Public Relation Is Dead?
Posted: Minggu, 22 Maret 2009 by R. Anang Tinosaputra in Label: The Meaning of Management
0
Kalau orang seperti Richard Brewer-Hay bisa menjembatani perusahaan dengan setiap stakeholders di dalam maupun di luar perusahaan secara jujur, transparan, dan dilandasi trust.
Pertanyaannya kemudian: Lalu fungsi corporate PR mau dikemanakan?
Kita tahu selama ini fungsi public relation adalah membangun citra positif perusahaan: dengan ngomong positif ke wartawan dan media massa; dengan melakukan kegiatan-kegiatan corporate social responsibility; dengan menulis advertorial di sebanyak mungkin surat kabar mengenai perilaku baik perusahaan.
Namun celakanya, seringkali terjadi PR adalah layaknya salon kecantikan.
Fungsinya memoles wajah perusahaan dengan bedak dan gincu.
Agar yang jelek di dalam menjadi kinclong di luaran.
Agar yang busuk-busuk di dalam menjadi wangi di luaran.
Agar yang bopeng-bopeng jadi mulus bersinar.
Kalau orang PR masih menyikasi pekerjaannya seperti itu, ... maka bisa saya pastikan profesi PR bakal mati.
Kenapa?
Karena yang dibutuhkan bukanlah PR Manager, ... tapi Chief Blogger Officer - CBO, seperti Richard Brewer-Hay.
Pada akhirnya, profesi PR bakal menghadapi tantangan yang sangat pelik. (...tantangan pelik yang mengancam eksistensinya).
#1. PR harus memfasilitasi direct conversations dengan pelanggan dan stakeholders yang lain. Caranya, tidak bisa tidak, melalui dialog yang jujur, transparan, dan dilandasi trust.
#2. Konsumen dan stakeholders yang lain menuntut hubungan langsung dengan perusahaan dengan menggunakan Web 2.0 tools seperti blog, social networking, RSS, podcast, dan sebagainya sehingga dengan demikian peran profesi PR akan ter-by pass.
Don't Underestimate Social Media. Di tahun 2006 saja Wikipedia telah memproduksi 5 juta artikel dalam 229 bahasa; 200 ribu video di-upload di YouTube; iTunes telah mendaftar puluhan ribu podcasts; dan Technorati telah men-tracking lebih dari 50 juta blogs di jagat internet.
#3. Peran social networking akan demikian penting dalam menjadi keharmonisan perusahaan dengan konsumen dan stakeholders karena melalui social networking itulah opini-opini baik maupun buruk tercipta dan menyebar layaknya wabah. Dengan demikian sekali lagi, yang harus dilakukan oleh orang PR adalah masuk menjadi anggota komunitas Facebook, LinkedIn, Twitter, Plaxo, Dopplr, MyRagan, dan lain-lain untuk terjun dan terlibat langsung dalam conversations dengan mereka.
#4. Para blogger sudah menjadi bagian esensial dari hubungan perusahaan dengan stakeholders, dan orang PR harus membangun relationship dengan mereka mengingat mereka adalah corong influencer yang sangat powerful.
#5. Fenomena kemunculan citizen journalism menjadikan pekerjaan PR semakin sulit karena medium baru itu mampu membentuk opini yang begitu powerful dan punya akar rumput (grass root) yang kokoh di kalangan konsumen dan stakeholders. Ingat, 'suara mereka adalah suara Tuhan'.
Nah, credit union memang secara langsung jarang atau belum menggunakan PR, tapi sebenarnya saat inilah saat yang tepat bagi credit union untuk memaksimalkan PR sebagai social networking yang akan mengoptimalkan kelebihan dan keunggulan credit union, selain tentunya sebagai jembatan ampuh setiap brand activation credit union melalui credit union social responsibility.
So, build your public relation in credit union!
Pertanyaannya kemudian: Lalu fungsi corporate PR mau dikemanakan?
Kita tahu selama ini fungsi public relation adalah membangun citra positif perusahaan: dengan ngomong positif ke wartawan dan media massa; dengan melakukan kegiatan-kegiatan corporate social responsibility; dengan menulis advertorial di sebanyak mungkin surat kabar mengenai perilaku baik perusahaan.
Namun celakanya, seringkali terjadi PR adalah layaknya salon kecantikan.
Fungsinya memoles wajah perusahaan dengan bedak dan gincu.
Agar yang jelek di dalam menjadi kinclong di luaran.
Agar yang busuk-busuk di dalam menjadi wangi di luaran.
Agar yang bopeng-bopeng jadi mulus bersinar.
Kalau orang PR masih menyikasi pekerjaannya seperti itu, ... maka bisa saya pastikan profesi PR bakal mati.
Kenapa?
Karena yang dibutuhkan bukanlah PR Manager, ... tapi Chief Blogger Officer - CBO, seperti Richard Brewer-Hay.
Pada akhirnya, profesi PR bakal menghadapi tantangan yang sangat pelik. (...tantangan pelik yang mengancam eksistensinya).
#1. PR harus memfasilitasi direct conversations dengan pelanggan dan stakeholders yang lain. Caranya, tidak bisa tidak, melalui dialog yang jujur, transparan, dan dilandasi trust.
#2. Konsumen dan stakeholders yang lain menuntut hubungan langsung dengan perusahaan dengan menggunakan Web 2.0 tools seperti blog, social networking, RSS, podcast, dan sebagainya sehingga dengan demikian peran profesi PR akan ter-by pass.
Don't Underestimate Social Media. Di tahun 2006 saja Wikipedia telah memproduksi 5 juta artikel dalam 229 bahasa; 200 ribu video di-upload di YouTube; iTunes telah mendaftar puluhan ribu podcasts; dan Technorati telah men-tracking lebih dari 50 juta blogs di jagat internet.
#3. Peran social networking akan demikian penting dalam menjadi keharmonisan perusahaan dengan konsumen dan stakeholders karena melalui social networking itulah opini-opini baik maupun buruk tercipta dan menyebar layaknya wabah. Dengan demikian sekali lagi, yang harus dilakukan oleh orang PR adalah masuk menjadi anggota komunitas Facebook, LinkedIn, Twitter, Plaxo, Dopplr, MyRagan, dan lain-lain untuk terjun dan terlibat langsung dalam conversations dengan mereka.
#4. Para blogger sudah menjadi bagian esensial dari hubungan perusahaan dengan stakeholders, dan orang PR harus membangun relationship dengan mereka mengingat mereka adalah corong influencer yang sangat powerful.
#5. Fenomena kemunculan citizen journalism menjadikan pekerjaan PR semakin sulit karena medium baru itu mampu membentuk opini yang begitu powerful dan punya akar rumput (grass root) yang kokoh di kalangan konsumen dan stakeholders. Ingat, 'suara mereka adalah suara Tuhan'.
Nah, credit union memang secara langsung jarang atau belum menggunakan PR, tapi sebenarnya saat inilah saat yang tepat bagi credit union untuk memaksimalkan PR sebagai social networking yang akan mengoptimalkan kelebihan dan keunggulan credit union, selain tentunya sebagai jembatan ampuh setiap brand activation credit union melalui credit union social responsibility.
So, build your public relation in credit union!