0
Sabtu lalu, di sebuah statiun televisi ditayangkan sebuah film yang sebenarnya sudah kesekian kali saya lihat, namun entah mengapa saya tidak pernah bosan. The Last Samurai. Ya, film yang dibintangi oleh Tom Cruise itu benar-benar mencuri hati saya untuk tetap setia menontonnya. Banyak inspirasi dan pembelajaran yang saya dapatkan dari film itu.
Seperti tiada henti, setiap dialog, adegan, atau apapun tentang film itu selalu saja memberi inspirasi yang luar biasa bagi hidup kita. Seperti yang saya rasa, ketika menonton Sabtu malam lalu ...
Dalam sebuah adegan, ketika Tom Cruise yang berperan sebagai Kapten Augen, ditawan oleh kelompok Samurai, dan sedang berlatih bela diri menggunakan samurai, senjata khas Jepang. Dia berkali-kali kena pukul dan kalah. Kemudian salah satu tokoh lainnya, berujar singkat padanya... 'Too many mind!'
Wow, luar biasa!
Sadar atau tidak, kita yang setiap hari bergumul dengan rutinitas kerja yang semakin hari juga semakin menjauhkan kita dari pribadi yang utuh, namun mendekatkan kita pada pribadi yang terberai entah menjadi berapa, telah lupa bagaimana menjadi pribadi yang fokus.
Kita kadang terlalu sibuk mengharapkan orang lain atau komunitas atau suasana kerja di sekitar kita untuk berubah, tapi kita sendiri tidak melakukan atau memulai perubahan itu sendiri.
Kita kadang terlalu asyik membicarakan dan akhirnya memikirkan masalah orang lain, sampai akhirnya kita sendiri mengabaikan atau lupa masalah yang mesti kita selesaikan sendiri.
Kita kadang terlalu banyak mencaritahu tentang segala hal mengenai pesaing bisnis kita, sementara di saat yang sama kita sendiri lupa melihat dan mengevaluasi diri kita sendiri.
Kita kadang terlalu banyak memikirkan hal-hal lain yang bukan menjadi prioritas kita, hingga akhirnya apa yang menjadi prioritas kita menjadi kabur dan akhirnya bias.
Kita kadang terlalu banyak memikirkan bagaimana reaksi orang lain, bagaimana membahagiakan orang lain yang begitu banyak berharap pada kita, sampai akhirnya kita lupa membahagiakan dan memaknai hidup kita sendiri.
Bukan untuk sebuah egoisme pribadi. Namun lebih pada bagaimana kita bisa mengenali diri, dan kemudian mengendalikan diri kita sendiri hingga kita mampu memberikan yang terbaik yang kita miliki.
Samurai mengajarkan kita bagaimana menjadi seorang ksatria, menjadi seorang yang mampu fokus dengan diri, pikiran, dan suara hati kita. Ketenangan, konsentrasi, dan fokus menjadi kunci pengendalian diri (mengalahkan diri kita sendiri).
Bayangkan, jika setiap bagian atau lini di tempat kerja kita berfokus pada pekerjaan masing-masing, berfokus pada bagaimana memberikan yang terbaik dari karya mereka. Tentu yang muncul adalah hasil yang luar biasa.
Bayangkan, jika setiap kita, insan credit union, berfokus pada bagaimana berbagi dengan orang lain. Tentu tidak ada ambisi, kebutuhan akan popularitas, iri hati, dan sebagainya. Yang muncul kemudian adalah keindahan dalam sebuah kebersamaan.
Augren, akhirnya mampu mengendalikan diri, pikiran, dan hatinya. Bahkan di akhir cerita, bagi saya dia lebih Jepang dibandingkan orang Jepang. Lebih Shogun dibandingkan Shogun Jepang.
Nilai hidup begitu banyak hadir di sekitar kita. Itu adalah peluang kita untuk bertumbuh.
Hanya dengan fokus pada suara hati kita, maka kita akan mendengar sesuatu yang istimewa untuk kita jadikan sebagai inspirasi berkarya.
Hanya dengan fokus pada pikiran kita, maka kita akan mampu memikirkan yang terbaik bagi orang lain.
Hanya dengan fokus pada diri kita, maka kita akan mampu dengan tulus memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekitar kita.
Too many mind, friends ...
Seperti tiada henti, setiap dialog, adegan, atau apapun tentang film itu selalu saja memberi inspirasi yang luar biasa bagi hidup kita. Seperti yang saya rasa, ketika menonton Sabtu malam lalu ...
Dalam sebuah adegan, ketika Tom Cruise yang berperan sebagai Kapten Augen, ditawan oleh kelompok Samurai, dan sedang berlatih bela diri menggunakan samurai, senjata khas Jepang. Dia berkali-kali kena pukul dan kalah. Kemudian salah satu tokoh lainnya, berujar singkat padanya... 'Too many mind!'
Wow, luar biasa!
Sadar atau tidak, kita yang setiap hari bergumul dengan rutinitas kerja yang semakin hari juga semakin menjauhkan kita dari pribadi yang utuh, namun mendekatkan kita pada pribadi yang terberai entah menjadi berapa, telah lupa bagaimana menjadi pribadi yang fokus.
Kita kadang terlalu sibuk mengharapkan orang lain atau komunitas atau suasana kerja di sekitar kita untuk berubah, tapi kita sendiri tidak melakukan atau memulai perubahan itu sendiri.
Kita kadang terlalu asyik membicarakan dan akhirnya memikirkan masalah orang lain, sampai akhirnya kita sendiri mengabaikan atau lupa masalah yang mesti kita selesaikan sendiri.
Kita kadang terlalu banyak mencaritahu tentang segala hal mengenai pesaing bisnis kita, sementara di saat yang sama kita sendiri lupa melihat dan mengevaluasi diri kita sendiri.
Kita kadang terlalu banyak memikirkan hal-hal lain yang bukan menjadi prioritas kita, hingga akhirnya apa yang menjadi prioritas kita menjadi kabur dan akhirnya bias.
Kita kadang terlalu banyak memikirkan bagaimana reaksi orang lain, bagaimana membahagiakan orang lain yang begitu banyak berharap pada kita, sampai akhirnya kita lupa membahagiakan dan memaknai hidup kita sendiri.
Bukan untuk sebuah egoisme pribadi. Namun lebih pada bagaimana kita bisa mengenali diri, dan kemudian mengendalikan diri kita sendiri hingga kita mampu memberikan yang terbaik yang kita miliki.
Samurai mengajarkan kita bagaimana menjadi seorang ksatria, menjadi seorang yang mampu fokus dengan diri, pikiran, dan suara hati kita. Ketenangan, konsentrasi, dan fokus menjadi kunci pengendalian diri (mengalahkan diri kita sendiri).
Bayangkan, jika setiap bagian atau lini di tempat kerja kita berfokus pada pekerjaan masing-masing, berfokus pada bagaimana memberikan yang terbaik dari karya mereka. Tentu yang muncul adalah hasil yang luar biasa.
Bayangkan, jika setiap kita, insan credit union, berfokus pada bagaimana berbagi dengan orang lain. Tentu tidak ada ambisi, kebutuhan akan popularitas, iri hati, dan sebagainya. Yang muncul kemudian adalah keindahan dalam sebuah kebersamaan.
Augren, akhirnya mampu mengendalikan diri, pikiran, dan hatinya. Bahkan di akhir cerita, bagi saya dia lebih Jepang dibandingkan orang Jepang. Lebih Shogun dibandingkan Shogun Jepang.
Nilai hidup begitu banyak hadir di sekitar kita. Itu adalah peluang kita untuk bertumbuh.
Hanya dengan fokus pada suara hati kita, maka kita akan mendengar sesuatu yang istimewa untuk kita jadikan sebagai inspirasi berkarya.
Hanya dengan fokus pada pikiran kita, maka kita akan mampu memikirkan yang terbaik bagi orang lain.
Hanya dengan fokus pada diri kita, maka kita akan mampu dengan tulus memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekitar kita.
Too many mind, friends ...