buatan Eropa yang sejak lama diidam-idamkan. Beberapa saat kemudian ia masuk rumah untuk ganti pakaian. Alangkah kagetnya ketika keluar lagi, tampak Teddy anaknya yang baru lima tahun, asyik mencorat-coret bodi mobil itu dengan penggaris. Mobil yang mulus itu pun baret-baret. Melihat itu, Andy kehilangan akal sehatnya. Tangan si kecil dipukul berkali-kali dengan penggaris yang ada.
Minggu yang cerah seketika berubah jadi neraka bagi keluarga muda ini. Sang bocah menjerit-jerit kesakitan mendapat hukuman dari ayahnya. Sang mama yang lagi asyik di dapur tergopoh-gopoh ke depan, histeris melihat tangan Teddy berlumuran darah. Sementara sang ayah terlihat bengong tak menyadari apa yang sudah terjadi.
Singkat cerita, Teddy lalu dibawa ke rumah sakit. Meski dokter berusaha semaksimal mungkin mengobati jari si bocah, akhirnya gagal sehingga jari itu harus diamputasi.
Setelah siuman dari operasi, Teddy akhirnya melihat jari telunjuknya tak tampak. Wajahnya yang tanpa dosa menatap sang ayah di sisi tempat tidurnya, 'Yah, maafkan Teddy, ya soal mobil itu', ujarnya lirih, 'Tapi kapan ya Yah, jari Teddy tumbuh lagi?'
Menyaksikan anak yang dicintainya merintih seperti itu, hati Andy terasa diremas pilu. Digayuti perasaan bersalah, ia sampai menderita depresi berat.
Terlalu sering kita gagal menyadari perbedaan antara orang dan tindakannya. Manusia bisa salah. Namun tindakan yang kita lakukan dalam kemarahan akan menghantui hidup selamanya.
Itu tentang kemarahan. Hampir sama sebenarnya dengan berbagai hal yang masih sering kita lakukan, yang sebenarnya sebagai bentuk dari pelampiasan penyesalan kita akan sebuah kesalahan. Bagaimana kita kemudian mau menghargai dan mencintai sesama yang tidak mampu, hanya karena kita telah terbentur oleh ketidakmampuan itu sendiri. Bagaimana kita sering kemudian berusaha mencintai dan menghargai orang-orang di sekitar kita, setelah kita terlambat 'menghargai' orang-orang yang kita sayangi di sekitar kita, seperti orang tua, sahabat, anak, istri atau suami dan sebagainya.
Austin O'Malley, seorang doketr ahli kejiwaan AS yang tersohor dengan bukunya Keystones of Thought, pernah mengatakan, 'Jikalau bergaul dengan anak-anak, janganlah sampai kehilangan akal sehat. Duduklah di lantai bersama mereka. Anak-anak dilahirkan tidak hanya untuk kita didik dan besarkan, melainkan juga untuk mendidik dan menguji kia sebagai orang tua'
Seringkali kita sangat berharap dicintai, dihargai dan dibanggakan oleh anak-anak kita, sementara kita tidak pernah menyiapkan 'rumah cinta' itu sendiri. Apa yang anak-anak berikan kepada kita, adalah gambaran apa yang kita berikan kepada orang tua dan orang-orang di sekitar kita.
Mobil rusak bisa diperbaiki, tapi tulang patah dan hati yang terluka sulit disembuhkan. So, berikan hati kita untuk mereka yang kita cintai...