Excellent People Excellent Business
Posted: Senin, 16 Februari 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Management
0
Transformasi credit union sangat dipengaruhi oleh kemampuan human capital. Dengan pengembangan excellence human capital, paling tidak human capital credit union mampu menjalankan excellence business.
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pembukaannya di buku Excellent People, Excellent Business, menegaskan bahwa kemampuan aset manusia yang dimiliki oleh BUMN sangatlah besar untuk dikembangkan, dan diyakini mampu menghasilkan kinerja prima melalui pengembangan human capital yang berbasis kepada keunikan lokal Indonesia, yang dipercaya dapat menjadi pemicu kinerja excellent. Bagi saya ini menarik bila ‘ditransfomasikan’ pada credit union. Sekarang ini saat yang tepat bagi credit union untuk melakukan transformasi. Hilir dan hulunya adalah human capital ini. Kita punya begitu banyak keunggulan untuk melancarkan proses transformasi ini. bekerja sama, talenta gotong royong, mudah diajak kerja mungkin dapat digali lebih dalam dan ditambah dengan kejujuran, untuk benar-benar menjadi kekuatan human capital Indonesia.
Jujur saya sangat berharap, akan peran human capital dalam memajukan credit union, sehingga terwujud credit union yang world class company. Namun mimpi itu akan terwujud, apabila credit union mampu melakukan penataan kembali sistem pengelolaan dan pembinaan human capital yang ada di dalamnya selama ini.
Kita semua berharap agar credit union tidak sekadar menjadi kampiun di daerah-daerah tertentu. Tapi credit union dengan total aset yang sedemikian besar, mampu menjadi pemain dunia, yang didasarkan pada penggalian potensi-potensi human capital, yang berubah fungsinya. Tidak saja jadi alat, namun menjadi modal utama dalam mewujudkan tujuan perusahaan, dan ke depan human capital bisa menjadi andalan dalam penentuan daya saing credit union. Namun credit union harus mempunyai standarisasi kompetensi sumber daya manusia yang tepat terlebih dahulu.
Seperti yang dikatakan Pakar Manajemen Indonesia, Rhenald Kasali, bahwa harta perusahaan sesungguhnya bukan people, melainkan the right people. Mereka inilah yang menjadi motor penggerak, membawa perusahaan fit dengan beradaptasi menavigasi perusahaan ke masa depan. Diakui juga, dengan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki, selama ini credit union telah memegang peranan penting dalam sektor perekonomian. Kontribusi credit union kepada negara memang masih sangat kecil, namun emotional dan functional benefit yang dirasakan dan diterima masyarakat bisa dijadikan acuan. Dan yang perlu diperhatikan dan dipahami, kontribusi yang ‘kecil’ kepada negara, jangan diukur dari besarnya devide dan pajak kepada negara, namun demikian besar peran credit union dalam mengurangi tingkat pengangguran dan penciptaan lapangan kerja.
Di tengah kiprahnya itu, credit union menghadapi berbagai tantangan berat, terutama tingkat persaingan bisnis yang demikian ketat. Oleh karena itu, peningkatan value menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi credit union guna menghadapi persaingan global. Salah satu fondasi peningkatan credit union tersebut adalah perubahan sistem manajemen human capital credit union.
Keragaman SDM
Setiap credit union memiliki core bisnis dan sumber daya manusia yang berbeda. Dengan demikian kebijakan dalam pengelolaan sumber daya manusianya juga jelas berbeda. Namun secara umum pengembangan human capital credit union agar menjadi pengelola credit union yang prima, profesional dan kompetitif, masih kurang mendapat perhatian. Selama ini kebijakan bisnis lebih mengarah kepada pencapaian profit di akhir tahun atau periode tertentu. Akibatnya, seringkali muncul Surat Keputusan yang tidak responsif terhadap kebutuhan organisasi dan arus human capital pun kerapkali tidak selancar yang diharapkan. Bahkan ada begitu banyak credit union yang belum memiliki perencanaan karir yang baik dan belum menyiapkan human capital dalam mengisi jabatan pada jenjang-jenjang yang ada.
Terhadap hal ini memang masih perlu mendapat perhatian serius. Mengingat populasi generasi muda di credit union yang relatif cukup besar. Apalagi sejumlah credit union juga masih harus menghadapi soal tuntutan karir, dimana kesempatan untuk mencapai jabatan tertinggi sangat sempit dan memiliki kriteria yang sangat sulit. Maka sebagai akibatnya, ada kemungkinan terjadi hambatan pada jenjang karir tertentu yang cukup lama dan bisa mengurangi motivasi kerja.
Tingkat kompetensi pun memiliki standar ukuran yang sama, sehingga tingkat efisiensi antar credit union berbeda-beda. Namun di sisi lain, kelebihan tenaga kerja juga sangat sulit dikurangi. Di samping itu, kebijakan yang menyangkut penerimaan hingga masa pensiun, umumnya masih bermasalah. Belum semua credit union melakukan pengelolaan pensiun serta ‘purnakarya’-nya melalui sistem yang sama dan terintegrasi. Sementara itu masalah rekrutmen di credit union juga seringkali tidak memiliki ketegasan dan profesionalitas. Apakah mencari tenaga berpengalaman atau tenaga fresh graduate, sehingga mudah dibentuk menjadi human capital yang handal, yang memiliki orientasi ke masa depan. Saat ini pun, pengembangan human capital berbasis kompetensi belum bisa dilaksanakan, mengingat belum semua credit union memiliki kesiapan untuk mengadopsinya. Contohnya program Access Branding atau yang kami tawarkan berupa Credit Union Certificate Program bagi peningkatan kompetensi dan skill manajemen.
Intinya masih banyak masalah human capital di credit union yang perlu mendapat perhatian. Mulai dari kebijakan rekrutmen dan seleksi, kebijakan pengembangan skill, pendidikan, pengembangan profesionalitas, remunerasi dan apresiasi, hingga penilaian prestasi.
Tuntutan Masa Depan
The right people, harapan insan credit union ke depannya. Dalam menuju ke arah itu, maka maping atau pemetaan human capital credit union harus didesain sejak awal. Mulai dari perekrutan, pendidikan, penempatan, penilaian kerja, hingga saat memasuki purnabhakti. Oleh karena itu, perlu ada perubahan pola pikir, pola pendidikan, dan upaya untuk memberikan coaching dan councelling bagi pengembangan potensi dan talenta sumber daya manusia yang dimiliki. Saatnya setiap kita, harus memiliki kejelian dan kepekaan dalam melihat aspek human capital itu secara menyeluruh.
Ingat, jumlah manusia dan ijazah terakhir, kini bukan lagi dijadikan indokator tentang potensi yang sesungguhnya. Kompetensi karyawan yang telah mendapatkan pelatihan dan pengalaman dengan jumlah yang cukup tidak lagi bisa diukur dengan ijazah formal yang dimilikinya. Tapi ada ukuran baru, yang menjadi ukuran human capital credit nion. Seperti hard and soft kompetensi, talenta, track record, experience, atau level kompetensi paling akhir. Nah, jika dalam memasarkan suatu brand ada baiknya kita melakukan marketing audit atau audit brand, maka dalam human capital ini ada baiknya kita juga menggunakan metode serupa, yaitu audit kompetensi karyawan. Tidak saja untuk mereka calon karyawan, namun juga bagi mereka yang telah bekerja bersama credit union. Kenapa? Karena kita perlu mengetahui sumber daya manusia yang mana yang masih bisa di-upgrade dan mana yang harus kita gantikan dengan the right people baru. Dengan cara ini, maka kita bisa menemukan excellent people untuk excellent business kita.
Seperti apa kira-kira gambaran the right people atau excellent people dalam sebuah perusahaan ini? Kira-kira yang bisa masuk dalam kategori ini, adalah mereka yang setidaknya memiliki tiga diantara empat kompetensi dan passion dari seorang excellent people. Keempat passion tersebut adalah passion for people (mampu memanusiakan manusia dimanapun ia berada), passion for knowledge (mempunyai keinginan untuk terus belajar, dan mencari berbagai pengetahuan, baik yang bersinggungan langsung dengan pekerjaannya maupun tidak). Kemudian passion for service (mampu menjadikan pelayanan sebagai calling atau panggilan jiwa, bukan sekadar tugas), dan terakhir passion for business, sebagai ‘efek’ dari ketiga passion yang telah dimilikinya. Dan perlu diingat, kita harus terus get, keep dan grow dengan the right people ini. Ini syarat mutlak jika ingin credit union bertransformasi dengan maksimal dan menuju arah yang tepat. ■